SEKILAS INFO
- Strategi Media Sosial BP2TSTH dalam Penyebaran Informasi Litbang – Baca Selanjutnya
- FORDA Survey – Baca Selanjutnya
- Laporan Kinerja BLI Tahun 2017 (informasi pelaksanaan kegiatan di BLI) – Baca Selanjutnya
- Berbagai Potensi dan Peluang Penelitian bagi Mahasiswa di BP2LHK Aek Nauli – Baca Selanjutnya
- Mengubah Limbah Kayu Hutan Rawa Gambut Bekas Kebakaran Menjadi Arang Kompos dan Cuka Kayu – Baca Selanjutnya
- PUI 2018, Balitek DAS akan Bersinergi dengan B2P2BPTH Yogyakarta – Baca Selanjutnya
Dientry oleh
Rizda -
20 October, 2017 -
1772 klik
Dibanding Surabaya dan Medan, Pencemaran Udara di Kabupaten Tangerang Sangat Tinggi
P3KLL (Serpong, 19/10/2017)_Tahun 2016, Pusat Litbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan (P3KLL) melakukan penelitian tingkat pencemaran udara di Kabupaten Tangerang, Surabaya dan Medan melalui pemeriksaan darah. Dibanding Surabaya dan Medan, pencemaran udara di Kabupaten Tangerang sangat tinggi.
Hal ini diketahui dari tingginya logam Pb dalam darah anak-anak usia 7-10 tahun di Kabupaten Tangerang yang bernilai 300% di atas ambang batas WHO (10 ug/dl). Sedangkan di Kota Surabaya sekitar 35% di bawah ambang batas WHO dan di Kota Medan 45% di bawah ambang batas WHO.
Kota Surabaya dikenal sebagai kota bersih peraih Adipura dan merupakan kota terbersih se-Asia Tenggara. Namun demikian, menurut peneliti P3KLL masih ada kasus-kasus dan sumber pencemar logam Pb di sekitar kota, terutama berasal dari kawasan industri yang masih menghasilkan polusi udara khususnya logam berat.
Menurut peneliti P3KLL, salah satu sumber pencemaran logam Pb di udara adalah pembakaran aki bekas/smelter. Sebagaimana hasil penelitian terdahulu, diketahui bahwa salah satu dampak Pb terhadap anak-anak adalah dapat menurunkan tingkat kecerdasan.
Terkait hasil kajian tersebut, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah harus berperan aktif dalam menangani pengelolaan aki bekas yang telah mencemari lingkungan dan masyarakat sekitar. Pemerintah perlu melakukan pemetaan sumber-sumber pencemar logam Pb lainnya.
Pencemaran udara ini sudah berlangsung lama dan berdampak pada anak-anak sekolah, sehingga diperlukan strategi pengendalian pencemaran logam Pb dalam darah. Oleh karena itu kebijakan terpadu perlu ditingkatkan secara komprehensif sehingga diperoleh kualitas udara yang bersih melalui pengendalian kawasan industri sebagai sumber pencemaran udara.***