Dientry oleh Tuti - 14 January, 2016 - 2819 klik
Dukung Ketahanan Pangan, B2PBPTH Kembangkan Sukun

B2PBPTH (Yogyakarta, 15/01/2015)_Pangan merupakan hal yang sangat penting dan krusial bagi Bangsa Indonesia. Bahkan pada tahun 2017, Indonesia diprediksi akan mengalami krisis pangan. Hal ini terlihat dari ketimpangan jumlah penduduk dan ketersediaan lahan pangan yang tidak seimbang. Salah satu usaha pemerintah untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan diversifikasi pangan atau penganekaragaman pangan.

Diversifikasi pangan ini merupakan program yang mendorong masyarakat untuk memvariasikan makanan pokok yang dikonsumsinya sehingga tidak terfokus pada satu jenis makanan. Dimana masyarakat Indonesia, umumnya sangat tergantung pada nasi. Dengan adanya diversifikasi produk ini, diharapkan dapat tercapai ketahanan pangan.

Salah satu diversifikasi pangan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan tanaman sukun (Astocarpus astilis). Dimana karbohidrat yang terkandung dalam 100 gr tepung sukun setara dengan 100 gr beras. Namun demikan, dalam pengembangan di masyarakat terdapat kendala dalam memperoleh bibit unggul sukun yang mudah, murah dan hasilnya berlimpah sangat sulit.

Untuk keperluan tersebut, Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan (B2PBPTH), salah satu unit kerja Badan Litbang dan Inovasi (BLI), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melakukan beberapa kegiatan pengembangan sukun pada tahun 2015.

Adapun beberapa kegiatan pengembangan yang telah dilaksanakan oleh B2PBPTH yaitu seleksi klon sukun unggulan, pemilihan pohon induk dan pengambilan akar, serta pembibitan stek akar di persemaian. Klon sukun unggulan yang menunjukkan pertumbuhan baik adalah sukun Bone, Manokwari, DIY, Cilacap serta Bali. Dimana kelima sukun tersebut menunjukkan kandungan protein dan karbohidratnya tinggi. Selain itu sukun DIY, Bone dan manokwari mewakili sukun berduri, Sedangkan sukun Vilacap dan Bali mewakili sukun gundul.

Selain kegiatan pengembangan, B2PBPTH juga melaksanakan kegiatan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh umur pohon induk terhadap pertumbuhan tunas akar alami serta meningkatkan keberhasilan tumbuh stek akarnya. Dimana hasilnya menunjukkan bahwa semakin tua pohon induk maka semakin banyak jumlah tunas akar alami dan ini menjadi peluang besar untuk menghasilkan bibit unggul.

Diharapkan dengan kegiatan penelitian dan pengembangan sukun di B2PBPTH bisa meningkatkan produktivitas sukun, yang pada akhirnya bisa mendukung ketahanan pangan di Indonesia. ***Datin B2PBPTH

Penulis : Datin Yogya