Dientry oleh Rizda - 05 December, 2016 - 2981 klik
Nyawai, Tanaman Kehutanan Berpotensi Sumber Pangan dan Obat-obatan

BP2LHK Banjarbaru (Banjarbaru, 4/12/2016)_Selain berpotensi penghasil pulp dan kertas, ternyata, tanaman hutan nyawai memiliki potensi lain. Buah, daun dan kulit kayunya berpotensi sebagai sumber bahan pangan alternatif dan berkhasiat obat.

Penelitian Junaidah dan tim peneliti BP2LHK Banjarbaru bekerjasama dengan fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat menunjukkan bahwa buah nyawai mengandung zat bahan makanan yaitu vitamin C (0,12-0,03 %), lemak ( 4,65-5,76 %), protein (7-10,5 %), karbohidrat (11,03-14,28 %) dan gula (12,26-14,76 %).

Selain itu, bagian buah, daun dan kulit kayu tanaman yang bernama latin Ficus variegate Blume ini mengandung senyawa kimia yang berfungsi sebagai obat yaitu alkaloid, flavanoid, steroid, triterpenoid, tannin dan saponin.

“Optimalisasi pemanfaatan produk bisa dilakukan dengan diversifikasi produk non kayu seperti pangan dan obat-obatan,” kata Junaidah.

Triterpenoid berguna membantu penyembuhan luka. Saponin berguna untuk mempengaruhi kolagen atau tahap pertama perbaikan jaringan. Flavonoid bisa untuk menurunkan tekanan darah. Alkaloid bermanfaat sebagai pengatur tumbuh. Steroid sebagai hormon penyubur dan polifenol berfungsi untuk mencegah penyakit kanker, tekanan darah tinggi, jantung dan diabetes.

Adanya kandungan fitokimia dalam buah, daun dan kulit kayu tanaman nyawai sejalan dengan informasi dari beberapa warga setempat yang tinggal di sekitar tempat tumbuhnya. Warga mengatakan daun, kulit batang dan akarnya bisa digunakan sebagai obat. Daun nyawai juga dapat digunakan sebagai sayuran untuk penambah nafsu makan. Air yang keluar dari batang nyawai digunakan sebagai obat batuk.

Kayu nyawai juga dapat digunakan untuk kayu pertukangan dan bahan kayu lapis karena memiliki corak yang baik, dimana kayunya berwarna cerah kuning keputihan. Saat ini, hutan tanaman nyawai telah dikembangkan oleh PT. ITCI-Kartika Utama Kalimantan Timur. Pengembangan nyawai harus didukung oleh informasi yang lengkap tentang teknik budidaya, penerapan silvikultur intensif dan optimalisasi pemanfataan produk.

Kelebihan nyawai adalah berbuah pada umur yang pendek. Perlu diketahui, nyawai termasuk tanaman berdaur pendek yaitu kurang dari 10 tahun dengan riap rata-rata volume lebih dari 20 m3/ha/tahun pada umur 8 tahun.

“Produksi buah nyawai cukup banyak dan bisa dimakan,” lanjut Junaidah. Untuk jenis luwak banang habang dan luwa banyu daun lebar, produksi buah bisa mencapai 60 kg/pohon. Atas dasar itulah, Junaidah tertarik untuk mengetahui informasi kandungan zat makanan buah nyawai dan kandungan zat fitokimia buah, kulit batang dan daun nyawai.

Penelitian yang dilaksanakan tahun 2015 ini dimulai dengan pengumulan buah nyawai dari berbagai lokasi di Kalimantan Selatan. Terdapat tiga species yang dikumpulkan yaitu Luwak banang, loa banang, Linuh Ficus variegeta Blume Sinonim Ficus variegeta var. chlorocarpa, Luwak banang habang, loa banang habang/loa linuh/ luwak linuh Ficus variegeta Blume Sinonim Ficus variegeta var. sycomoroides dan Luwak banyu daun lebar Ficus variegeta Blume Sinonim Ficus variegeta var. chlorocarpa. Setelah buah terkumpul dilakukan analisis uji kandungan zat makanan, kandungan vitamin dan kandungan fitokimia bagian tanaman nyawai.

”Analisa kandungan zat makanan, vitamin dan fitokimia dilakukan pada bagian buah, uji fitokimia, pada bagian daun dan kulit batang,” papar Junaidah. Analisa kandungan zat makanan yang diukur adalah protein, lemak, karbohidrat, dan kadar gula. Analisis kandungan vitamin yang diukur adalah vitamin C. Analisis fitokimia yang diukur adalah alkaloid, steroid, triterpenoid, saponin, flavanoid, tanin dan polifenol.***

Penulis : Tim DI