Dientry oleh Rizda - 13 December, 2015 - 1840 klik
2015, Puslitbang Hutan Merancang Pengelolaan Stasiun Riset di 3 Taman Nasional

Puslitbang Hutan (Sukabumi, 11/2015)_Tahun 2015, Puslitbang Hutan telah merancang pembangunan dan pengelolaan stasiun riset di 3 Taman Nasional (TN), yaitu TN. Gunung Halimun Salak, TN. Ujung Kulon, dan TN. Baluran. Hal ini menindaklanjuti amanat BAPPENAS kepada Puslitbang Hutan agar menyusun program pembentukan dan pengembangan stasiun riset di 12 Taman Nasional dan 34 KHDTK selama 5 tahun ke depan.

Terkait itu, Puslitbang mengadakan Forum Discussion Group (FGD) Rancangan Pengelolaan Stasiun Riset Taman Nasional, Senin (16/11) di Lido Lake Resort Hotel and Conference, Sukabumi.   

Pelaksanaan diskusi partisipatif dalam FGD ini bertujuan untuk menjaring informasi terkait potensi, permasalahan, status dan identifikasi kebutuhan riset, serta arahan SOP dan kelembagaan stasiun riset di 3 Taman Nasional.

“Beberapa output kegiatan FGD ini antara lain untuk mengidentifikasi kebutuhan riset, arahan Standar Operasional Prosedur (SOP) penelitian untuk assessment biodiversity di kawasan konservasi, serta tersusunnya roadmap status riset dan rencana kegiatan penelitian di 3 Taman Nasional sasaran,” kata Kepala Puslitbang Hutan, Ir. Djohan Utama Perbatasari, MM membuka acara tersebut.

Salah satu narasumber, Ir. Wiratno, M.Sc, Direktur Penyiapan Kawasan Perhutanan Sosial, menyampaikan beberapa success story pengelolaan di beberapa kawasan konservasi dengan metode Resort Base Management (RBM) dan resolusi konflik dengan beberapa stakeholders, terutama masyarakat sekitar.

Narasumber lainnya, dari UGM dan IPB menyampaikan Lesson Learned dalam pengelolaan Hutan Penelitian Wanagama dan Gunung Walat sebagai bentuk stasiun riset yang berkembang mengikuti isu terkini.

Prof. Dr. M. Bismark, MS selaku ketua panitia pada saat perumusan hasil FGD berharap dengan terbangunannya stasiun riset sebagai pusat data dan informasi bisa bermanfaat dalam pengelolaan Taman Nasional yang menjadi sasaran kegiatan ini.

“Beberapa manfaat tersebut antara lain sebagai dasar kebijakan untuk mendapatkan solusi atas permasalahan, meningkatkan fungsi sebagai laboratorium alam untuk kegiatan penelitian, peningkatkan aktivitas penelitian yang mendukung pengelolaan, serta menjadi bagian jejaring kegiatan penelitian dan pengelolaan Taman Nasional dengan memanfaatkan potensi yang ada,” kata Bismark.

FGD ini mengundang narasumber seperti Direktur Hutan Pendidikan Wanagama, Direktur Hutan Pendidikan Gunung Walat, Direktorat Kehutanan dan Konservasi SDA BAPENNAS, Direktur Penyiapan Kawasan Perhutanan Sosial, Kepala Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Ujung Kulon dan Baluran. Sedangkan pesertanya berasal dari berbagai kalangan, antara lain peneliti, akademisi, pengelola stasiun riset, PEH dan penyuluh ketiga Taman Nasional serta LSM.***LH

 

Penulis : Lukman Hakim