Dientry oleh Tuti - 05 December, 2016 - 1622 klik
Sengon dan Jabon Atasi Degradasi lahan di Gunung Muria

Balitek DAS (Solo, 05/12/2016)_Ir. Heru Dwi Riyanto, Peneliti Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (Balitek DAS) Surakarta menyatakan bahwa sengon dan jabon, dua jenis tanaman lokal, yang telah terbukti secara riset mampu mengatasi permasalahan degradasi lahan di Kawasan Gunung Muria.

Berdasarkan hasil risetnya, kedua jenis tanaman ini mampu tumbuh pada area degradasi lahan di Kawasan Gunung Muria. Walupun pada awalnya pertumbuhannya kurang bagus, tetapi pada saat usia 18 bulan, pertumbuhan kedua jenis tanaman ini meningkat pesat.

“Persen tumbuh sengon dan jabon sampai 6 bulan setelah tanam menurun masing-masing 0,96 dan 3,84% per bulan dan sampai 18 bulan setelah tanam dengan penurunan 0,27 dan 0,23 % per bulan. Persen tumbuh umur 18 bulan adalah 88 % dan 74 % masing-masing untuk sengon dan jabon,”jelas Heru.

Dalam penelitian tersebut, Heru menggunakan beberapa model untuk kedua jenis tanaman ini. Hasilnya menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman sengon model A dan C sampai 6 bulan dan 18 bulan setelah tanam masing-masing adalah 8,84 cm, 18,64 cm, 25,64 cm dan 22,53 cm per bulan.

“Pertumbuhan tinggi sengon model A  dan C sampai 18 bulan setelah tanam tidak berbeda nyata dengan kenaikan masing-masing 20,70 dan 21,39 cm per bulan,”kata Heru.

Sedangkan untuk tanaman jabon, rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman jabon model B dan C sampai 6 bulan dan 18 bulan setelah tanam masing-masing adalah 8,00 cm, 6,88 cm, 9,71 cm dan 9,77 cm per bulan.

“Pertumbuhan tinggi jabon model B dan C sampai 18 bulan setelah tanam berbeda nyata dengan increment masing-masing 9,71 dan 9,77 cm per bula,”kata Heru.

Selain mengamati ukuran tinggi pohon, dalam penelitian tersebut, Heru juga mengamati perkembangan diameter kedua jenis tanaman tersebut. Hasilnya menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan diameter sengon setelah umur 18 bulan naik sekitar 2,56-2,65 mm per bulan. Sedangkan jabon akan naik sekitar 1,64 -1,86 mm per bulan.

Heru menyatakan bahwa dalam mengevaluasi pertumbuhan dan diameter sengon dan jabon di kawasan Gunung Muria dilakukan dengan menerapkan  model rehabilitasi lahan dengan pendekatan agroforestri di lahan miring.

Lebih lanjut, Heru menyatakan bahwa kedua tanaman sengon dan jabon juga mempunyai peranan penting dalam memelihara kesuburan tanah terutama pada lahan terdegradasi.

“Kadar N total dan bahan organik tanah 14 bulan setelah tanam secara umum cenderung mengalami peningkatan. Kondisi pH tanah antar plot cukup bervariasi, setelah 18 bulan setelah tanam kondisi pH tanah mengalami penurunan 11% - 16%,”kata Heru menjelaskan.

Berdasarkan hasil riset tersebut, Heru menyarankan bahwa sengin dan jabon dapat digunakan untuk kegiatan rehabilitasi lahan terdegradasi. ***NE.

 

Informasi Lebih Lanjut:

BALAI LITBANG TEKNOLOGI KEHUTANAN PENGELOLAAN DAS

url : http://bpk-solo.litbang.dephut.go.id

Jl. Jend. A. Yani Pabelan Kotak Pos 295, Surakarta 57012, Telp.  0271 - 716709, Fax.   0271 - 716959

Penulis : NE/ Tim web Solo