Dientry oleh Tuti - 24 November, 2015 - 1913 klik
Tingkatkan Pengelolaan DAS Mikro, BPTKPDAS Lakukan FGD

Balitek DAS (Wonogiri, 24 November 2015), Dalam rangka peningkatan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Skala Mikro Naruan, Sub DAS Keduang, Balai Penelitian Teknologi Kehutanan Pengelolaan DAS (BPTKPDAS) Solo melakukan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dengan seluruh stakeholders di desa-desa sekitar Sub DAS Keduang selama 3 hari pada tanggal 18-20 November 2015.

FGD tersebut dilaksanakan dalam rangka penyusunan rencana pengelolaan secara partisipatif. Dimana sebelum kegiatan tersebut, beberapa peneliti BPTKPDAS Solo (Dr. Agung Budi Supangat, S. Hut. MSi. MT., Ir. Syahrul Donie, MSi., Ir. Purwanto, MSi, Ir. Nining Wahyu Ningrum, MSc., Dody Yulianto, SP., Edi Sulasmiko, SP., dan Purwanto) melaksanakan beberapa analisis baik biofisik (terutama penggunaan lahan), sosial, ekonomi, dan kelembagaan. Hasil analisis tersebut merupakan bahan dalam FGD tersebut.


Adapun desa yang menjadi prioritas pelaksanaan FGD tersebut adalah Wonorejo dan Wonokeling, Kecamatan Jatiyoso, Kabupaten Karanganyar dan Desa Bubakan, Kecamatan Girimarto, Kabupaten Wonogiri, Propinsi Jawa Tengah. Pada masing-masing desa tersebut, FGD dilaksanakan selama dua kali untuk mendapatkan hasil yang konkrit.

Hasil FGD di masing-masing desa tersebut digunakan untuk membangun rancangan alternative yang akan dipresentasikan pertengahan Desember 2015 di Kabupaten Karanganyar dan Wonogiri. Selanjutnya, hasil tersebut akan disepakati untuk membuat rancangan definitive dalam rangka pengelolaan Sub-Sub DAS Naruan Hulu dalam kurun waktu 5 tahun ke depan.   

Beberapa kesepakatan atau hasil sementara FGD tersebut adalah:

a.  Desa Wonokeling

  1. Pada lahan yang miring (> 45%), ditanami sengon dengan jarak 2 x 3 m (ke arah samping dan ke arah bawah) dan tanaman bawahnya yakni jahe emprit dan kunyit.
  2. Pada lahan yang agak miring (25 – 45%), ditanami sengon dan bawahnya ditanami rumput
  3. Pola tanam surjan yakni yang paling atas ditanami jenis pohon selang-seling sengon, duren, alpokat dengan lebar 10 m (2 baris dengan jarak tanam 5 m) dan tanaman bawahnya empon-empon dan rumput

b.  Desa Wonorejo

  1. Pada tanah longsor di kiri-kanan sungai (stream bank erosion) akan dilakukan penanaman bamboo, kemudian dibelakangnya ditanami kaliandra dan krenu.
  2. Pada lahan miring dilakukan perbaikan teras gulud, penanaman rumput di panciran/SPA, dan batas kepemilikan ditanami pohon,
  3. Pada lahan kosong ditanami jabon dan suren, di bidang olah ditanami jahe dan kapulaga

c.  Desa Bubakan

Akan dilakukan penanaman system surjan dan blok dengan jenis tanaman yang disukai masyarakat yakni sengon dan duren dan tanaman bawahnya empon-empon, jagung dan ketela pohon.

d.  Untuk ketiga Desa, kebun campur yang sudah ditanami kayu-kayuan dilakukan pengkayaan dengan jenis sengon, dengan cara penyulaman dan tanaman bawahnya empon-empon, kapulogo, dan sambiloto

 

Penulis : Salamah