Dientry oleh Rizda - 20 January, 2017 - 10408 klik
Berbuah di Ketinggian 1.200 mdpl, Indikasi Durian Mampu Beradaptasi Terhadap Iklim Berbeda

BP2LHK Aek Nauli (Aek Nauli, 19/01/2017)_Untuk pertama kalinya, tahun ini durian berbuah di Kampus Kehutanan Aek Nauli, sekitar Danau Toba  yang berada di 1200 mdpl. Buah tropis yang juga dikenal dengan nama Tarutung dalam bahasa Batak ini sebetulnya banyak ditemui tumbuh dan berbuah di Daerah Tangkapan Air Danau Toba, namun rata-rata berada pada ketinggian kurang dari 900 mdpl. 

Berbuahnya durian ini pada Desember 2016 sampai saat ini mengindikasikan bahwa jenis ini mampu beradaptasi dengan ketinggian tempat dan iklim yang berbeda dari asalnya.

Hal ini memberikan peluang pengembangan jenis ini sebagai tanaman multi manfaat sebagai tanaman rehabilitasi dan penghasil buah bernilai ekonomi tinggi pada dataran tinggi terutama di DTA Danau Toba. Namun, tentu saja diperlukan kajian lebih komprehensif terkait kemampuan adaptasi pohon buah ikon Kota Medan dan upaya-upaya segera untuk memperbanyak populasinya. 

Selain durian, Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan Aek Nauli telah mengidentifikasi beberapa jenis tanaman multi manfaat (MPTs) yang prospektif untuk rehabilitasi dan perkebunan rakyat di DTA Danau Toba. Diantaranya adalah alpokat (Persia americana), petai (Parkia spesiosa), cempedak (Arthocarpus spp.), makadamia (Macadamia spp.), kemenyan (Styrax spp.), jambu monyet, bambu (Bamboosa sp.), Ingul (Toona sinensis) dan sebagainya. Jenis-jenis ini sebetulnya telah lama dikenal masyarakat sebagai tanaman campuran pada kebun mereka. 

Selain itu juga terdapat jenis-jenis pionir endemik seperti jabon (Anthocephalus cadamba), mahang (Macaranga spp.), hariara/ beringin (Ficus spp.) dan Melastroma malabatrichum yang mampu beradaptasi pada kondisi lingkungan yang ekstrim seperti padang alang-alang yang banyak ditemui di kawasan ini. 

Merupakan hal yang sulit untuk menerapkan teknik budidaya tanaman konvensional dalam merehabilitasi lahan kritis terutama jika telah terkolonisasi alang-alang. Kemampuan adaptasi yang tinggi, cepat tumbuh serta toleran terhadap areal terbuka, mampu menarik hidupan liar serta telah diketahui teknik budidayanya dapat menjadikan jenis Durio spp.  sebagai sebagai jenis prospektif untuk rehabilitasi lahan. 

Semakin cepat penutupan tajuk terbentuk, pertumbuhan alang-alang dapat segera ditekan, dan jatuhan serasah akan membentuk lapisan bahan organik sehingga mempercepat siklus hara dan menciptakan iklim mikro bagi masuknya jenis-jenis baru.***Asw/ CRK

Penulis : Aswandi & Cut