Dientry oleh Rizda - 16 February, 2016 - 1354 klik
INTROF CC, Sarana BLI Mendukung Konservasi Hayati Indonesia

Puslitbang Hutan (Bogor, 16/02/2016)_Salah satu sarana penting yang dimiliki oleh Badan Litbang dan Inovasi (BLI), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) adalah adanya Laboratorium Mikrobiologi yang ada di Puslitbang hutan dan telah berhasil mengumpulkan berbagai jenis mikroba hutan tropis, yang dikelola dan disimpan dalam Indonesian Tropical Forest Culture Collection atau INTROF-CC.

INTROF-CC merupakan salah satu instrument atau peralatan yang sangat penting untuk mendukung upaya konservasi kenaekaragaman hayati, terutama plasma nutfah serta mikroba hutan tropis di Indonesia.

Diketahui bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman hayati, baik flora maupun fauna. Bahkan, Indonesia menduduki peringkat tiga dunia. Sejalan dengan perkembangan pembangunan dan pertumbuhan penduduk yang semakin pesat, dikhawatirkan kenakeragaman hayati di Indonesia akan semakin berkurang dan punah. Hal ini juga ditandai dengan makin maraknya deforestasi dan degradasi hutan tropis di Indonesia.

Selain itu, terbukanya akses serta eksplorasi keanekaragaman hayati hutan tropid di Indonesia oleh negara lain, juga memungkinkan terjadinya pencurian atau pengakuan kenakeragaman hati serta pemanfaatan yang tidak sah oleh negara lain.

Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia melakukan segala cara dan upaya untuk menyelamatkan dan melestarikan keanekaragaman hayati hutan tropis, baik secraa ex-situ maupun ­in-situ. Salah satu usaha tersebut adalah meratifikasi protokol Nagoya pada tahun 2013, yang memungkinkan penguasaan negara atas sumber daya alam dan pengaturan akses terhadap sumber daya genetik atau plasma nutfah di Indonesia.

Untuk mendukung usaha tersebut, Puslitbang Hutan, yang sebelumnya bernama Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi (Puskonser), salah satu unit kerja BLI, telah membangun INTROF-CC, yang merupakan database keanekaragaman hayati, terutama mikroba hutan tropis di Indonesia.

Pembangunan INTROF-CC ini merupakan jalan yang panjang. Dimulai pada tahun 2011, dengan melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) dengan melibatkan peneliti Mikrobiologi dan Bioteknologi dari berbagai institusi dan PT serta BAPPENAS. Tindak lanjut dari FGD tersebut adalah dibangunnya masterplan pengembangan Bank Mikroba/Culture Collection yang diberi nama INTROF-CC pada tahun 2012.

Selanjutnya, pada tahun 2015 dilaksanakan pembangunan fisik dan kelengkapan sarana dan prasarana laboratorium INTROF-CC dengan beberapa penyesuaian antara masterplan dengan bangunan yang ada.

Adapun peralatan INTROF-CC yang tersedia, antara lain: 1). Penyimpan isolat dalam jangka panjang berupa Ultra Low Freezer (-80°C); 2). Penyimpan sampel (konsorsium mikroorganisme dalam media alami), enzim dan reagent berupa Freezer (-20 °C); 3). Penyimpan isolat dalam jangka menengah berupa Showcase Refrigerator; 4). Proses isolasi berupa Biosafety Cabinet dalam ruangan khusus; 5). Proses inkubasi mikroorganisme berupa rak kultur, shaker incubator, dan instrument-instrument untuk pengamatan morfologi kultur mikroorganisme, seperti colony counter, mikroskop yang sudah terkoneksi dengan komputer sehingga memudahkan proses pengamatan; 6). Proses analisa molekuler (2 unit thermocycler untuk proses PCR; alat untuk purifikasi protein; uji coba produksi metabolit tertentu yang dihasilkan oleh sel bakteri dan yeast unggulan dalam skala laboratorium berupa alat fermentor/bioreactor, kapasitas 1L; serta beberapa peralatan Laboratorium dasar lainnya, seperti timbangan analitik, waterbath, vortex, hot plate stirrer, autoclave).

Diharapkan dengan adanya INTROF-CC ini, dapat mengelola mikroba hutan tropis dalam jangka panjang. Selain itu, diharapkan kegiatan ini bisa berperan dalam mencari solusi alternatif di masa mendatang, seperti permasalahan pangan, energi, obat-obatan (kesehatan).***Tim Puslitbang Hutan

 

Artikel terkait:

Pengelolaan koleksi dan Pengembangan Database Mikroba Hutan Tropika Indonesia (INTROF CC-Indonesian Tropical Forest Culture Collection)

Penulis : Lukman Hakim