Dientry oleh Tuti - 13 January, 2017 - 1568 klik
Fasilitas Awal Konservasi dan Ekowisata Gajah di KHDTK AeK Nauli Hampir Siap

BP2LHK Aek Nauli (Aek Nauli, 13/01/2017)_Untuk melihat kesiapan fasilitas yang ada di KHDTK Aek Nauli sebagai tempat konservasi dan ekowisata gajah, beberapa pejabat Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumater Utara (B2KSDA Sumut) dan Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Aek Nauli meninjau KHDTK Aek Nauli, Selasa (10/01).

Dalam proses tersebut, B2KSDA Sumut diwakili oleh Dr. Tri Atmojo, Kasubag Tata Usaha dan Subhan, S.Hut M.Si., Kabid Wiyalah III Pematangsiantar. Sedangkan pihak BP2LHK Aek Nauli dipimpin langsung oleh Pratiara, S.Hut M.Si., Kepala BP2LHK Aek Nauli yang didampingi oleh Wanda Kuswanda, S.Hut M.Sc., Peneliti BP2LHK Aek Nauli.

Peninjauan KHDTK Aek Nauli kali ini bertujuan untuk melihat kesiapan prasarana awal sebelum dilakukan pemindahan gajah yang dilakukan oleh pihak B2KSDA Sumut. Jumlah gajah yang akan dipindah sebanyak 6 buah, yang dilakukan secara bertahap. Pada tahap awal akan dilakukan pemindahan sebanyak 4 ekor gajah. Gajah tersebut berasal dari Pusat Latihan Gajah (PLG) Holiday Resort di Kelurahan Aek Raso, Kecamatan Cikampak, Kabupaten Labuhan Batu Selatan.

“kawasan KHDTK memiliki potensi pemanfaatan ekowisata yang tinggi dan yakin dapat memenuhi syarat untuk mendukung kebutuhan dan kesejahteraan gajah,”kata Tri Atmojo.

Disadari bahwa KHDTK Aek Nauli dipilih sebagai lokasi untuk program mengoptimalkan konservasi dan pemanfaatan gajah jinak (dibawah pemeliharaan manusia) secara sinergi dan berkelanjutan. Program tersebut merupakan salah satu program yang tertuang dalam Strategi Rencana Aksi Konservasi Gajah 2007 – 2017. Untuk mengimlementasikan program tersebut dilakukan kerjasama tiga pihak, yaitu B2KSDA Sumut, BP2LHK Aek Nauli dan Vesswic.

Terkait hal tersebut, telah dibangun berbagai prasarana dasar sebelum proses pemindahan gajah. Sarana tersebut antara lain tempat minum dan mandi gajah, kandang tambat atau pengikat di malam hari dan panggung atrasi.

“Masih perlu ada perbaikan dan tambahan prasarana sehingga dapat mempercantik dan menarik sebagai lokasi destinasi ekowisata,”kata Tri Atmojo setelah meninjau kesiapan prasarana di KHDTK Aek Nauli.

Di pihak lain, Subhan menambahkan bahwa pengembangan prasarana di KHDTK Aek Nauli  harus segera ditingkatkan sehingga program ini akan semakin cepat berjalan.

Ke depannya, ada beberapa fasilitas pendukung yang akan dibangun di KHDTK  Aek Nauli, antara lain kandang sosialisasi,  fasilitas medis, gudang penyimpanan pakan, camp mahout atau pawang gajah dan sarana pendukung untuk pengembangan ekowisata seperti gerbang masuk dan penjualan tiket, galeri gajah dan pentas terbuka teater gajah. 

Beragam kegiatan riset pun akan dikembangkan untuk mendapatkan informasi dalam meningkatkan kesejahteraan atau kebutuhan gajah, seperti penelitian produktivitas dan rekayasa pakan alami, penelitian adaptasi perilaku gajah pada hutan dataran tinggi, penelitian dampak terhadap ekosistem dan persepsi para pihak dalam pengembangan gajah di KHDTK Aek Nauli.

“kehadiran gajah di KHDTK Aek Nauli akan membuat kawasan tersebut semakin dikenal dan beberapa aspek penelitian tentang gajah dapat diselaraskan ke depannya,”kata Pratiara.

Dari hasil peninjauan, para pihak yang terlibat semakin optimis bahwa program ini akan segera terwujud. Selain itu, diharapkan kedepannya KHDTK Aek Nauli dapat menjadi model pemanfaatan KHDTK di Badan Litbang dan Inovasi yang mampu dikelola secara mandiri dan menghasilkan PNBP bagi negara. ***WK

 

Informasi Selengkapnya

BP2LHK Aek Nauli
Jln. Raya Parapat Km. 10,5 Sibaganding, Parapat, Sumatera Utara
http://aeknauli.litbang.menlhk.go.id

Penulis : Wanda Kuswanda