Dientry oleh priyo - 07 December, 2016 - 4356 klik
Inovasi, Tuntutan dan Kebutuhan di Era Globalisasi

FORDA (Jakarta, 05/12/2016)_Inovasi merupakan tuntutan dan kebutuhan yang tidak bisa dihindari di era gobalisasi ini. Semua orang berlomba-lomba untuk menciptakan dan mengembangkan inovasi baik di instansi pemerintah, dunia usaha, bahkan seorang pedagang kecilpun harus  memikirkan bagaimana untuk berinovasi agar dapat bersaing dengan pedagang lain disekitarnya.

Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Ir. Bambang Hendroyono, MM pada saat membuka Workshop Champion of Innovation dengan tema “Melalui Inovasi Pelayanan Publik Kita Tingkatkan Kinerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan” pada tanggal 5-6 Desember 2016 di Rimbawan I, Gedung Manggala Wanabakti, Senin (05/12).        

“Seorang inovator akan terus memikirkan hal yang berbeda, baru dan unik untuk mengembangkan ide-idenya yang tidak pernah terpikirkan oleh  banyak orang.  sehingga inovasinya dapat membawa perubahan bagi lingkungannya,”kata Bambang

Terkait dengan inovasi pelayanan publik, Bambang mengatakan bahwa inovasi pelayanan publik merupakan salah satu cara meningkatkan kinerja Kementerian LHK, inovasi tersebut  juga menjadi salah satu komponen dalam Penilaian Pelaksanaan Reformasi Birokrasi. Semakin banyak inovasi pelayanan public yang kita lakukan, maka semakin meningkat Penilaian Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian LHK. Ini akan berdampak pada tingkat pelayanan publik di Kementerian LHK.

Lebih lanjut Bambang mengatakan bahwa suatu inovasi tidak harus selalu besar, kita bisa memulai dari hal-hal yang kecil seperti e-disiplin, e-office, e-perijinan, e-monev, dan lain sebagainya.  Yang terpenting dari sebuah inovasi adalah bagaimana inovasi tersebut dapat memberi manfaat bagi Kementerian maupun  masyarakat dan dunia usaha.

Bambang berharap kepada seluruh peserta workshop agar setelah mengikuti workshop yang dilaksanakan selama dua hari bisa bertransformasi menjadi laskar inovasi yang selalu membuat gagasan baru dan kreatif sehingga bermanfaat bagi Kementerian LHK  dan bagi masyarakat tentunya. 

Sementara itu, Dr. Tri Widodo W. Utomo, MA, Deputi Inovasi Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara (LAN) mengatakan bahwa Inovasi sebagai aktualisasi gotong royong. “Inovasi adalah aktualisasi “revolusi mental” yang harus menjadi gerakan kebangsaan dan dilakukan serentak oleh seluruh komponen bangsa,”kata Tri Widodo

Tri mengatakan bahwa ada 5 tahapan dalam inovasi atau yang sering disebut dengan 5D yaitu drum up, diagnose, design, deliver, dan display. Tahap drum up yaitu kemauan atau semangat untuk berinovasi (perubahan mindset).

Sementara itu tahap diagnose adalah tahapan mencari dan merancang inovasi. Tahap design adalah membuat (merancang) rencana aksi. Tahap deliver adalah tahap implementasi hasil-hasil/bukti inovasi. Sedangkan tahap display adalah tahap promosi inovasi dalam bentuk pameran.

Lebih lanjut Tri mengatakan bahwa ada beberapa kriteria inovavsi antara lain; 1) Ada tidaknya kebaruan (novelty) dalam sebuah perubahan; 2) Ada tidaknya dampak positif atau kemanfaatan dari suatu inisiatif perubahan; 3) Mampu tidaknya inisiasi perubahan memberi solusi terhadap masalah yg ada; 4) Adanya kesinambungan (tidak tergantung pada inisiator / konseptornya) dan dapat direplikasikan; dan 5) Memiliki kompatibilitas dengan sistem diluar dirinya, tidak membentur / melanggar sistem yg telah ada.

Selaras dengan hal tersebut, Erfi Muthmainah, M.Sc, Kepala Pusat Inovasi Pelayanan Publik, LAN memberikan  trik untuk membuat inovasi bisa dilakukan dengan cara benchmarking ke beberapa daerah yang inovatif dengan cara ATM yaitu A = Amati, T= Tiru dan M= Modifikasi.

Sementara itu Kepala Biro Kepegawaian, Ir. Erni Mayana, MM pada saat menutup workshop mengatakan bahwa workshop ini membekali kita, bagaimana memunculkan inovasi baru lagi di KLHK dan bisa membentuk lascar-laskar inovasi di KLHK.

“Kementerian LHK merencanakan akan menmbuat kompetisi inovasi lingkup Kementerian LHK untuk seluruh unit eselon II,”tutup Erni.

Pada wokshop ini Badan Litbang dan Inovasi (BLI), menyampaikan inovasi subtansi dan inovasi administrasi. Untuk inovasi subtansi, BLI telah memulai membuat buku 100 inovasi BLI pada tahun 2015 dan untuk tahun 2016, BLI telah membuat buku 150 inovasi. Sedangkan untuk inovasi administrasi khususnya untuk pelayanan public telah membuat aplikasi android website BLI dengan tujuan untuk memberikan layanan secara cepat, mudah dimanapun, kapanpun dan mendekatkan diri kepada pengguna.

Workshop champion innovation ini dilaksanakan dengan tujuan antara lain 1) Meningkatkan pemahaman peserta terhadap tahapan inovasi (Drum up, Diagnose, Design, dan Display) yang dilakukan dalam membangun dan mengembangkan sebuah inovasi; dan 2) Mendorong percepatan inovasi di Kementerian LHK. Workshop ini diiukuti seluruh perwakilan eselon I lingkup Kementerian LHK.***PK

Materi terkait:

Mutiara Terpendam di Badan Litbang dan Inovasi

 

 

 

Penulis : Priyo Kusumedi