Dientry oleh priyo - 02 December, 2016 - 1667 klik
Strategi Pemasaran yang Tepat untuk Meningkatkan Pasar Kayu dan HHBK

FORDA (Cisarua, 01/12/2016)_Kegiatan ini harus fokus kepada strategi pemasaran, tidak menutup mata sampai saat ini pemasaran kayu dan non kayu belum berjalan dengan baik. Demikian disampaikan oleh Kepala Pusat Litbang Hutan (P3H), Ir. Djohan Utama Perbatasari, MM pada saat membuka seminar hasil-hasil kegiatan kerjasama P3H dengan Word Agroforestry Center (ICRAF) dengan judul “Development of Timber and NTFP Production and Market Strategies For Improvement of Smallholder Livelihood in Indonesia” di Hotel Grand Ussu Cisarua, Kamis (01/12).

“Bagaimana strategi pemasaran yang tepat untuk meningkatkan pasar kayu dan non kayu sehingga hasil kajian ini bermanfaat untuk Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan masyarakat agar bisa meningkatkan pasar kayu dan non kayu kayu yang saat ini redup,”kata Djohan.

Djohan mengatakan bahwa fokus kegiatan ini adalah untuk mengembangan dan melaksanakan peningkatan produksi kayu dan hasil hutan bukan kayu (HHBK) secara terpadu untuk meningkatkan kehidupan masyarakat local.

Lebih lanjut Djohan mengatakan bahwa kerjasama multipihak ini diharapkan mampu sebagai ”filling the gaps” atas berbagai keterbatasan dari berbagai institusi riset ini, atas dasar manfaat kerjasama, keunikan potensi masing-masing lembaga, kesejahteraan dan kepercayaan.

“Saya yakin kerjasama ini dapat dilakukan guna meningkatkan peran lembaga dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat,”papar Djohan

Sementara itu, Kepala Pengembangan Data dan Tindak Lanjut Penelitian (PDTL), Ir. Hary Setyono, M.Sc dalam penutupan mengingatkan apa yang disampaikan oleh Kapuslitbang Hutan bahwa tujuan kerjasama ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal, menemukan strategi pemasaran kayu dan non kayu dan mampu sebagai “felling the gaps”  kegiatan penelitian. “Hal tersebut yang harus menjadi pegangan,” ungkap Hary.

Kegiatan ini merupakan media penyampaian hasil kerjasama mulai tahun 2013 sampai 2016 untuk mendapatkan masukan dari pembahas yang berasal dari para peneliti senior di P3H dan pembahas dari IPB. Kegiatan penelitian yang disampaikan merupakan kegiatan yang dilaksanakan di beberapa lokasi yaitu Jogjakarta, Ciamis, Mataram dan Kupang. Jenis kayu yang diteliti adalaj Jati (Tectona grandis) dan Mahoni (Swietenia mahagony) milik msayarakat. Sedangkan HHBK yang teliti adalah lebah Trigona sp, bambu, rumput ketak, jahe emprit, kencur, tumbuhan pewarna alami (Indigofera tinctoria), dan tanaman obat kayu Ules (Helicteres isora) di NTT.

Seminar diikuti oleh seluruh peneliti P3H, perwakilan peneliti dari BP2TA Ciamis, BP2THHBK Mataram, BP2LHK Kupang, P3SEKPI, dan perwakilan dari Pusat Pendiidikan dan Pelatihan Kehutanan serta Team Leader Proyek KANOPPI dari ICRAF Bogor. ***

 

Penulis : Priyo Kusumedi