Dientry oleh priyo - 24 December, 2015 - 2970 klik
Penelitian Untuk Mengurangi Ancaman Bencana Kekeringan

Balitek DAS (Grobogan, 25/12/2015)_Kabupaten Grobogan, Propinsi Jawa Tengah selalu tertimpa bencana kekeringan setiap tahunnya. Untuk memecahkan masalah tersebut Balai Penelitian Teknologi Kehutanan Pengelolaan DAS, melakukan penelitian teknik konservasi air dan pengembangan kelembagaan wilayah kering dengan lokasi di Dusun Pamor, Desa Banjar Dowo, dan Dusun Ngaramaram, desa Crewek, di Kecamatan Kradenan, Grobogan.

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan partisipatif. Kajian dimulai desk analisis daerah kekeringan, pemetaan sumber-sumber mata air Kabupaten Grobogan,   inventarisasi kegiatan yang sudah dilakukan oleh pihak lain. Diskusi dengan Bappeda, Sekretaris Daerah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Dinas Pengairan, Dinas Cipta Karya, Dinas Pertanian, PDAM dan pihak lain yang turut serta dalam menanggulangi masalah kekeringan di Kabupaten Grobogan.

Semua pihak telah melakukan usaha untuk mengatasi kekeringan di Kabupaten Grobogan sesuai dengan tupoksinya tetapi belum ada blueprint, sehingga target jangka panjang, kapan permasalahan kekeringan di Kabupaten Grobogan akan selesai, belum ada. Demikian pula koordinasinya masih lemah. Untuk itu disarankan agar Bappeda Kabupaten Grobogan menyusun Blueprint penanganan kekeringan kemudian dijabarkan dalam rencana strategis SKPD yang terkait. Dengan cara ini, tim peneliti berharap, pada suatu saat tertentu permasalahan kekeringan di Kabupaten Grobogan akan selesai sesuai dengan rencana waktu yang telah ditentukan dalam blueprint penanggulangan bencana kekeringan Kabupaten Grobogan.

Di tingkat tapak, penelitian ini difokuskan di Dusun Pamor, Desa Banjar Dowo, dan Dusun Ngaramaram, desa Crewek, dimana 2 (dua) lokasi tersebut berada di Kecamatan Kradenan. Kegiatan penelitian di Dusun Pamor untuk mengatasi bencana kekeringan pada tingkat rumah tangga dan di Dusun Ngaramaram, Desa Crewek, Kecamatan Kradenan untuk mengatasi bencana kekeringan pada tingkat komunitas.

Menurut mbah Hadi (85 tahun) penduduk Dusun Pamor: “Menurut cerita orang tua saya, kekeringan di dusun ini sudah berlangsung sejak saya belum lahir”. Ini artinya, kekeringan pada musim kemarau di Kabupaten Grobogan sudah berlangsung lama. Pada pertengahan bulan Juni setiap tahunnya, sumur di Dusun Pamor mengering dan masyarakat mengambil air untuk kebutuhan rumah tangga mereka dari 2 (dua) sumur di daerah cekungan bekas alur sungai yang jauhnya + 1 Km. Mereka mengantri mulai jam 03.00 pagi. Mereka tampaknya “happy-happy” saja. Hal ini berarti adaptasi yang sudah berlangsung lama menyebabkan masyarakat “kebal” terhadap permasalahan yang dihadapi padahal masalah tersebut merupakan permasalahan pemenuhan kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup.

Kegiatan penelitian di Dusun Pamor dimulai dengan Focus Group Discussion tentang permasalahan kekeringan dan usaha-usaha yang sudah dilakukan oleh masyarakat untuk mengatasinya. Tim peneliti menawarkan solusi, berupa teknik pemanenen air hujan. Hal ini karena curah hujan di daerah tersebut cukup tinggi yakni > 2.000 mm per tahun tetapi masyarakat di musim kemarau menghadapi kekeringan. Potensi air hujan tersebut dipanen dengan mengalirkannya dari atap rumah kemudian disimpan dalam sumur kedap air dan bak tampungan yang dilengkapi dengan alat penjernih air yang nantinya dapat dibuat oleh masyarakat sendiri. Budaya hemat pemakaian air dan pemakaian air daur ulang disuluhkan pada masyarakat.

Di Dusun Ngaramaram, Desa Crewek, dilakukan konservasi sumber mata air. Di dusun ini terdapat 5 (lima) mata air yang saat ini dipompa untuk kebutuhan rumah tangga. Mata air tersebut harus dilestarikan. Tim peneliti berencana menanami daerah perlindungan mata air dengan jenis tanaman pohon yang dapat mengkonservasi air. Harapannya debit dan kualitas air di dusun tersebut tetap lestari.

Tim penelitian pada kajian ini terdiri dari: Ir. Gunardjo Tjakrawarsa, MSc., Dr. Ir. Endang Savitri, MSc., Ir. Heru Dwi Riyanto, Ir. Purwanto, MSi., dan Dr. Ir. Agung Budi Supangat, MT. yang dibantu oleh Teknisi: Bambang Subandrio,AF., Bambang Dwi Atmoko, SP., dan Asep Hermawan, SP. (Penulis berita: Purwanto, BPTKPDAS).

Penulis : Purwanto