Dientry oleh priyo - 26 February, 2016 - 3818 klik
RePeat: Gerakan Inisiatif Rehabilitasi Lahan Gambut Bekas Terbakar

BPK Banjarbaru (Banjarbaru, 26/02/2016)_Pemulihan kerusakan lahan gambut sudah saatnya kita lakukan secara bersama-sama. Berkaca dari pengalaman pengelolaan hutan rawa gambut di Raja Musa, Malaysia dimana pemerintah membuka akses kepada masyarakat secara langsung untuk menjaga hutan rawa gambut secara bersama-sama dari kebakaran dengan pembentukan regu pemadam api kampung dan menanami kembali lahan bekas terbakar. Kegiatan penanaman yang dilakukan bersifat sukarela (voluntary) ini akhirnya menimbulkan kesadaran bersama untuk menjaga hutan rawa gambut. Hal ini disampaikan Kepala Balai Penelitian Kehutanan Banjarbaru (BPK) Ir. Tjuk Sasmito Hadi, M.Sc (Kamis, 25/02/2016) pada peserta kegiatan “RePeat (Rehabilitation of Peatland)” di KHDTK Tumbang Nusa, Kab.Pulang Pisau, Kalimantan Tengah.

Masalah ketersediaan air menjadi perhatian di lahan rawa gambut. Jika di pulau Jawa air tersimpan pada vegetasi hutan di gunung, maka di lahan gambut air tersimpan di kubah gambut (dome). “Jika di daerah dome tidak terdapat vegetasi hutan maka penurunan air gambut akan lebih cepat dibandingkan yang bervegetasi hutan. Itulah arti pentingnya keberadaan vegetasi di lahan gambut,” tambah Tjuk”.

“RePeat” merupakan tagline untuk mengajak dan menginisiasi siapa saja baik perorangan dan kelompok masyarat yang mau berpartisipasi secara sukarela untuk merehabilitasi lahan gambut bekas terbakar dengan penanaman. Kampanye “RePeat” ini dilakukan melalui media sosial (facebook, whatsapp dll) dan telah mendapatkan respon positif dari para netizen.

KHDTK Tumbang Nusa merupakan satu-satunya hutan penelitian rawa gambut di Indonesia. Cakupan luas areal 5000 hektar, yang terdiri dari 65% hutan sekunder yang sudah 18 tahun tidak terbakar mempunyai potensi jenis-jenis kayu yang menjadi sumber ilmu pengetahuan, lebih dari 30 jenis telah diteliti dan terdapat 23 jenis burung. Namun, pada tahun 2015 kebakaran besar di Kalimantan Tengah telah menghanguskan lebih dari 50% areal KHDTK Tumbang Nusa. Untuk memperbaiki areal bekas terbakar di areal KHDTK Tumbang Nusa, digulirkan program “RePeat”. Kami mengucapkan terimakasih atas partisipasi para peserta RePeat termin pertama ini dan selanjutnya sama-sama kita teruskan pada netizen lagi melalui medsos masig-masing,” demikian kata Purwanto selaku pengelola KHDTK Tumbang Nusa.

Dalam kesempatan pertama ini , RePeat diikuti 52 orang peserta dari Dosen, Mahasiswa, dan TNI Yonif 631 Antang, Kalimatan Tengah, yang berasal dari Dosen Universitas Muhammadiah Palangkaraya yang dipimpin Dekan Fakultas Pertanian dan Kehutanan, ibu Siti Maemunah, himpunan mahasiswa pecinta alam Katuliswa, Universitas Paramadina (Jakarta), dan anggota Mapala dari Universitas Muhamadiah (Mapala UMP), Mapala Universita Palangkaraya (Mapala Dozer, Kalipnuriskha, Kalvariska, Sylva Raya, Comodo), himpunan mahasiswa (HIMA Kapuas, MBS Muara Tewe) serta dukungan dari satu kompi pasukan dari YONIF 631.

“Kegiatan aksi penanaman ini juga merupakan bagian dari kegiatan kami sebelumnya yaitu pada saat kebakaran tahun 2015 kemarin dengan membagikan masker dan oksigen,” demikian kata Ula, koordinator kegiatan dari Mapala Katuliswa, Universitas Paramadina.

Pada kegiatan ini, ditanam 2800 buah bibit jenis-jenis asli rawa gambut yang terdiri dari Balangeran (Shorea balangeran), Pulai rawa (Alstonia pneumatophora), Jelutung (Dyera polyphylla). “Meskipun medan yang ditemui cukup sulit, kaki terperosok ke dalam gambut, baju basah kuyup, kami sangat senang bisa memberikan aksi nyata dalam rehabilitasi lahan rawa gambut pasca terbakar,” ujar Intan, mahasiwa Universitas Paramadina Jakarta. Kegiatan RePeat pada termin pertama ini diharapkan menjadi trigger bagi volunteer lain untuk ikut andil dalam kegiatan RePeat selanjutnya ***(Pbs/Sfn).

Penulis : BPK Banjarbaru