Dientry oleh Tuti - 09 December, 2015 - 2891 klik
Seperempat Abad Plot STREK ‘Legacy’ Penelitian

FORDA (Jakarta, 10/12/2015)_Riset Plot STREK (Silvicultural Tehnique for the Regeneration of Logged Over Forest in East Kalimantan) yang berada di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Labanan telah menginjak usia seperempat abad. Banyak data dan informasi yang telah dihasilkan dan harus tetap digali. Ini merupakan legacy (warisan) dari penelitian. Hal ini dikemukakan oleh Prof. Dr. Ir. San Afri Awang, M.Sc.,  Direktur Jenderal (Dirjen) Planologi kehutanan dan Tata Lingkungan, KLHK, salah satu pembahas pada Diskusi Ilmiah “Status Riset 25 Tahun Plot STREK Di KHDTK Labanan” di Jakarta, Kamis (10/12/2015).

“Pengukuran sebaiknya dilakukan secara terus menerus. Saya ingin menampilkan lembaga dan personal peneliti atas kerja kerasnya. Tetap saja jalan ke depan dan mintakan anggaran ke APBN. Jadikan ini sebagai legacy (warisan) atas kerja keras kita,”kata Awang.

Awang, yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Badan Litbang merasa bahwa banyak orang asing yang meminta areal KHDTK Badan Litbang dan Inovasi (BLI) untuk pengukuran dan pengolahan data. Tetapi anggarannya tidak terlalu besar. Awang menilai bahwa data Plot STREK sangat penting. Selain itu, adanya kekhawatiran apabila diolah peneliti asing maka data tersebut menjadi hak milik atau copyright asing bukan Indonesia. Oleh karena itu, Beliau menantang semua peneliti di B2PD Samarinda untuk melakukan pengolahan dan pengukuran Plot STREK

“Tidak ada data yang bagus. Ini yang kita miliki. Tidak ada lagi. Ini punya kita. Jadikan ini sebuah kebanggaan litbang. Ada legacy dari penelitian. Jangan ada kerusakan di plot ini,”tegas Awang.

Disisi lain, Dr. Ir. Putera Parthama, M.Sc.,  Dirjen PHPL selaku pembahas kedua sangat setuju bahwa riset Plot STREK merupakan sebuah riset yang sangat bagus dan komprehensif. Plot STREK harus tetap dipelihara dan diukur. Namun demikian, Beliau juga mengingatkan bahwa kerjasama juga penting untuk kemajuan penelitian. Dimana ada transfer of knowledge atau pengetahuan.

“Yang penting bagaimana kita mendesain kerjasama dan kita yang mendrive. Kerjasama perlu dibuat menguntungkan kita. Ada manfaat yang kita peroleh. Kita tetap menguasai datanya, karena data bukan sekali pakai, tetapi bisa terus diolah. Dengan kerjasama data diolah bersama. Perlu berhati-hati agar tidak didrive mereka,” kata Putera.

Putera memberi apresiasi yang sangat besar adanya pembuatan buku “Status Riset 25 Tahun Plot STREK di KHDTK Labanan”. Selain itu, Beliau menilai bahwa hasil riset ini bisa menjadi masukan untuk pembuatan kebijakan. Tetapi harus dibuat dalam bentuk policy brief yang singkat dan to the point (langsung pada tujuan).

Selain itu, Putera juga menyarankan bahwa ke depan, riset Plot STREK juga memperhitungkan emisi atau adanya real + carbon sehingga diperoleh indikasi real seperti ini maka berapa besar carbon yang bisa dikurangi emisinya. Ini merupakan challenge penelitian selanjutnya.

Buku “Status Riset 25 Tahun Plot STREK di KHDTK Labanan” hasil karya Dr. Farida Herry Susanty, Peneliti B2PD Samarinda, terdiri dari 10 bab dan berjumlah 151 halaman. Dimana buku tersebut menguraikan sejarah pembangunan plot strek, proses kerjasama yang terjadi serta pengelolaanya hingga kini. Selain itu, juga menjabarkan tentang desain awal dan hasil-hasil kajian plot STREK yang telah diperoleh manfaatnya serta metode atau teknik pengumpulan dan pengolahan data yang diperoleh.

“Selamat berhasil menyelenggarakan penelitian secara berkelanjutan (multiyears) dalam Plot STREK selama seperempat abad dan berhasil menyajikan hasilnya dalam bentuk status riset,” kata Prof. Dr. Endang Suhendang, M.S., Dosen Fahutan IPB, selaku Pembahas ketiga.

Lebih lanjut, Endang menyatakan bahwa penelitian yang ada di Plot STREK ini tidak diragukan lagi. Bahkan penelitian ini juga sudah terpublikasikan dalam jurnal internasional bereputasi (terindek di SCOPUS dan berimpact factor) sekitar bulan Juli 2015.

“Sebuah kebanggaan. Kontribusi dalam penelitian ini. Betapa hasil ini sangat berharga bagi kita. Dari sini kita tingkatkan bukan hanya teknik tetapi yang lebih umum seperti metodologi. Dimana metode lebih luas daripada teknik,”kata Endang.

Endang juga berharap bahwa dengan adanya penelitian ini bisa mendorong BLI untuk mempelopori gerakan pembangunan hutan abad mendatang untuk generasi ke depan. Endang yakin BLI bisa, karena BLI mempunya succes story yaitu pembangunan KHDTK Haurbentes yang mempunyai jenis tanaman Dipterocarpaceae sejak tahun 1938, paling lengkap dan kemungkinan terluas di dunia.

Selain ketiga pembahas di atas, diskusi ilmiah ini juga mendatangkan dua pembahas lainnya yaitu Prof. Dr. Ir. Cecep Kusmana, M.S (Dosen Fahutan, IPB) serta Dr. Darwo (Peneliti BLI). Dari kelima pembahas tersebut, Penulis mendapat masukan dan rencana penelitian dan pengelolaan Plot STREK ke depan. ***THS.

 

Materi Terkait:

  1. Status Riset 25 Tahun Plot Strek oleh Dr. Farida Herry Susanty
  2. Komentar terhadap Status Riset 25 Tahun Plot Strek oleh Prof. Dr. Endang Suhendang, M.S.
  3. Komentar terhadap Status Riset 25 Tahun Plot Strek oleh Prof. Dr. Ir. Cecep Kusmana, M.S
  4. Komentar terhadap Status Riset 25 Tahun Plot Strek oleh Prof. Iskandar Zulkarnain Siregar
  5. Komentar terhadap Status Riset 25 Tahun Plot Strek oleh Dr. Darwo
Penulis : Tri Hastuti Swandayani