Dientry oleh Tuti - 15 December, 2015 - 1959 klik
Penyuluh BP4K Muara Enim Magang PerLebahan di BPTSTH

BPTSTH (Kuok, 16/12/2015)_Tidak diragukan lagi bahwa Balai Penelitian Teknologi Serat Tanaman Hutan (BPTSTH), Kuok, salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Litbang dan Inovasi (BLI), Kementerian Lingkungan Hidup dan kehutanan (KLHK) telah berhasil melaksanakan berbagai penelitian dan pembinaan kepada kelompok tani, terutama di Riau terkait teknik budidaya dan pemanenan lebah madu, terutama Apis cerana.

Keberhasilan tersebut telah menarik berbagai instansi maupun kelompok tani untuk berguru ke BPTSTH Kuok. Tidak terkecuali Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Muara Enim, Propinsi Sumatera Selatan. Instansi tersebut telah mengirimkan beberapa penyuluh untuk magang tentang teknik budidaya dan pemanenan lebah madu ke BPTSTH Kuok selama 5 (lima) hari dari tanggal 09-13 Desember 2015.

Kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan mutu dan kecakapan penyuluh dalam membina kelompok tani tersebut, dilaksanakan dalam dua bentuk yaitu praktek dan teori dengan komposisi 60:40. Adapun materi yang disampaikan antara lain: mengenal budidaya lebah madu, biologi lebah madu, manajemen koloni, hama & penyakit, pemanenan dan penanganan pasca panen, diversifikasi produk madu serta peluang pasar.

Selain itu, kegiatan tersebut juga bertujuan untuk mendorong peningkatan produksi madu nasional. Diketahui bahwa berdasarkan informasi dari berbagai media bahwa produksi madu nasional selalu menurun sedangkan permintaan madu baik dari dalam maupun luar negeri selalu meningkat.

“Potensi perlebahan sangat terbuka lebar untuk saat ini. Apalagi adanya trend pasar dengan brand back to nature serta dukungan kebijakan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan terhadap produk hasil hutan bukan kayu, khususnya lebah madu,”kata Drs. Purnomo, Peneliti BPTSTH saat memberikan paparan.

Lebih lanjut, Purnomo menjelaskan bahwa di setiap daerah pasti berpotensi untuk perlebahan, meskipun produksinya berbeda-beda. Untuk Riau, saat ini potensi perlebahannya sangat mengandalkan dari 3 (tiga) jenis lebah, yaitu lebah hutan (Apis dorsata), lebah ternak (Apis cerana) dan lebah lancing (Trigona spp).

Untuk melihat keberhasilan ternak lebah, para peserta magang diajak langsung melihat ke lapangan atau studi lapang ke Desa Kuapan, Kecamatan Kampar yang fokus mengembangkan lebah ternak dan lancing. Selain itu, mereka juga diajak ke kelurahan Sungai pagar, Kecamatan Kampar Kiri Hilir tepatnya pada kelompok tani madu hutan imbo kaluang.

Para peserta magang sangat puas dengan materi yang telah diberikan selama kegiatan magang tersebut. Mereka berjanji bahwa semua hal yang telah didapat akan diimplikasikan dalam kerjanya.

“Apa yang kami dapat akan kami contoh dan kami tiru untuk diterapkan pada kelompok tani binaan kami. Kami yakin bisa karena Kabupaten Muara Enim mempunyai vegetasi dengan struktur dan komposisi yang beragam sehingga sangat potensial sebagai sumber pakan lebah,”kata Ir Agus Suwarto,M.Si., Kepala Bidang Kelembagaan dan Ketenagaan BP4K Kabupaten Muara Enim . ***ESR.

Penulis : Eko Sutrisno