Dientry oleh Tuti - 20 January, 2016 - 4023 klik
Pengembangan Model Agroforestry Tanaman Energi dan Pangan

B2PBPTH (Yogyakarta, 21/02/2016)_Dalam mendukung kebijakan pemerintah dalam bidang pangan dan energi, Balai Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bekerjasama dengan Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan (BBPBPTH) Yogyakarta mencoba untuk mengembangkan model agroforestry berbasis tanaman energi dan pangan di Kawasan Baron Technopark.

Dimana pada saat ini, pada Kawasan Baron Technopark  sedang dikembangkan energi terbarukan mulai dari listrik tenaga bayu atau angin dengan kapasitas 15 KW, listrik tenaga surya dengan kapasitas 40 KW, listrik tenaga diesel berbahan baku biofuel dengan kapasitas 100 KW.

Selain itu, pada kawasan ini juga sudah dibangun pusat pengolahan air tawar berbahan baku air laut, pengolahan biodiesel berbahan baku minyak goreng bekas, biji jarak, biji nyamplung serta pengolahan limbah batu putih.

Oleh karena itu, lokasi ini merupakan lokasi yang dianggap tepat untuk pengembangan model agroforestry tanaman energi dan pangan. Tanaman energi yang dipilih dari pengembangan model ini adalah tanaman nyamplung (Calophyllum inophyllum L.), yang sudah teruji dapat digunakan sebagai sumber energi pengganti BBM. Selain itu, tanaman ini diakui mempunyai produktifitas yang tinggi. Sedangkan tanaman pangan dapat dipilih beberapa alternatif, yaitu jagung, ketela, padi maupoun kacang tanah.

Dalam proses pengembangan tersebut, diawali dengan kegiatan pelatihan kepada petani tentang teknik penanaman agroforestry nyamplung dengan tanaman pangan lainnya. Kegiatan ini dilaksanakan di Baron Technopark, Desa Planjan, Saptosari, Gunung Kidul, Jum’at (4/12/2015).

Pelatihan tersebut diikuti oleh 25 peserta dari kelompok tani di desa Sriten dan Kanigoro yang ada di sekitar lokasi Baron Technopark. Selain itu, dalam pelatihan tersebut juga menghadirkan beberapa narasumber dari BPPT maupun B2PBPTH Yogya, antara lain: Dr. Ahmad Jufri, Eritrina Windyarini, S.Hut., M.Sc dan Marlan.

Dalam paparanya, Dr. Ahmad Jufri berharap bahwa dengan pelatihan ini petani mampu mengembangkan dan memanfaatkan lahan miliknya secara optimal dan lestari. Sedangkan Eritrina Windyarini, S.Hut., M.Sc menyatakan bahwa dengan adanya pengembangan nyamplung ini akan memberikan nilai tambah bagi petani sehingga diharapkan pendapatan petani akan meningkat.

“Hasil penelitian menunjukkan bahwa nyamplung mempunyai rendemen minyak yang tinggi. Selain itu, teknik silvikultur tanaman ini mudah serta peluang pemanfaatannya yang sangat luas menjadikan nilai tambah tersendiri bagi Nyamplung untuk dikembangkan,”kata Eritrina.

Disisi lain, Ir. Syarief Armunanto, MM, Kepala Bappeda Kab. Gunung Kidul menyatakan dukungan yang sebesar-besarnya atas pengembangan model agroforestri di Kawasan Baron Technopark ini. Selain itu, Beliau juga berharap bahwa pengembangan model ini bisa menjadikan Baron Technopark menjadi Baron Energy Park sebagai dukungan Nawacita Jokowi akan kemandirian energi dan pangan. ***MNA

Penulis : Maya Ratnasari