Dientry oleh Rizda - 17 October, 2017 - 1933 klik
Badan Pelaksana Otorita Danau Toba Tinjau Potensi Wisata Ilmiah KHDTK Aek Nauli

BP2LHK Aek Nauli (Aek Nauli, 13/10/2017)_Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Aek Nauli mendapat kunjungan dari Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT). Pada kesempatan ini kedua belah pihak berdiskusi singkat tentang Potensi Wisata Ilmiah di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Aek Nauli dalam rangka mendukung percepatan pembangungan Wisata Nasional Danau Toba.

Tujuan dilaksanakannya diskusi ini adalah untuk menggali lebih jauh mengenai persiapan KHDTK Aek Nauli dalam berbagai atraksi Wisata Ilmiah dalam rangka mendukung Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba. Selanjutnya, jika telah siap maka KHDTK Aek Nauli akan diusulkan menjadi salah satu destinasi yang masuk ke Travel Pattern Paket Wisata BPODT. Kegiatan ini dihadiri 15 peserta diskusi, dimana Direktur Destinasi Danau Toba M. Tata Syafaat R, Herman, dan Destro merupakan perwakilan dari BPODT.

Dalam diskusi ini, Pratiara S.Hut, M.Si selaku Kepala BP2LHK Aek Nauli memaparkan tentang Potensi wisata Ilmiah yang terdapat di KHDTK Aek Nauli. Pratiara menjelaskan tentang progress atraksi dan penangkaran Gajah, atraksi budidaya lebah madu (penangkaran lebah, pemindahan lebah sampai dengan pemanenan madunya), atraksi penangkaran rusa, atraksi penangkaran burung dan unggas, potensi flora, fauna, dan jasa lingkungan yang terdapat di KHDTK Aek Nauli, serta wisata ilmiah edutainment BP2LHK Aek Nauli yang dapat dijadikan pendukung destinasi pariwisata nasional Danau Toba.

Lebih lanjut Pratiara menjelaskan bahwa atraksi dan penangkaran gajah di KHDTK Aek Nauli masih tahap persiapan fisik, target penyelesaiannya sampai dengan akhir tahun 2017. Diharapkan pada awal tahun 2018, gajah akan dikirim ke lokasi KHDTK Aek Nauli dan sudah dapat dibuka untuk umum.

Atraksi penangkaran rusa masih dalam tahap menuju proses pengadaan barang dan jasa. Ditargetkan kontruksi fisik (pembangunan pagar) akan dilaksanakan pada 2018. Sementara itu, atraksi budidaya lebah madu di KHDTK Aek Nauli sudah siap untuk dibuka kepada pengunjung untuk memperlajari proses budidaya lebah, mulai dari penangkaran sampai dengan proses pemanenannya. Selain itu, terdapat bangunan eksisting (mess dan rumah tinggal) yang berpotensi untuk diberdayakan menjadi homestay/pondok wisata.

Pratiara juga menjelaskan bahwa pada saat ini, dalam pengelolaan KHDTK Aek Nauli belum memungut restribusi terhadap pengunjung yang datang karena belum ada payung hukum berupa peraturan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang mengaturnya.

Pratiara berharap agar pihak BPODT dapat membantu agar peraturan tersebut dapat segera diproses dan ditetapkan KLHK agar pengembangan atraksi wisata Aek Nauli dapat segera terwujud dan memberikan sumbangan pendapatan bagi negara.

“Pada saat ini, sumber anggaran pembangunan fisik dalam persiapan berbagai atraksi di KHDTK Aek Nauli berasal dari Bappenas. Perlu dijajaki kemungkinan keterlibatan pihak swasta/investor mempercepat pembangunan,” kata Pratiara.

Dalam kesempatan yang sama, Tata Syafaat juga menyampaikan tentang Konsep Pembangunan Pariwisata Danau Toba. Konsep pembangunan meliputi percepatan persiapan sarana transportasi darat dan udara (jalan tol, kereta api, dan bandar udara internasional Silangit); percepatan dalam bidang restorasi lingkungan Danau Toba meliputi restorasi hutan, pengelolaan limbah, dan meminimalisir keberadaan keramba ikan.

Disamping itu perlu juga percepatan persiapan destinasi wisata yang akan dibuat di sekitar kawasan Danau Toba seperti Taman Bunga Danau Toba, Eco park, Aerosport Hub, Desa Wisata, Pengembangan Atraksi Alam, Penataan Ruang Publik di Sepanjang Batas Air, Hotel Resort berkelas Dunia, Pengembangan Kawasan Pariwisata Ramah Lingkungan, dan lain sebagainya.

Lokasi KHDTK Aek Nauli yang tepat berada di kawasan pariwisata Danau Toba merupakan sebuah peluang yang baik dalam mendukung target kunjungan 1 juta wisatawan internasional ke Danau Toba, karena KHDTK Aek Nauli merupakan wisata bertemakan ilmiah (edutainment) yang diharapkan lebih memikat para wisatawan internasional.

Oleh karena itu, Tata berharap agar progress percepatan pengembangan potensi wisata ilmiah di KHDTK Aek Nauli yang mencakup seluruh aspek dapat diselesaikan sesegera mungkin agar target kunjungan wisatawan tersebut dapat segera direalisasikan.

Setelah berdiskusi, Pratiara mengajak Tata beserta rombongan untuk melihat progress pembangunan fasilitas Wisata Ilmiah Gajah di KHDTK Aek Nauli serta pengenalan budidaya dan pemanenan lebah madu.***DCP

Penulis : DCP