Dientry oleh Rizda - 18 April, 2017 - 2959 klik
Ekstrak Biji Sirsak dan Suren: Insektisida Nabati Efektif Kendalikan Hama Gaharu

BP2LHK Banjarbaru (Banjarbaru, 16/04/2017)_Hasil penelitian Fajar lestari dan Wida Darwiati yang dimuat dalam Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol. 11 No. 3 Desember 2014 membuktikan, ekstrak biji sirsak dan suren memberikan efek insektisida tinggi terhadap hama gaharu  Heortia vitessoides. Artinya, ekstrak biji  sirsak dan suren potensial menjadi insektisida nabati dalam mengendalikan hama pada tanaman gaharu (Aquilaria malaccensis).

“Pemanfaatan tanaman yang menghasilkan insektisida nabati seperti tanaman mimba, suren dan sirsak akan mendukung upaya pengendalian hama yang bersifat ramah lingkungan,” tulis Lestari. 

Sebagaimana diketahui, insektisida nabati mempunyai bahan dasar berupa bahan aktif metabolit sekunder yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Bahan aktif tersebut berguna sebagai sarana pertahanan diri dari organisme yang menyerang tumbuhan tersebut. 

Dari penelitian yang dilakukan di Laboratorium Perlindungan Hutan Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Banjarbaru ini diketahui, penggunaan ekstrak biji mimba, sirsak dan suren ternyata memberikan efek insektisidal tinggi dibandingkan dengan ekstrak daun. 

Lestari dan tim memaparkan, ujicoba pengendalian dilakukan dengan merendam daun gaharu pada larutan ekstrak daun dan biji dari tanaman mimba, suren dan sirsak yang digunakan sebagai pakan hama. 

Pemilihan jenis mimba, sirsak dan suren karena jenis-jenis mempunyai aktivitas biologi yang cukup tinggi terhadap berbagai species serangga hama. Larva instar pertama diperoleh dari tanaman gaharu di Desa Gumbil, Kandangan, Kalimantan Selatan.   Konsentrasi ekstrak yang digunakan adalah 0,3 g/l air (3%) dan 0,4 g/l air (4%). 

Hasilnya, mortalitas paling tinggi terjadi pada perlakuan ekstrak biji mimba konsentrasi 3% dan 4% serta ekstrak biji sirsak konsentrasi 4% yang menyebabkan mortalitas larva sebesar 100%. Sedangkan ekstrak biji suren konsentrasi 4% memberikan efek mortalitas sebesar 53,33%.   

Mortalitas yang tinggi, baik pada konsentrasi yang rendah maupun tinggi pada semua ekstrak daun dan biji. “Hal ini mengindikasikan adanya interaksi dari serangga uji dengan insektisida nabati yang bersifat “knock down” artinya larva dapat mengalami kelumpuhan. 

Lestari dan tim mengungkapkan bahwa ulat ini menyerang daun gaharu dengan cara memakan pucuk tanaman dan daun muda, bahkan daun yang sudah tua. Ulat membentuk koloni (bergerombol) dalam menyerang/memakan tanaman sehingga bagian tanaman khususnya daun dan batang-batang muda habis dalam waktu singkat. Persentase intensitas serangan ulat ini terhadap  tanaman gaharu mencapai 41 % dan bisa menyebabkan kematian.***JND

 

Penulis : Junaidah