Dientry oleh Rizda - 27 October, 2017 - 1279 klik
Kompasiana: Ingat Manado, Ingat Anoa Breeding Centre

BP2LHK Manado (Manado, 26/10/2017)_“Ingat Manado, Ingat Anoa Breeding Centre” adalah judul sebuah artikel di kompasiana.com yang ditulis oleh Khulfi Muhammad Khalwani, alumni Fakultas Kehutanan IPB angkatan 40 yang tergabung dalam Rimbawan Pecinta Alam (RIMPALA). Artikel ini merupakan hasil kunjungannya bersama Ir. Thomas Nifinluri, M.Sc dari Biro Perencanaan KLHK ke Anoa Breeding Centre (ABC) Manado beberapa waktu lalu. 

Dalam artikel tersebut, Khulfi yang kelahiran Padang, 5 Oktober 1985 ini menyampaikan kesannya tentang konservasi anoa dan akan menyimpan kenangan tersebut. Sebagai orang yang mencintai hutan dan masyarakatnya, pemerhati lingkungan serta penggiat wisata alam bebas, Khulfi aktif menulis artikel terutama tentang kehutanan dimana sesuai dengan profilnya. 

Khulfi menceritakan bahwa selain faktor fase perkawinan dan ancaman perburuan, kerusakan hutan sebagai habitat Anoa di alam juga ditengarai sebagai penyebab semakin sulitnya satwa ini dijumpai. Pendidikan kepada masyarakat terutama yang bermukim di sekitar habitat Anoa mutlak diperlukan. Tidak sebatas memperkenalkan Anoa sebagai satwa yang dilindungi, tetapi juga menginformasikan bahwa rusaknya habitat merupakan awal hilangnya satwa identitas Sulawesi ini. 

Saat ini Anoa merupakan salah satu satwa dilindungi oleh pemerintah Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa dan masuk dalam satwa prioritas bersama banteng dan babi rusa. Perlindungan Anoa pada skala konservasi dunia telah dilakukan dengan penentuan status Anoa dalam kategori Endangered species (satwa terancam punah) oleh IUCN. Begitu pula oleh CITES, Anoa dimasukkan ke dalam Appendix 1 yang artinya spesies tersebut dilindungi dan tidak diperbolehkan untuk diperdagangkan secara komersial. 

“Anoa di Anoa Breeding Centre (ABC) Manado adalah salah satu bentuk kesadaran masyarakat untuk menyelamatkan anoa dari ambang kepunahan, yaitu dengan menyerahkan Anoa-anoa yang dimiliki kepada BKSDA Sulawesi Utara yang kemudian dipelihara di BP2LHK Manado,” tulis Khulfi dalam artikelnya. 

Untuk mendukung upaya konservasi eksitu Anoa sebagai satwa identitas Sulawesi, BP2LHK Manado telah membangun ABC Manado. Upaya ini tentunya dapat terlaksana berkat kolaborasi dari berbagai pihak, khususnya BKSDA Sulawesi Utara, Pemerintah Daerah dan Pihak Swasta seperti PT. Cargill Indonesia di Amurang, GIZ-FORCLIME dan Zoo Leipzig Jerman, serta pihak yang sejak awal turut membangun ABC Manado melalui Forum Pemerhati Anoa. 

Penantian panjang kelahiran Anoa di ABC Manado berakhir dengan keberhasilan Anoa Denok yang dikawinkan dengan Anoa Rambo melahirkan bayi Anoa (07/02/2017 pukul 17.20 Wita). Bayi anoa lahir selamat dengan berat 5,2 Kg serta panjang 49 cm secara normal dengan dibantu tim ABC Manado dan dokter Hewan ABC Manado. Kelahiran ini membawa angin segar dan harapan baru bagi Konservasi di Indonesia mengingat populasi Anoa yang terus menurun. 

drh. Adven Three Any Joy Simamora, S.KH, seorang dokter hewan dan Diah Irawati Dwi Arini, S.Hut, M.Sc, peneliti Anoa yang setiap hari berinteraksi dengan Anoa di ABC Manado. Dua wanita ini paham betul dengan polah dan tingkah laku Anoa. 

“Kepada saya mereka menerangkan bahwa Anoa memiliki sifat agresif, soliter dan monogami. Secara biologis, masa reproduksi Anoa dapat kawin dan memiliki anak pada umur dua hingga tiga tahun, sementara periode kehamilan cukup lama, berkisar 9 hingga 10 bulan dan hanya melahirkan satu ekor anak tiap fase kehamilannya,” kata Khulfi. 

“Jika Anda ingin belajar tentang Anoa, maka datanglah ke BP2LHK Manado ini, tepatnya di Jalan Raya Adipura Kelurahan Kima Atas, Kecamatan Mapanget Kota Manado,” tambahnya. 

Harapan ke depan, semoga semakin banyak penggiat-penggiat konservasi yang turut peduli dalam pelestarian anoa ini, baik dengan mempublikasikan pentingnya penyelamatan satwa dilindungi ini maupun turut berkontribusi melalui kerjasama dalam pengembangan ABC Manado ini.***

 

Sumber  : www.kompasiana.com 

Foto       : Khulfi M. Khalwani

Penulis : Tim website