Dientry oleh Tuti - 29 November, 2015 - 2365 klik
Sekbadan: Tingkatkan Peranan Balitek DAS Solo untuk antisipasi Banjir dan Longsor

Balitek DAS (Solo, 30/11/2015)_Pada Bulan November, Indonesia mengalami musim hujan. Pada musim ini, banyak kota-kota besar di Indonesia yang mengalami kebanjiran maupun tanah longsor. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, baik pengelolaan kawasan hutan, Daerah Aliran Sungai (DAS), tata kota maupun faktor manusia. Kejadian ini diperparah adanya perubahan iklim yang menyebabkan musim tidak menentu serta kuantitas hujan yang semakin banyak.

Menghadapi hal tersebut, Ir. Tri Joko Mulyono, MM., Sekretaris Badan Litbang dan Inovasi (Sekbadan), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan berharap bahwa Balai Penelitian Teknologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (Balitek DAS), salah satu unit kerja BLI di Solo untuk lebih berperan aktif dalam antisipasi banjir dan tanah longsor di Indonesia.

“Mengantisipasi banjir dan tanah longsor di Indonesia, harus dimulai dari Solo,” tegas Sekbadan saat memberikan pembinaan karyawan Balitek DAS  di Ruang Rapat Balitek DAS Solo, Kamis (26/11).

Hal ini merupakan peranan yang sangat vital dan beban yang sangat berat bagi Balitek DAS Solo. Sekbadan menyadari bahwa bencana banjir dan tanah longsor telah banyak menimbulkan kerugian bagi Bangsa Indonesia baik harta maupun kesehatan. Bahkan, akhir –akhir ini telah banyak merenggut nyawa manusia.

Namun demikian, Sekbadan sangat yakin bahwa hal tersebut bisa dikerjakan oleh Balitek DAS Solo. Disadari bahwa selama menjalankan tupoksinya, Balitek Das Solo telah menghasilkan berbagai hasil penelitian terkait banjir dan tanah longsor.

“Litbang harus bisa memberikan masukan kepada pengambil kebijakan mengenai permasalahan yang ada. Sebelum diminta, kita gulirkan terlebih dahulu, selanjutnya kita ajukan diskusi dalam penyelesaian permasalahan,” kata Sekbadan.

Di Sisi lain, Ir. C. Nugroho S. Priyono,M.Sc., Kepala Bagian Evaluasi, Diseminasi dan perpustakaan (EDP) menyatakan bahwa untuk mencapai harapan sekabdan tersebut salah satu hal yang penting dan harus diperhatikan adalah proses manajemen penelitian.

“Proses manajemen penelitian sangat diperlukan dengan adanya kesinambungan antara peneliti dan manajemen, sehingga proses input menuju outcome dapat berjalan dengan baik,” kata Nugroho.

Lebih lanjut, Nugroho menegaskan bahwa setiap hasil penelitian harus menghasilkan outcome (dimanfaatkan oleh pengguna) dan harus didiseminasikan.

Oleh karena itu, pada akhir acara, Sekbadan menegaskan arti pentingnya  “teamwork”, kebersamaan dan solidaritas untuk mencapai visi dan misi, sasaran serta keberhasilan pelaksanaan kegiatan. ***AA

Penulis : Alvian Anggana