Dientry oleh Rizda - 07 November, 2017 - 1047 klik
APFNet dan BP2TPDAS Mengajak Masyarakat untuk Melindungi DAS Hulu Bengawan Solo

BP2TPDAS (Solo, 06/11/2017)_Pada tahun ini, Balai Penelitian dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPPTPDAS) Solo menjalin kerjasama dengan Asia-Pasific Network (APFnet) melakukan Konservasi Tanah dan Air (KTA) di DAS Hulu Bengawan Solo dalam proyek bersama Development Participatory Management of Micro Chatchement at The Bengawan Solo Upper Watershed. Untuk mencapai tujuan tersebut, mereka mengajak masyarakat sekitar untuk berpartisipasi. 

Usaha awal yang telah dilakukan adalah mengajak diskusi para pihak serta Focus Group Discussion  dengan masyaraakt sekitar di DAS Hulu Bengawan Solo. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada tanggal 10 – 17 Oktober 2017 di berbagai wilayah, yaitu Wonokeling, Wonorejo, Bubakan serta Wonogiri. Adapun pihak yang terlibat adalah pemerintah (pengambil kebijaka), masyarakat (pelaku utama), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Perguruan Tinggi, Media dan lain-lain. 

Sedangkan tujuan kegiatan tersebut adalah: 1). Menyamakan persepsi pengelolaan lahan yang berbasis ramah lingkungan dengan penerapan teknik-teknik konservasi tanah dan air (dampak pengelolaan lahan di hulu terhadap hilir); 2). Mendapatkan informasi kondisi lahan terkini; 3). Mendapatkan informasi mengenai kondisi lahan yang diinginkan ke depan; 4). Mencari alternative lain dalam upaya meningkatkan pendapatan petani. 

“Partisipasi masyarakat sangat diperlukan karena masyarakat sebagai pemilik lahan dan lebih memahami kondisi lahan,”kata Dr.Ir. Dewi Ratna Indrwati, MP., Peneliti BPPTPDAS yang merupakan salah satu anggota tim kerjasama BPPTPDAS dan APFNet. 

Lebih lanjut, Dewi menyatakan dengan adanya partisipasi masyarakat akan memberikan beberapa manfaat, yaitu lebih mampu memahami permasalahan dan kebutuhannya, terwakili kepentingan masyarakat, ada rasa memiliki terhadap kegiatan yang dilakukan serta dapat merumuskan,  merencanakan, dan melaksanakan pembangunan secara mandiri. 

Namun Ir. Syahrul Donie, M.Si., Peneliti BPPTPDAS mengingatkan bahwa dalam mendorong dan memonitor partisipasi masyarakat tidak bisa lepas dari kelembagaan masyarakat dalam pengelolaan DAS Hulu. 

Menurutnya, kelembagaaan dalam Pengelolaan DAS Wilayah Hulu mempunyai bebrapa peran, yaitu mengatur pola-pola pemanfaatan lahan oleh anggotanya agar tercapai pengelolaan yang ramah lingkungan namun tetap ekonomis, membuat kesepakatan dan aturan yang dapat menjadi pedoman oleh anggota, serta melakukan pengendalian, pengawasan dan penghargaan maupun sangsi terhadap tingkah laku anggotanya. 

“kelembagaan adalah pedoman dan pengendali tingkah laku bagi masyarakat atau anggota yang dibuat melalui kesepakatan. Sasaran akhir Kelembagaan pengelolaan DAS adalah terwujudnya perilaku masyarakat yang unconservatioan menjadi conservastion,” tegas Donie. 

Dari hasil Diskusi para pihak serta FGD terlihat bahwa mayoritas kondisi lahan di DAS Hulu Bengawan Solo berada pada kemiringan 45%, tanah kurang subur, jarang terlihat tanaman keras, terjadi erosi maupun longsor, terbatas fasilitas dan biaya. Harapan masyarakat ke depan adalah adanya penanaman tanaman keras maupun semusim, dibuat terasering, peningkatan kesuburan lahan dan hasil panen, serta adanya bimbingan maupun penyuluhan. 

Berdasarkan hasil tersebut, Ir. Purwanto, M.Si menyatakan bahwa konsep pertanian yang bisa diterapkan untuk menjaga lingkungan DAS Hulu Bengawan Solo dengan menerapkan prinsip KTA adalah konsep pertanian terpadu yaitu konsep yang menerapkan keterpaduan dengan berbagai sektor yaitu hutan rakyat, tegalan sawah, peternakan dan perikanan. 

“Peluang ekonomi dalam pengelolaan lahan di hulu DAS dapat berupa hutan rakyat, agroforestri dan wanafarma,”pungkasnya.***Dody Yulianto 

 

Informasi Lebih Lanjut:

Balai Litbang Teknologi Pengelolaan DAS (BPPTPDAS)

Website : http://dassolo.litbang.menlhk.go.id atau  http://balitekdas.org

Jl. Jend. A. Yani Pabelan Kotak Pos 295, Surakarta 57012, Telp.  0271 - 716709, Fax.   0271 – 716959

Penulis : Tim website