SEKILAS INFO
- Strategi Media Sosial BP2TSTH dalam Penyebaran Informasi Litbang – Baca Selanjutnya
- FORDA Survey – Baca Selanjutnya
- Laporan Kinerja BLI Tahun 2017 (informasi pelaksanaan kegiatan di BLI) – Baca Selanjutnya
- Berbagai Potensi dan Peluang Penelitian bagi Mahasiswa di BP2LHK Aek Nauli – Baca Selanjutnya
- Mengubah Limbah Kayu Hutan Rawa Gambut Bekas Kebakaran Menjadi Arang Kompos dan Cuka Kayu – Baca Selanjutnya
- PUI 2018, Balitek DAS akan Bersinergi dengan B2P2BPTH Yogyakarta – Baca Selanjutnya
Dientry oleh
Rizda -
25 October, 2017 -
2206 klik
Laju Erosi yang Tinggi di DAS Citarum Hilir Sebabkan Produktivitas Ikan Menurun
BP2TPDAS (Solo, 24/10/2017)_Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum Hilir merupakan salah satu bagian DAS Citarum yang ada di Provinsi Jawa Barat. DAS ini mempunyai daerah tangkapan air yang mengalir ke Waduk Jatiluhur dan mengalir langsung ke laut. Sayangnya, kerusakan lahan di DAS ini semakin tinggi dan mengakibatkan tingginya laju erosi dan berdampak pada penurunan produktivitas ikan, terutama di wilayah pesisir.
Hal ini diungkapkan oleh Paryono dkk dalam artikelnya yang berjudul Sedimentasi Delta Sungai Citarum, Kecamatan Gembong, Kabupaten Bekasi dalam Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (JPPDAS) VOl 1 No 1 (2017).
Dalam artikelnya, Paryono mengungkapkan bahwa data dari Balai Penelitian DAS Citarum-Ciliwung tahun 2009, tingkat laju erosi di DAS Citarum Hilir sebesar 5,483 ton/ha/tahun atau masuk dalam ketegori besar atau tinggi.
“Laju erosi tinggi di DAS akan menimbulkan sedimentasi di pesisir yang akan menyebabkan pendangkalan perairan pesisir, perluasan daratan di sekitar muara sungai serta berdampak negatif terhadap produktivitas perikanan di pesisir,” kata Paryono yang dikutip dalam artikelnya.
Disadari bahwa berdasarkan hasil pemetaannya menggunakan citra landsat, perluasan daratan di sekitar muara sungai Citarum atau masyarakat biasa menyebut sebagai tanah timbul, diperoleh data seluas 3.828,3 ha.
“Penambahan luas daratan berupa tanah timbul di sekitar muara sungai disebabkan oleh pasokan sedimen yang terbawa arus sungai. Total sedimen di muara Sungai Citarum yang masuk ke laut sangat besar yaitu 1,79 x 106 ton selama tahun 2014,” kata Paryono dalam artikelnya.
Lebih lanjut, Paryono dkk mengungkapkan total sedimen tersebut akan lebih besar lagi apabila tidak ada Waduk Jatiluhur. Dari hasil penelitiannya terlihat bahwa keberadaan Waduk Jatiluhur telah mengurangi potensi beban sedimen masuk ke laut sebesar 1,20 x 106 ton/th. Hal ini terlihat total sedimen yang masuk ke Waduk Jatiluhur sebesar 1,34 x 106 ton/tahun sedangkan yang keluar sebesar 0,14 x 106 ton/tahun.
Untuk mengurangi beban sedimen ke laut dapat diatasi dengan menanam berbagai jenis tanaman mangrove. Keberadaan mangrove sangat penting dalam memerangkap sedimen dan mempertahankan lokasi tersebut dari abrasi laut.
Dilansir dari sumber lain, diakui bahwa adanya sedimentasi ini biota-biota perairan dangkal kehilangan habibat. Sedangkan biota ini menjadi sumber makanan utama ikan-ikan di laut. Hal ini mengakibatkan populasi ikan menyusut sehingga jumlah tangkapan nelayan berkurang.
Selain itu, adanya pendangkalan karena sedimentasi juga menyebabkan penyempitan alur sehingga perahu dan kapal semakin terbatas ruang geraknya.***
Sumber artikel:
- Sedimentasi Delta Sungai Citarum, Kecamatan Gembong, Kabupaten Bekasi yang dapat diunduh di Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (JPPDAS) VOl 1 No 1 (2017).
- http://beedgo.blogspot.co.id/2012/08/dampak-sedimentasi-terhadap-daerah.html
Informasi Lebih Lanjut:
Balai Litbang Teknologi Pengelolaan DAS (BPPTPDAS)
Website : http://dassolo.litbang.menlhk.go.id atau http://balitekdas.org
Jl. Jend. A. Yani Pabelan Kotak Pos 295, Surakarta 57012, Telp. 0271 - 716709, Fax. 0271 – 716959