Dientry oleh Tuti - 07 February, 2017 - 4481 klik
Kombinasi Rhizobium dan Mikoriza Optimalkan Pertumbuhan Kaliandra

B2P2BPTH (Yogya, 07/02/2017)_Untuk meningkatkan pertumbuhan Kaliandra (Calliandra calothyrsus) lebih optimal dapat dilakukan dengan pemberian kombinasi rhizobium dan mikoriza. Hal ini diungkapkan oleh Rina Lakmi Hendrati dan Siti Husna Nurrohmah, Peneliti Balai Besar Litbang Pemuliaan Tanama Hutan (B2P2BPTH) dalam artikelnya dalam Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan (JPTH) Vol. 10, No. 2, Tahun 2016.

“Kombinasi penerapan kedua jenis perlakuan ini (rhizobium dan mikoriza) diharapkan akan membantu C. calothyrsus unggul untuk lebih mengekspresikan keunggulan pertumbuhannya pada berbagai lahan yang ada termasuk lahan yang kurang menguntungkan,”kata Rina seperti dikutip dalam artikelnya.

Rina menyatakan bahwa rhizobium merupakan bakteri yang mutlak diperlukan untuk nodulasi C. calothyrsus. Diketahui bahwa C. calothyrsus merupakan jenis tanaman legum yang mengikat nitrogen dari udara dengan cara bersimbiose dengan bakteri rhizobium yang sesuai, untuk membentuk nodul akar.

“Ketersediaan rhizobium yang kompatibel bagi C. calothyrsus pada media ataupun lahan yang baru akan sangat mempengaruhi pertumbuhannya. Pemberian rhizobium tambahan di persemaian merupakan alternatif untuk membantu pertumbuhan awal C. calothyrsus pada lokasi yang baru,”kata Rina.

Rina menambahkan bahwa pengikatan nitrogen pada legum seringkali mengalami keterbatasan terutama pada kondisi agak kering atau pada tanah yang kurang berkualitas karena buruknya perkembangan simbiosenya.

Sementara itu, mikoriza, merupakan organisme berupa jamur yang akan membantu tanaman untuk mengikat unsur hara pada lokasi tempat unsur-unsur tertentu sulit untuk didapatkan termasuk pada daerah kering dan tanah yang kekurangan hara.

Dalam penelitian tersebut, Rina dan tim menggunakan kombinasi 5g rhizobium dengan tingkat penggunaan mikoriza 0, 5 dan 10g yang diterapkan pada 5 famili unggul dalam polibag 30 x 30 cm. Pengamatan dilakukan terhadap jumlah daun, tinggi dan diameter pada umur 1, 4 dan 8 minggu serta jumlah bintil akar 4 dan 8 minggu setelah pemberian perlakuan.

Hasil penelitian awal menunjukkan pemberian rhizobium tidak memberikan beda nyata meskipun secara umum memberikan pertumbuhan lebih baik. Pemberian mikoriza berpengaruh setelah 14 minggu dengan jumlah daun lebih banyak. Hasil penelitian lanjut pada semai 3,5 bulan, menunjukkan interaksi famili tingkat penggunaan mikoriza terhadap sifat tinggi tanaman dan bintil akar.
 
Hubungan antara bintil akar dan sifat pertumbuhan menunjukkan semakin meningkatnya jumlah bintil akar terbukti semakin meningkatkan jumlah daun (r=0,41), tinggi tanaman (r=0,3) dan diameter (r=0,45) sampai siap ditanam.

“Jumlah bintil akar yang diproduksi karena pemberian gabungan rhizobium dan mikoriza, menunjukkan berpengaruh sangat nyata setelah 4 minggu terhadap pertumbuhan tanaman terutama jumlah daun, tinggi dan diameter tanaman serta tinggi dan diameter setelah 8 minggu perlakuan,”kata Rina.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, Rina dan Tim merekomendasikan bahwa untuk mengoptimasi penggunaan bibit unggul C. Calothyrsus dapat dilakukan dengan pemberian rhizobium dan mikoriza yang murah. ***LH&MNA

 

Sumber Artikel:

Penggunaan Rhizobium dan Mikoriza untuk Calliandra calothyrsus Unggul.

 

Informasi Lebih Lanjut:

Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Bioteknologi Dan Pemuliaan Tanaman Hutan

url : http://biotifor.litbang.menlhk.go.id  atau http://www.biotifor.or.id

Jl. Palagan Tentara Pelajar Km. 15,  Purwobinangun, Yogyakarta 55582, Telp. 0274 - 895954, Fax.  0274 – 896080

Penulis : Lukman Hakim dan Muhammad Nurdin