Dientry oleh Rizda - 08 December, 2016 - 2725 klik
Tips dan Trik Menulis Artikel di Media Massa

FORDA (Bogor, 5/12/2016)_Sebagaimana diketahui, redaksi media massa, khususnya media cetak memiliki keterbatasan ruang untuk memuat semua artikel publik yang masuk, baik opini maupun kolom. Tim redaksi akan memilih artikel berdasarkan kriteria dan standarnya. Untuk itu diperlukan tips dan trik bagi penulis agar tulisannya dapat dimuat di media massa. 

Untuk itu, Kamis (1/12), Direktorat Kajian Strategis dan Kebijakan Pertanian, IPB bekerjasama dengan Yayasan Sarana Wana Jaya (YSWJ) mengadakan Pelatihan Penulisan Artikel di Media Massa II bagi rimbawan. Pelatihan ini menghadirkan 4 narasumber, yaitu Budiarto Sambazy, jurnalis senior Kompas, Bagja Hidayat, rimbawan pelaksana Majalah Tempo, Arif Satria, Dekan Fakultas Ekologi Manusia-IPB dan Mohammad Ridwan, rimbawan Pimred Majalah Green Indonesia.

Dari paparan 4 praktisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa tips dan trik menulis artikel di media massa dapat dibedakan atas substansi dan teknis penulisannya.

Agar artikel dapat dimuat, secara substansi, artikel harus berkaitan dengan kebutuhan masyarakat luas dengan sudut pandang yang berbeda dari pandangan umum. Sikap dan opini harus jelas. Selain itu, media yang dipilih harus sesuai dengan tema artikel.

Secara teknis, artikel harus ringkas dan jelas. Sebelum menulis, penulis disarankan membuat outline, dengan menyiapkan rumusan masalah, mencari dan menyusun data yang paling menjawab masalah, jika perlu siapkan anekdot yang sesuai.      

Struktur dalam menulis terdiri dari judul, lead, bridging, isi dan penutup. Judul disarankan tidak lebih dari 6 kata. Dalam menulis judul sangat disarankan menggunakan kalimat aktif dengan struktur S-P-O-K. Hal ini untuk menghindari perubahan makna yang sering terjadi pada kalimat pasif.

Lead adalah pintu masuk dan susunan cerita berupa deskriptif, narasi, kesimpulan dan pertanyaan. Lead maksimal tiga alinea, hindari banyak koma dan angka. Bridging adalah kelompok pikiran, adegan dan suasana yang 1 alinea terdiri dari 3-4 kalimat, 1 kalimat terdiri dari 9-15 kata.

Dalam menentukan jumlah karakter tulisan, masing-masing media memiliki standar sendiri. Narasumber dari Kompas menyebutkan, tulisan yang dimuat maksimal 6 ribu karakter. Sedangkan di Majalah Tempo, artikel maksimal 8 ribu karakter termasuk spasi.

Dr. Arif Satria, salah satu narasumber mengatakan, artikel yang baik adalah artikel yang dapat dipahami semua orang, semua kalangan bahkan orang awam. Untuk itu, penggunaan bahasa maupun istilah yang tidak umum atau asing perlu dihindari.

Menurut Mohammad Ridwan, kesalahan umum menulis artikel untuk media massa sehingga tidak dimuat, antara lain judul terlalu panjang, alinea 1 dan 2 kurang kuat, kalimat terlalu panjang, telat waktu kirim dan tidak aktual sehingga tidak menjadi fokus media saat itu.

Sebelum menutup paparannya, narasumber lainnya, Bagja Hidayat mengatakan, ada dua modal untuk menjadi penulis, yaitu rasa ingin tahu dan skeptisisme, yaitu ketidakpercayaan atau keraguan tentang sesuatu yang belum tentu kebenarannya.

“Prinsipnya, penulis memberi tahu yang belum tahu, tetapi tidak menggurui yang sudah tahu,” kata Bagja.

Pelatihan yang dibuka Ketua Umum YSWJ, Boen M. Purnama ini diikuti lebih dari 30 peserta dari berbagai kalangan terkait kehutanan, antara lain Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, LSM, himpunan alumni, himpunan pensiunan dan pemerhati kehutanan, serta asosiasi kehutanan di Indonesia.

Kegiatan pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan intensitas dan kualitas penulisan berita, gagasan dan pemikiran para rimbawan dalam mewarnai wacana publik di bidang kehutanan.***

Penulis: Risda Hutagalung

 

Materi Pelatihan Menulis Artikel di Media Massa

Penulis : Risda Hutagalung