Dientry oleh Rizda - 31 March, 2017 - 1760 klik
4 Penyebab Utama Konflik Macan Tutul dengan Manusia

P3H (Bogor, 30/03/2017)_Dalam satu dekade terakhir, kasus masuknya macan tutul ke pemukiman dan memangsa ternak, semakin sering terjadi. Sebagai langkah mitigasi, peneliti Puslitbang Hutan, Badan Litbang dan Inovasi Kementerian LHK melakukan penelitian untuk membuat peta rawan konflik macan tutul. Dari hasil penelitian, ditemukan 4 penyebab utama konflik macan tutul dan manusia.

4 Penyebab utama konflik macan tutul dan manusia, yaitu perilaku territorial macan tutul; daya dukung dan daya tampung habitatnya terlampaui; habitatnya terdegradasi; dan macan tutul mengikuti mangsanya yang pindah ke kebun penduduk karena habitatnya rusak. 

Tentang perilaku teritorial, menurut peneliti macan tutul dari Puslitbang Hutan, Badan Litbang dan Inovasi Kementerian LHK, Dr. Hendra Gunawan, biasanya yang keluar dari hutan dan tertangkap adalah macan tutul jantan muda yang baru disapih sehingga harus mencari teritori sendiri di luar teritori ayahnya. 

Faktor kedua, daya dukung dan tampung habitat terlampaui akibat populasi macan tutul yang bertambah, hal ini menunjukkan reproduksi yang baik di alam. 

Faktor ketiga, habitat macan tutul terdegradasi dari segi luasan dan kualitas sehingga tak mampu mendukung dan menampung macan tutul. Kasus ini biasanya terjadi di daerah yang masif penggarapan hutan, baik hutan produksi, hutan lindung maupun hutan konservasi, baik legal dengan pola PHBM maupun illegal. 

Salah satu contohnya kasus di Gunung Sawal, dimana penggarapan dilakukan secara legal dengan pola PHBM di hutan produksi di sekitar Suaka Margasatwa. Hutan produksi sekitar Suaka Margasatwa yang selama ini menjadi bagian habitat macan tutul di gunung Sawal menjadi berkurang karena digarap menjadi kebun kopi dengan pola PHBM. Akibatnya terjadi banyak kasus macan tutul keluar dari Suaka Margasatwa untuk mencari mangsa. 

Penyebab lainnya, macan tutul mengikuti mangsa yang habitatnya rusak kemudian pindah ke kebun penduduk. Kasus di sekitar Gunung Sawal bisa diduga dengan asumsi ini. Satwa mangsanya seperti babi hutan dan kijang yang biasa berada di hutan produksi, pindah ke hutan rakyat atau kebun penduduk yang lebih hijau dibanding hutan produksi yang telah menjadi kebun kopi tanpa tumbuhan bawah yang hijau. 

Hendra Gunawan dan tim yang telah meneliti macan tutul sejak tahun 2009 mencatat, di Jawa Barat saja telah terjadi 75 kasus macan tutul keluar hutan dan memasuki pemukiman. Sebanyak 51 kasus (68%) terjadi di sekitar Gunung Sawal, Kabupaten Ciamis. Ada 20 desa di sekitar Gunung Sawal yang pernah didatangi oleh macan tutul dari Gunung Sawal.***

 

Informasi lebih lanjut, hubungi:

Pusat Litbang Hutan

Jl. Gunung Batu No. 5,  Po. Box. 165, Bogor 16610, Telp. 0251- 8633234, 520067,  Fax.  0251 - 8638111

Dr. Hendra Gunawan

Peneliti Utama Bidang Konservasi Sumberdaya Hutan

Ketua Forum Konservasi Macan Tutul Jawa/FORMATA

Email: hendragunawan1964@yahoo.com

 

Penulis : Tim website