Dientry oleh priyo - 19 December, 2016 - 2228 klik
Pengelolaan Tengkawang Secara Lestari untuk Peningkatan Ekonomi Masyarakat

B2P2EHD (Samarinda, 19/12/2016)_Pada tahun 2008 setiap Kepala Keluarga (KK) di Dusun Tem’bak, Kecamatan Embaloh Hilir, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat telah merasakan manfaat pohon Tengkawang dengan pendapatan rata-rata dari buah Tengkawang sebesar Rp.10.812.962/KK/Panen, batang Rp. 566.769,23/KK/Panen dan dari Damar Rp.4.700.000/KK/panen. Dengan catatan, saat itu harga buah Rp.7.000/Kg, batang Rp.1.340.000/m3 dan damar Rp.1.000/Kg.

Hal tersebut merupakan hasil penelitian Supartini, S.Hut., MSc., dan M. Fajri, S.Hut., MP., Peneliti di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Ekosistem Hutan Dipterokarpa (B2P2EHD) yang dimuat dalam jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol. 1 No. 1, Juli 2015: 7 – 14.

Menurut Supartini dan Fajri, pohon Tengkawang telah lama dibudidaya oleh masyarakat dusun Tem’bak, karena nilai ekonominya yang tinggi. Kedepannya perlu dilakukan pengelolaan pohon Tengkawang secara lestari. Selain untuk memperoleh manfaat finansial, juga untuk menjaga lingkungan hidup dan Kehutanan.

“Potensi pohon Tengkawang yang terdapat di kebun masyarakat, terutama di Dusun Tem’bak sangat besar, untuk itu perlu dilakukan inventarisasi potensi keberadaan pohon Tengkawang dalam hal mendukung pemanfaatan Tengkawang secara optimal,”ungkap Supartini.

Lebih lanjut Supartini mengatakan bahwa pohon Tengkawang yang berdiameter diatas 50cm berjumlah 18 pohon per hektarnya, hal ini menunjukkan potensi tegakan pohon Tengkawang masih tinggi.

“Saat ini kondisi pohon Tengkawang di Dusun Tem’bak masih tergolong dalam kategori baik dan dapat dilakukan pemanfaatan hutan secara lestari,” jelas Supartini

Jenis pohon Tengkawang yang memiliki potensi besar tersebut adalah Shorea macrophylla dan Shorea stenoptera, karena lokasi kebun masyarakat yang dekat dengan sungai pada topografi lembah maupun lereng sehingga unsur hara dan air untuk pohon tercukupi dengan baik.

Selain itu, menurut Supartini, Tengkawang merupakan salah satu jenis pohon yang relatif banyak dan masih terjaga keberadaannya di kebun masyarakat Kalimantan Barat. Masyarakat Kalimantan Barat memiliki kearifan lokal dalam mengelola pohon Tengkawang

Kearifan lokal masyarakat Kalimantan Barat dalam mengelola pohon Tengkawang dilakukan dengan cara: 1) Penyemaian sendiri buah Tengkawang di halaman belakang rumah menggunakan polybag, apabila sudah tumbuh bibitnya dan siap ditanam maka ditanam kembali di kebun, 2) Pohon Tengkawang tidak boleh ditebang kecuali untuk membangun rumah, 3) Adanya larangan menjual kayu pohon Tengkawang, kalau ada yang melanggar akan mendapat hukuman adat.

Supartini berharap bahwa pengelolaan pohon tengkawang secara lestari juga perlu diperhatikan untuk selalu menyisihkan buah tengkawang dalam rangka regenerasi dan peningkatan potensi guna mendukung pengelolaan yang berkelanjutan dan perlu dilakukan perlakuan silvikultur untuk peningkatan produktifitas tegakan pada tingkat semai dan pancang.***MSC

Sumber berita: JURNAL Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol. 1 No. 1, Juli 2015 : 7 – 14

DOI: http://dx.doi.org/10.20886/jped.2015.1.1.7-14

Penulis : Muhamaad Sahri Chair