Dientry oleh lusi - 02 December, 2016 - 1282 klik
Menteri LHK Kawal Perhutanan Sosial dari Hulu ke Hilir

Cimahi, Biro Humas Kementerian LHK, Sabtu, 3 Desember 2016. Berbaju kasual, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya langsung melepas senyum pada masyarakat yang menunggunya, Sabtu (3/12/2016) malam di Kafe Cenghar Kopi, kota Cimahi.


Sebuah rumah yang disulap menjadi tempat nongkrong, dengan iringan musik jazz modern, menyambut Menteri yang akrab disapa Siti itu. Ia datang khusus menghadiri launching kafe yang menjadi salah satu gerai Perhutanan Sosial Nusantara (PeSoNa) Mart. Ini salah satu program kerja KLHK.

"Mungkin pada heran, ngapain seorang Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan malam minggu di kota Cimahi? Saya memang khusus untuk ngelayab kesini," kata Siti saat memberi sambutan. Gelak tawa seketika terdengar dari warga yang hadir.

Ia menjelaskan bahwa salah satu arahan Presiden Joko Widodo adalah mensejahterakan masyarakat, mengurangi kesenjangan ekonomi. Program nyatanya di Kementerian LHK diwujudkan dalam bentuk perhutanan sosial dan kemitraan lingkungan.

"Saya sudah turun ke daerah-daerah, dan kopi bisa tumbuh bersama pohon pelindung seperti sengon," jelas Siti.

Dikatakannya, program Perhutanan Sosial adalah solusi di sektor hulu kehutanan. Dengan membuka akses pengelolaan hutan pada masyarakat, kini sumber daya alam bisa dimanfaatkan secara berkeadilan. Masyarakat sekitar hutan dapat mengelola atau memberdayakan kawasan tersebut untuk menanam tanaman bernilai ekonomi tanpa merusak tegakkan pepohonan.

"Nah, setelah sektor hulunya kita perbaiki, sektor hilir juga harus diperhatikan. Kopi yang ditanam petani mau dikemanain? Maka kami berkomitmen, akan mengawal perhutanan sosial ini mulai dari hulu hingga ke hilir. Karena itu saya tidak hanya masuk ke hutan-hutan, tapi juga harus ke kafe-kafe seperti ini," kata Siti.

Mantan Sekjen Depdagri itupun berharap, akan banyak tumbuh lapangan-lapangan usaha, yang mendistribusikan hasil hutan untuk dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat.

Terlebih lagi sudah banyak petani hutan, khususnya di Jawa Barat, yang melakukan kegiatan tumpang sari, antara lain tanaman jenis kopi jenis arabika yang memang cocok dengan kondisi alamnya. Kopi juga menghasilkan oksigen, sehingga tidak hanya baik dikonsumsi tapi juga baik untuk bumi.

"Kafe ini konsepnya seller meet buyers (penjual menemui pembeli). Akan terus kita kawal, dan semoga bisa terus ditularkan oleh anak-anak muda ke seluruh Indonesia. Kalau bisa sampai tahun 2018, dari perhutanan sosial bisa melahirkan 6.000 tempat usaha seperti Cenghar Cafe. Bisa menyerap tenaga kerja dan mengurangi pengangguran," katanya.

"Mohon maaf soal ini saya akan cerewet, karena akan saya ikuti terus. Saat sektor hulunya sudah berjalan baik, jangan sampai hilir gak hasilkan duit. Sementara sektor hilir inilah yang langsung dirasakan rakyat. Jadi mari kita dukung dan kawal sama-sama," ajak Menteri Siti.

Selain pemberian akses legal dan penguatan kelembagaan petani hutan menjadi korporasi, Menteri Siti menjelaskan, KLHK memiliki program kemitraan lingkungan dengan membentuk 2.500 komunitas penyelamatan SDA dan Lingkungan, kader konservasi sebanyak 6.000 orang, 40 forum kanal komunikasi, 80 jejaring kaukus untuk SDA dan LH, dan 1,6 juta Ha membangun atau memelihara hutan melalui CSR.

"Program Perhutanan Sosial nantinya tidak hanya bertumpu pada kegiatan pemberdayaan masyarakat, tapi juga mengedepankan bisnis rakyat, tujuan sepenuhnya untuk kesejahteraan rakyat," tegas Menteri Siti.(***)

Penanggung jawab berita:
Kepala Biro Hubungan Masyarakat KLHK, Djati Witjaksono, HP: 081375633330
Setditjen Perhutanan Sosial Kemitraan Lingkungan KLHK, Apik Karyana, HP: 081514346397

Penulis : PPID, KLHK