Dientry oleh Tuti - 03 February, 2016 - 7487 klik
Wood Pellet, Bahan Bakar Hayati yang Berprospek Tinggi

B2PBPTH (Yogyakarta, 04/02/2016)_Krisis sumber energi fosil dan adanya komitmen untuk menurunkan emisi telah mendorong berbagai pihak untuk mencari berbagai alternatif sumber energi hayati atau terbarukan. Salah satunya adalah wood pellet atau pellet kayu. Bahkan PT. Energy Management Indonesia (PT. EMI), siap memproduksi wood pellet secara massal sebagai pengganti batubara. 

“Jika perizinan bisa cepet diselesaikan, instalasi mesin serta persiapan lahan dan jalan sudah kami siapkan, maka Juni mendatang kami sudah bisa berproduksi. Targetnya, kami bisa memproduksi sedikitnya 500 ton per bulan, dan akan terus ditambah line produksinya,”Kata Aris Yunanto, Direktur Utama PT. EMI (11/2/2015).

Wood pellet merupakan energi biomassa yang berasal dari proses pengepresan dengan menggunakan tekanan tinggi atau densitifikasi kayu. Bahan baku untuk membuat wood pellet ini adalah sisa pengolahan kayu, seperti: ranting, serasah daun, serbuk gergaji dan kulit kayu. Sumber bahan baku tersebut melimpah di Indonesia, karena limbah dari industri pengolahan kayu bisa mencapai 50,8%.

Penggunaan wood pellet di dunia sudah sangat besar. Umumnya wood pellet ini digunakan sebagai penghangat ruangan saat musim dingin, baik di negara Eropa, Amerika utara, Kanada, Jepang dan Korea Selatan.

Selain itu, peluang pasar wood pellet di dunia masih terbuka lebar. Produksi wood pellet di dunia telah mencapai 10 juta ton. Sedangkan Indonesia baru bisa memproduksi sebesar 40.000 ton pada tahun 2007. Produksi wood pellet tersebut belum mampu memenuhi kebutuhan wood pellet dunia sebesar 12,7 juta ton pada tahun 2010.

Diperkirakan kebutuhan wood pellet tersebut akan terus meningkat. Di Korea Selatan saja diperkirakan kebutuhannya akan mencapai 5 juta ton/tahun pada tahun 2020. Hal ini disebabkan karena Pemerintah Korea Selatan menetapkan agar industri mereka tidak lagi menggunakan batubara tetapi wood pellet.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Pemerintah Korea Selatan menjalin kerjasama dengan Indonesia (Perhutani) membangun industri pengolahan wood pellet di Wonosobo, Jawa Tengah dengan menggunakan sisa kayu Kaliandra (Caliandra calotyrsus) dan Sengon (Falcataria mollucana). Produksi awalnya hanya mencapai 5.000 ton/tahun. Tetapi sekarang telah meningkat menjadi 18.000 ton/tahun dengan bahan baku dari areal Perhutani seluas 30.000 Ha.

Soal harga tidak perlu diragukan. Harga wood pellet di Indonesia saat ini berkisar antara Rp. 1,4 juta – 2,5 juta/ton. Apabila diasumsikan 1 Ha bisa menghasilkan 75,9 ton wood pellet, maka bisa memperoleh pendapatan kotor minimal sebesar Rp. 106.260.000,- . Pendapatan ini akan lebih besar lagi apabila bisa tembus di pasar dunia, dimana harganya lebih tinggi dibanding pasar di Indonesia.

Harga wood pellet di pasar dunia mencapai US $1.500 per ton. Bahkan Kanada bisa mencapai US $ 3.000 per ton,”kata Aris.

Selain peluang pasar, wood pellet juga mempunyai kelebihan lain sebagai sumber energi terbarukan. Kelebihannya antara lain: 1). Memiliki emisi CO2, 10 (sepuluh) kali lebih rendah dari batu bara dan minyak serta 8 (delapan) kali lebih rendah dari penggunaan gas; 2). Kadar air yang konstan; 3). Praktis dalam hal penggunaan dan penyimpanan; 4). Nilai kalor mencapai 4,7 KWh/kg atau 19,6 GJ/od mg yang hampir sama dengan batu bara pada jumlah yang sama; 5). Mudah dinyalakan; 6) Kadar abu yang rendah 0,5%; dan 7) Asap lebih rendah dari penggunaan kayu bakar lainnya;

Wood Pellet selain sebagai pengganti batu bara juga bisa digunakan sebagai pembangkit listrik. Dimana target mega proyek pembangkit listrik pemerintah 35.000 MW. Sedangkan peluang Indonesia memanfaatkan potensi limbah biomassa bisa mencapai 49.810 MW. Tetapi baru bisa dimanfaatkan sebesar 1.618 MW atau kurang dari 4 persen.

Terkait hal tersebut, diharapkan Indonesia mampu memanfaatkan peluang ini untuk lebih memproduksi energi biomassa terutama wood pellet. Selain itu, diharapkan pemerintah juga mendorong masyarakat dan pelaku industri agar turut memanfaatkan wood pellet untuk mengurangi ketergantungan dengan bahan bakar fossil yang semakin menipis. Dan ini juga menjadi komitmen Presiden Jokowi di Paris untuk mencari sumber alternatif bahan baku terbarukan dengan target 20-25% pada akhir tahun 2016. ***Mohammad Anis Fauzi & THS

 

Sumber Artikel:

Juni, PT. EMI Targetkan Produksi Wood Pellet Pengganti Batubara

Wood Pellet sebagai Sumber Energi untuk Pemecahan Krisi Listrik di Indonesia

 

Informasi lebih Lanjut:

Mohammad Anis Fauzi

Peneliti B2PBPTH

http://biotifor.litbang.dephut.go.id

http://www.biotifor.or.id

Jl. Palagan Tentara Pelajar Km. 15,  Purwobinangun, Yogyakarta 55582, Telp. 0274 - 895954, Fax.  0274 – 896080

Penulis : Mohammad Anis Fauzi & Tri Hastuti Swandayani