Dientry oleh priyo - 19 January, 2016 - 3958 klik
Kunjungan Kabadan ke BPTPTH Bogor

FORDA (Bogor, 19/01/2016)_Untuk mengetahui potensi dan permasalahan di Unit Pelaksana Tugas (UPT), Dr. Henry Bastaman, MES., Kepala Badan Litbang dan Inovasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) didampingi oleh Ir. C. Nugroho S. Priyono, M.Sc (Kabag EDP) dan Priyo Kusumedi, S.Hut. MP (Kasubag DI) berkunjung ke Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan (BPTPTH) di Ciheuleut, Bogor, pada hari Selasa (19/01).

Kunjungan kerja Kabadan tersebut disambut secara langsung oleh Kapala Balai BPTPTH (Ir. Suhariyanto, MM), Kepala Seksi Program, Evaluasi dan Kerjasama (Andreas Terapi, S.Hut) serta 3 peneliti BPTPTH (Ir. Moch. Zanzibar, Ir. Yulianti, M.Si dan Ir. Danu , B.Sc.F, M.Si).

Dalam kunjungan tersebut, Kabadan diajak untuk melihat beberapa sarana dan prasarana baru yang ada di BPTPTH hasil desain ulang ruangan, antara lain: laboratorium multimedia, laboratorium kultur jaringan serta tempat hasil uji coba radiasi sinar gamma pada pertumbuhan tanaman Jati Muna.

Dalam kunjungan tersebut, Kabadan sangat tertarik dengan teknologi radiasi sinar gamma. Dimana dengan dosis tepat, teknologi dapat memacu pertumbuhan berbagai jenis tanaman dengan baik. Saat ini, BPTPTH baru melakukan uji coba pada tanaman Jati Muna.

“Benih hasil radiasi sudah diseleksi semai dan bibit yang sudah punya potensi klon unggul akan dijadikan bibit. Tahun depan akan dilakukan uji multilokasi di lapangan,”kata Ir. Yuliawati, M.Si., Peneliti BPTPTH.

Disadari bahwa teknologi pemanfaatan radiasi pada berbagai jenis tanaman hutan mulai dikenalkan oleh Ir. Moch. Zanzibar dan Tim Peneliti BPTPTH pada tahun 2010. Jenis tanaman yang diujicoba adalah Gelam (Melaleuca leucadendron), Tembesu (Fragraea fragrans), Kayu Bawang, serta Bambang Lanang (Michelia campaka).

Pada tahun 2015, Kabadan menantang langsung kepada peneliti BPTPTH untuk produksi massal tanaman Jati Muna. Menanggapi tantangan tersebut, maka pada tahun tersebut, BPTPTH melakukan penelitian dengan pemanfaatan radiasi pada tanaman Jati Muna.

“Saat ini masih tahap uji beberapa radiasi untuk mendapatkan klon Jati Muna unggul. Percobaan radiasi ini telah dimulai setahun yang lalu,”kata Yuli

Lebih lanjut, Yuli menegaskan bahwa klon Jati Muna unggul bisa terlihat dari fenotipe atau ciri fisik tanaman tersebut, terutama pada daunnya. Dimana daun yang lebar mengindikasikan peluang proses fotosintesisnya akan lebih besar sehingga akan memacu pertumbuhan tanaman.

“Diharapkan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun bisa menghasilkan klon unggul dan 5 (lima) tahun ke depan bisa produksi massal,”kata Yuli. ***THS

Penulis : Tri Hastuti Swandayani