Dientry oleh Rizda - 30 October, 2017 - 2919 klik
BP2LHK Makassar dan Baliktek DAS Solo Sosialisasikan “15 Jenis Pohon Pelindung Mata Air”

BP2LHK Makassar (Makassar, 27/10/2017)_Dalam rangka menyebarluaskan hasil-hasil penelitian kepada para instasi terkait, Balai Litbang LHK (BP2LHK) Makassar dan Balai Litbang Teknologi Daerah Aliran Sungai (Baliktek DAS) Solo mengadakan Sosialisasi 15 Jenis Pohon Pelindung Mata Air di kantor BP2LHK Makassar, Kamis (26/10). 

Dalam sambutannya, Kepala BP2LHK Makassar, Ir. Misto, MP mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil pemetaan yang dilakukan oleh Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion (P3E) Sulawesi dan Maluku bahwa untuk wilayah mamminasata keadaan air tanah semakin lama semakin berkurang. Oleh karena itu kegiatan rehabilitasi yang dilakukan tidak hanya untuk penutupan lahan saja  tetapi bagaimana tutupan lahan itu bisa memelihara air tanah. 

“Untuk menyikapi permasalahan ini,  hasil penelitian pohon pelindung mata air sangat penting dan semoga bisa menjadi solusi untuk kita semua terutama yang ada disekitar wilayah mamminasata," kata Misto. 

Dalam acara sosialisasi ini, Kepala Baliktek DAS Solo, Dr. Ir. Nur Sumedi, M.Sc selaku narasumber bercerita tentang pengalaman para penelitinya selama melaksanakan kegiatan penelitian terkait Pohon Pelindung Mata Air. Nur mengungkapkan bahwa ternyata apabila rehabilitasi hanya mementingkan dari segi tutupan lahan saja, berdasarkan pengalaman di Jawa Tengah itu tidak cukup, tetapi jenis dan distribusi tangkapan air sangat menentukan. 

“Permasalahan inilah yang menjadi titik awal bagi kami untuk mencoba memberikan solusi dengan mencari dari sekian banyak jenis tanaman yang berpotensi untuk menjadi pelindung mata air, sehingga kami menerbitkan buku 15 jenis pohon pelindung mata air,” ungkap Nur Sumedi. 

Nur Sumedi pun memaparkan ke- 15 Jenis Pohon Pelindung Mata Air dari hasil kajiannya itu antara lain: Arenga Pinnata, Inocarpus fagiler, Parkia javanica, Samanea saman, Ficus benjamina, Ficus glomerata, Ficus retusa, Ficus annulata, Artocarpus elasticus, Sterculia foetida, Ceiba fetandra, Syzygium aqueum, Syzygium picnanthum, Bambusa sp dan Pangium edule. 

Sosialisasi ini diikuti sekitar 30 orang peserta yang berasal dari Dinas Lingkungan Hidup Prov. Sulsel, Balitbangda Prov. Sulsel, serta seluruh UPT Kementerian LHK lingkup Prov. Sulawesi Selatan. 

Diakhir acara, Kepala BP2LHK Makassar sangat mengharapkan, 15 jenis pohon pelindung mata air yang telah disampaikan dalam sosialisasi ini bisa diaplikasikan di lapangan.***AS

Penulis : Arman Suarman