Posted by Tuti - 28 April, 2016 - 1664 klik
P3HH Bangun Demplot Arkoba dan Cuka Kayu di Kab. Cianjur

P3HH (Cianjur, 29/04/2016)_Dalam membantu meningkatkan penghasilan masyarakat, terutama petani di Kabupaten Cianjur, Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan (P3HH) membangun demplot percontohan aplikasi arang kompos bioaktif (Arkoba) dan cuka kayu sebagai pupuk ramah lingkungan (nano-biofertilizer).

“Pembangunan ini bertujuan untuk meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas tanaman padi varietas Ciherang seluas 0,2 ha milik anggota kelompok tani Itikurih di Kampung Ciendog, Desa Kertajaya Kec. Ciranjang Kab. Cianjur. Selain itu, juga pada tanaman agroforestri  seluas 1 ha di Desa Babakan Karet, Kec. Cianjur, Kab. Cianjur,”kata Dra. Gusmailina M.Si., Peneliti P3HH., saat berkunjung ke lokasi, Rabu (28/04).

Adapun jenis tanaman agroforestri yang diujicobakan dengan tanaman pokoknya adalah sengon, mahoni, rambutan dan durian. Sedangkan tanaman tumpangsarinya adalah jagung dan kumis kucing.

“Kegiatan ini merupakan bagian dari tahap awal kegiatan pengembangan penelitian pada judul kegiatan Pengelolaan Sampah dengan Model Three in One (3in1) untuk Nano-biofertilizer dalam rangka mitigasi dan adaptasi lingkungan," kata Gusmailina.

Gusmailina menambahkan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memanfaatkan sampah organik menjadi arang dan asap cair sebagai nano-biofertilizer dan mengaplikasikannya pada beberapa jenis tanaman di lapangan agar dapat diimplementasikan oleh masyarakat.

Seperti diketahui bahwa pada tahun 2015, Gusmailina beserta rekan penelitinya, Dra. Sri Komarayati., telah berhasil menemukan inovasi nano-biofertilizer dengan bahan baku sampah organik, arang dan cuka kayu. Ketiga bahan tersebut lebih sering disebut dengan arang kompos bioaktif model 3in 1.

Nano-biofertilizer ini merupakan pengembangan bioteknologi dengan nano technology yang efektif diaplikasikan pada budidaya tanaman. Nano technology adalah upaya memperkecil partikel kompos dan mengubah strukturnya agar lebih efisien bereaksi dalam tanah dan mudah diserap oleh akar tanaman,”Papar Gusmailina.

Sedangkan arang kompos bioaktif (Arkoba) adalah salah satu produk pengembangan dari arang yang menggabungkan antara arang dengan kompos untuk penyubur tanah. Pemberian arang pada proses pengomposan bertujuan selain meningkatkan kualitas kompos. Arang ini akan berperan menambah aktifitas mikroorganisme yang ada sehingga proses dekomposisi dapat berlangsung lebih cepat.

“Dari beberapa uji coba pemberian arang kompos yang telah dilakukan, selain dapat menambah ketersediaan unsur hara tanah, memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologis tanah juga dapat meningkatkan pH dan nilai kapasitas tukar kation (KTK) tanah, sehingga cocok digunakan untuk rehabilitasi/reklamasi lahan kritis dan masam,”tambah Gusmailina.

Dipihak lain, Dra. Sri Komarayati menambahkan bahwa meskipun kegiatan pembangunan demplot ini merupkan tahap awal tetapi dia yakin bahwa hasil pada tanaman pertanian akan bisa dilihat dalam 3 bulan lagi.

Diketahui bahwa sebelumnya aplikasi Arkoba pernah dilakukan terhadap tanaman pokchoi, brokoli dan wortel di Kab. Garut dan di Ciloto (KPH Cianjur) Prop. Jawa Barat pada luas lahan sekitar 400 m2. Hasilnya menunjukkan bahwa ada peningkatan produksi sebesar 1,5 kwintal jika dibandingkan dengan pupuk yang biasa digunakan oleh petani seperti ‘Bokasi’

”Selain itu,  aplikasi Arkoba ini dapat mengurangi ketergantungan petani pada pupuk kimia sebesar 40%,”kata Gusmailina. ***ATH

Informasi Lebih lanjut
PUSAT LITBANG HASIL HUTAN (P3HH)
url : http://pustekolah.litbang.dephut.go.id atau http://www.pustekolah.org
Jl. Gunung Batu No. 5, Po. Box. 182, Bogor 16610, Telp. 0251 - 8633378 Fax.0251 - 8633413

 

Penulis : Ayit T. Hidayat