SEKILAS INFO
- Strategi Media Sosial BP2TSTH dalam Penyebaran Informasi Litbang – Baca Selanjutnya
- FORDA Survey – Baca Selanjutnya
- Laporan Kinerja BLI Tahun 2017 (informasi pelaksanaan kegiatan di BLI) – Baca Selanjutnya
- Berbagai Potensi dan Peluang Penelitian bagi Mahasiswa di BP2LHK Aek Nauli – Baca Selanjutnya
- Mengubah Limbah Kayu Hutan Rawa Gambut Bekas Kebakaran Menjadi Arang Kompos dan Cuka Kayu – Baca Selanjutnya
- PUI 2018, Balitek DAS akan Bersinergi dengan B2P2BPTH Yogyakarta – Baca Selanjutnya
Dientry oleh
Rizda -
26 October, 2017 -
1380 klik
Tingkat Infiltrasi Rata-Rata Hutan Pinus di Sub DAS Watujali 414 mm/Tahun
BP2TPDAS (Solo, 19/10/2017)_Tingkat infiltrasi dari hutan pinus di Sub DAS Watujali yang ada di Desa Somagede, Kecamatan Sempor, Kabupaten Kebumen dalam periode 2007-2011 berkisar antara 125 mm/tahun sampai dengan 1.193 mm/tahun. Dengan kata lain rata-ratanya sebesar 414 mm/tahun.
Hal ini diungkapkan oleh Dr. Irfan B. Pramono dan Drs. Rahardyan Nugroho Adi, M.Sc., Peneliti Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan DAS (BPPTPDAS) Solo dalam artikelnya yang berjudul Pendugaan Infiltrasi Menggunakan Data Neraca Air di Sub Das Watujali, Gombong yang dimuat dalam Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (JPPDAS) Vol 1, No 1 (2017).
“Tingkat infiltrasi sangat penting untuk mengetahui tata air dalam suatu DAS. Tingkat infiltrasi bisa menentukan berapa air yang akan menjadi aliran permukaan dan berapa air yang akan masuk ke dalam tanah atau menjadi aliran bawah tanah,” kata Irfan yang dikutip dalam artikelnya tersebut.
“Selain itu, tingkat infiltrasi juga berperan dalam menentukan respon hidrologi seperti banjir dan kekeringan. Makin tinggi tingkat infiltrasi makin kecil banjir yang terjadi,” tambahnya.
Lebih lanjut, dalam artikelnya irfan menyatakan bahwa tingkat infiltrasi di Sub DAS Watujali sangat tergantung curah hujan sebagai masukan, penutupan lahan dan juga jenis tanah.
“Pada kondisi tertentu semakin tinggi curah hujan akan meningkatkan volume infiltrasi tanah, namun di kondisi yang lain makin tinggi curah hujan belum tentu berpengaruh terhadap meningkatnya volume infiltrasi,” tegas Irfan.
Dalam mengestimasi tingkat infiltasi di Sub DAS Watujali, Irfan dan Didik (nama panggilan untuk Rahardyan Nugroho Adi) menggunakan metode yang mengkombinasikan konsep neraca air dan regresi hubungan antara hujan dan aliran bulanan.
Konsep neraca air prinsipnya adalah keseimbangan antara jumlah air yang masuk ke sistem, yang tersedia di sistem, dan yang keluar dari sistem (sub sistem) tertentu. Estimasi dengan neraca air mudah diterapkan karena hanya menggunakan data aliran sungai, hujan dan evapotranspirasi.
“Model kombinasi neraca air dan regresi hubungan antara hujan dan aliran bulanan ini pertama kali diterapkan di Portugal pada tahun 2017 oleh Alencoao dan Pacheco,” kata Irfan.***
Sumber Artikel
Pendugaan Infiltrasi Menggunakan Data Neraca Air di Sub Das Watujali, Gombong yang dapat diunduh di http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPPDAS/index
Informasi Lebih Lanjut:
Balai Litbang Teknologi Pengelolaan DAS (BPPTPDAS)
Website : http://dassolo.litbang.menlhk.go.id atau http://balitekdas.org
Jl. Jend. A. Yani Pabelan Kotak Pos 295, Surakarta 57012, Telp. 0271 - 716709, Fax. 0271 – 716959