Dientry oleh priyo - 07 December, 2016 - 1597 klik
BLI-KLHK Bersinergi dengan Perguruan Tinggi untuk Menjawab Persoalan dan Tantangan Global

FORDA (Denpasar, 06/12/2016)_Professor. Dr. Ketut Suastika, Rektor Universitas Udayana menyambut baik jalinan kerjasama yang ditawarkan oleh Badan Litbang dan Inovasi (BLI), Kementerian Lingkungan Hidup dan kehutanan (KLHK). Menurutnya, perguruan tinggi dan BLI-KLHK sangat perlu bersinergi demi membawa Bangsa Indonesia menyelesaikan persoalan yang dihadapi.

“Hasil-hasil riset perlu diimplementasikan untuk menjawab persoalan dan tantangan global,”tegas Ketut saat menyampaikan sambutan pada acara penandatanaganan Nota Kesepahaman (NK) dan Perjanjian Kerjasama antara BLI-KLHK dengan Universitas Udayana di Denpasar, Senin (05/12).

Ketut berharap bahwa kerjasama yang terjalin antara Universitas Udayana dan BLI-KLHK tidak hanya tertuang dalam NK, tetapi juga terealisasi dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi kedua belah pihak.

Dr. Henry Bastaman, M. ES., Kepala Badan Litbang dan Inovasi (Kabadan) sangat setuju dengan pernyataan Ketut. Henry menyatakan bahwa di akhir tahun ini, BLI telah melakukan rangkaian kerjasama dengan beberapa Perguruan Tinggi (PT),  yaitu Institut Teknologi Bandung dan Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung.

“Hari ini dengan Universitas Udayana. Kerjasama ini diawali dengan niat baik untuk sama-sama mengembangkan potensi dan sumber daya yang ada,”kata Henry.

“Saya setuju sekali bahwa kedua pihak ada singgungan yang perlu disinergikan,”tambah Henry.

Henry berharap bahwa jalinan kerjasama antara BLI dengan PT dapat mengisi  kesenjangan (filling the gap) baik dalam hal substansi maupun keterbatasan sumber daya dalam pelaksanaan kegiatan.

“BLI melakukan penelitian yang belum selesai karena hasil penelitian diperlukan tindak lanjut dan implementasinya. Oleh karena itu, perlu mencari pengisi kekosongan di dalam hal tersebut. Dalam konteks substansi, Udayana diharapkan dapat mendukung,”kata Henry.

Dalam kesempatan tersebut, Henry juga memberikan beberapa contoh permasalahan dan penyebab dalam kasus global warming dan perubahan iklim. Dimana sebagian besar penyebab peristiwa tesebut adalah akibat ulah manusia.

“Persoalan dan penyebab telah diketahui, sehingga perlu dicari upaya penyelesaiannya dengan dasar - dasar empiris dan scientific,”kata Henry.

“Tantangannya, bagaimana membalikkan persoalan tersebut menjadi kesempatan untuk mendapat manfaat sebesar-besarnya,”tambahnya.

Selain itu, pada kesempatan tersebut Henry juga menyatakan apresiasi besar atas inisiasi kerjasama antara Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu (BP2THHBK) Mataram, salah satu unit kerja BLI dengan Universitas Udayana dalam pengembangan bambu.

“Apa yang telah diinisiasi oleh BP2THHBK Mataram dan Udayana diharapkan dapat memenuhi keperluan sekaligus menjawab permasalahan termasuk perubahan iklim dan sumber energi,”kata Henry.

Henry berharap kerjasama tersebut dapat diimplementasikan untuk mencari titik temu dalam menyelesaiakan persoalan dalam kehidupan. Selain itu, Beliau juga berharap bahwa kerjasama tersebut juga dapat ditindaklanjuti dengan berbagai kerjasama teknis oleh Udayana dengan Puslitbang maupun Balai lingkup BLI.

“Dalam hal ini, BLI serius melakukan kerjasama pengembangan bambu,”tegas Henry. ***IKW.

 

Artikel Terkait:

Kerjasama, Terobosan untuk Kebijakan di KLHK.

Penulis : Ika Widyaningrum