- Strategi Media Sosial BP2TSTH dalam Penyebaran Informasi Litbang – Baca Selanjutnya
- FORDA Survey – Baca Selanjutnya
- Laporan Kinerja BLI Tahun 2017 (informasi pelaksanaan kegiatan di BLI) – Baca Selanjutnya
- Berbagai Potensi dan Peluang Penelitian bagi Mahasiswa di BP2LHK Aek Nauli – Baca Selanjutnya
- Mengubah Limbah Kayu Hutan Rawa Gambut Bekas Kebakaran Menjadi Arang Kompos dan Cuka Kayu – Baca Selanjutnya
- PUI 2018, Balitek DAS akan Bersinergi dengan B2P2BPTH Yogyakarta – Baca Selanjutnya
Dientry oleh
Rizda -
08 November, 2017 -
1214 klik
Model Tanaman Tanggul Cemara Laut, Terbukti Berhasil di Lahan Pantai Berpasir
BP2TPDAS (Solo, 31/10/2017)_Model tanaman tanggul cemara laut (Casuarina equisetifola sp.) merupakan salah satu model rehabilitasi dan konservasi lahan pantai berpasir yang telah terbukti sukses. Dengan model tersebut, Pemerintah Kabupaten Kebumen telah sukses mengubah lahan berpasir di Pantai Selatan Kebumen menjadi lahan berpotensial sebagai lahan pertanian dan juga bisa meningkatkan jumlah pengunjung wisata di daerah tersebut.
“Pembangunan tegakan cemara laut sebagai tanggul angin dimulai tahun 2005 sampai 2015,” kata Dr. Nur Sumedi, Kepala Balai Litbang Teknologi Pengelolaan DAS (BPPTPDAS) yang dikutip dari kata pengantar Buku Cemara Laut Mengubah Lahan Marginal Menjadi Lahan Potensial yang diterbitkan oleh BPPTPDAS (2017).
“Penanaman tersebut melibatkan partisipasi aktif masyarakat Desa Karanggadung Kabupaten Kebumen khususnya Kelompok Tani Pasir Makmur. Pembentukan kelompok ini mampu membangun keyakinan bahwa lahan pantai berpasir dapat untuk budidaya tanaman semusim (hortikultura),” lanjutnya.
Disisi lain, Ir. Beny Harjadi, M.Sc., Peneliti BPPTPDAS yang merupakan salah satu tim penyusun buku menyatakan dengan adanya tanggul angin cemara laut dengan melibatkan masyarakat dan anggota Kelompok Tani Pasir MAksur maka cemara laut dapat terjaga dengan baik.
“Manfaat yang dapat dipetik dengan adanya cemara laut maka lahan dibelakang dapat dibudidayakan untuk tanaman semusim atau tanaman hortikultura dan hasilnya jauh kebih baik dari tanaman mineral biasa karena sedikit hama dan aerasi yang lebih baik,”kata Beny yang dikutip dalam bukunya tersebut.
Selain itu, Beny juga menyatakan adanya cemara laut tersbut telah mengubah mengubah iklim mikro semakin baik yaitu angin berkurang, uap garam-garaman terhalang, suhu rendah, tempat rindang sehingga nyaman untuk berteduh bagi para pengunjung wisata.
“Peningkatan kenyamanan ini akan berdampak pada peningkatan pengunjung dan pendapatan wisata hingga 56,37% dari tahun 2010 sampai 2013,” kata Beny.
Peningkatan pengunjung wisata dan adanya penambahan produktivitas lahan yang membaik, tentunya akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani Desa Karanggadung,” tambahnya.
Pada akhir buku tersebut, Beny menyarankan bahwa untuk model rehabilitas dan konservasi pada pantai berlumpur diusahakan dengan mengembangkan tanaman mangrove. Sedangkan untuk pantai berpasir model yang perlu dikembangkan adalah tanaman cemara laut.
Beny berharap buku atau karyanya ini bisa menjadi pedoman teknis dalam penanaman dan pengembangan cemara laut di pantai berpasir sehingga keberhasilan pengembangan cemara laut di Desa Karanggadung, Kebumen dapat diikuti oleh berbagai pihak.***
Download Buku:
Cemara Laut Mengubah Lahan Marginal Menjadi Potensial
Informasi Lebih Lanjut:
Balai Litbang Teknologi Pengelolaan DAS (BPPTPDAS)
Website : http://dassolo.litbang.menlhk.go.id atau http://balitekdas.org
Jl. Jend. A. Yani Pabelan Kotak Pos 295, Surakarta 57012, Telp. 0271 - 716709, Fax. 0271 – 716959