Dientry oleh Tuti - 15 December, 2016 - 1350 klik
Sekbadan Optimis Akan Masa Depan Badan Litbang dan Inovasi

FORDA (Bogor, 15/12/2016)_Ir. Tri Joko Mulyono MM., Sekretaris Badan Litbang dan Inovasi (Sekbadan) yang akan beralih tugas menjadi Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Manusia (Kapusdiklat) menyatakan bahwa dirinya semakin optimis memandang masa depan Badan Litbang dan Inovasi (BLI). Hal ini diungkapkan Beliau pada Rapat Evaluasi Kegiatan Tahun Anggaran 2016 dan Persiapan Pelaksanaan Kegiatan Tahun Anggaran 2017 lingkup BLI di  Ruang Rapat Sudiarto, Rabu (14/12).

Menurutnya, semua Pejabat Eselon 2 BLI yang bergelar Doktor (S3) akan membawa BLI menjadi lebih baik. Hal ini juga diperkuat dengan strategi yang akan atau telah diterapkan oleh BLI yaitu penelitian di pusat dengan di Unit Pelaksana Teknis (UPT) daerah berbeda.

“Pusat merangkum penelitian di lapangan dalam bentuk sintesa, UPT daerah melaksanakan penelitian di lapangan sehingga di lapangan bisa menjadi contoh. Mestinya itu,”kata Tri Joko.

Pada kesempatan tersebut, Tri Joko memberi apresiasi besar kepada  Dr. Bambang Supriyanto., Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi, Kebijakan dan perubahan Iklim (P3SEKPI) atas inisiatifnya untuk menerapkan penelitian yang bisa mendongkrak organisasi kredibel tingkat nasional. P3SEKPI tidak lagi melaksanakan riset dasar.

Out of poduct dari penelitian sosial adalah guideline di daerah. Sedangkan daerah nanti sebagai contoh-contoh. Diharapkan dengan strategi tersebut bisa mendongkrak organisasi ke tingkat nasional,”kata Bambang Supri.

“Prinsipnya kita membuat guideline untuk diujicobakan ke lapangan, terutama KPH. Dengan dana sedikit, kita punya penelitian yang aplikatif dan mendongkrak organisasi,”tegas Bambang Supri.

Bambang Supri menyatakan bahwa hal ini sedang diterapkan dalam proyek free fire village, proyek yang dikerjakan oleh P3SEKPI bekerjasama dengan ICRAF. Proses di lapangan akan menggandengan Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Palembang dan Banjarbaru.

Dalam kesempatan tersebut, Tri Joko mengingatkan bahwa BLI tidak hanya melakukan penelitian terapan saja, tetapi juga harus melaksanakan penelitian dasar. Bahkan kalau bisa melaksanakan penelitian di semua lini untuk memenuhi kebutuhan yang ada.

“Kalau semua penelitian terapan maka hilanglah BLI sebagai leading the way. Kita harus memenuhi semua kebutuhan. Tapi saya tidak suka kalau semua berpedoman pada Prinas. Harusnya kita juga menyediakan iptek jangka menengah dan panjang,”kata Tri Joko.

“Litbang itu penting dan mendesak. Jangan terpaku hanya menjawab target-target Prinas thok. Prinas akan dibahasakan sehingga bisa menarik RPI kita,”tegas Tri Joko.

Oleh karena itu, Tri Joko meminta dalam proses perencanaan harus ditentukan dahulu ruang lingkup penelitian, baik dalam penelitian dasar, terapan maupun pengembangan. Diharapkan dengan proses tersebut, penelitian akan lebih fokus pada bidang dan permasalahan nasional, seperti pangan, energi dan lainnya.

Tri Joko juga menyatakan bahwa adanya politik anggaran di litbang adalah tidak benar. Dimana politik tersebut menyatakan bahwa adanya kebijakan yang mengalokasikan anggaran untuk mengutamakan kepentingan manajemen.

“Tidak ada dikotomi antara fungsional dengan struktural. Itu yang kita jaga,”tegas tri Joko.

Untuk menghilangkan isu tersebut, Tri Joko berharap adanya komunikasi yang intens. Menurutnya, komunikasi itu penting dan jangan menganggap orang lain mempunyai pemahaman yan sama.

Tri Joko juga berterima kasih atas upaya yang telah dilakukan oleh seluruh UPT BLI dengan ketersediaan anggaran yang terbatas bisa mencapai realisasi sampai dengan 13 Desember sebesar 86,12% dan berada di atas rata-rata realisasi KLHK yang hanya mencapai 66,61%.

Sekbadan berharap bahwa pada rapat ini setiap UPT untuk melakukan pemutakhiran data, menghitung kembali prognosis anggaran 2016. Diharapkan bisa mencapai target prognosis BLI yaitu di atas 90% atau tepatnya dapat mencapai 95,2%.

“Beri hadiah bagi saya. Akhir tahun ini, serapan anggaran bisa mencapai 97%. Ini menentukan apakah saya bisa pergi dengan membusungkan dada atau sembunyi-sembunyi,”kata Tri Joko. ***THS.

Penulis : Tri Hastuti Swandayani