Dientry oleh lusi - 27 November, 2017 - 1597 klik
Ayo Tanam dan Pelihara 25 Pohon Seumur Hidup

Jakarta, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Senin, 27 November 2017. Dalam rangka menyambut Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) yang diperingati setiap tanggal 28 November, Unit Pelaksana Teknis (UPT) KLHK wilayah Provinsi Sulawesi Selatan menanam 1.595 batang bibit pohon di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Tabo-Tabo, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep, Sabtu (25/11/2017).

 
Kegiatan tanam pohon ini merupakan wujud nyata dari Aparatur Sipil Negara (ASN) pada bangsa sekaligus bentuk kepedulian terhadap kelestarian lingkungan. Hal ini juga merupakan salah satu pelaksanaan program KLHK yaitu Menanam 25 Pohon Setiap Orang selama Hidup. Untuk mendukung program tersebut, KLHK juga mewajibkan setiap UPT melakukan kegiatan penanaman pohon yang diberi nama ASN Menanam 25 Batang Pohon selama hidup.
 
Tertuang dalam Instruksi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan INS.1/MENLHK/PDASHL/DAS.1/8/2017 yang mewajibkan kita menanam dan memelihara sekurang-kurangnya 25 pohon selama hidup. Angka 25 batang itu berasal dari 5 batang saat sampai jenjang SD, 5 batang SMP, 5 batang SMU, 5 batang perguruan tinggi, dan 5 batang saat menikah.
 
Pada 2 Agustus 2017 lalu, Presiden RI Joko Widodo telah mencanangkan prangko edisi khusus untuk mengajak masyarakat Indonesia untuk menanam minimal 25 pohon per warga untuk seumur hidup.
 
Presiden Jokowi juga menjadikan penanaman bibit pohon sebagai acara wajib saat menerima kunjungan kenegaraan para pemimpin dunia yang datang ke Indonesia. Beberapa waktu ke belakang, Presiden mengajak serta Presiden Korea Selatan, Raja Salman (Arab Saudi), Raja Carl Gustav XVI (Swedia), PM Lee Hsien Long (Singapura) dan Emir Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani (Qatar) untuk menanam pohon di Istana Negara.
 
Banyak manfaat yang dapat diambil dari "ritual" menanam pohon oleh tamu kenegaraan ini. Selain melestarikan lingkungan, momen ini juga bisa dipakai untuk memperkenalkan tanaman endemik Indonesia. 
 
Kegiatan menanam pohon pada acara kenegaraan juga sekaligus kampanye gerakan penyelamatan lingkungan agar lebih mendunia.
 
Menanam pohon juga sudah menjadi sebuah gerakan di sejumlah daerah melalui berbagai agenda kegiatan. Seperti yang dilakukan oleh ASN UPT KLHK tersebut yang melakukan penanaman pada areal seluas 601 hektar dengan berbagai jenis pohon, diantaranya Eboni, Jati, Coppeng dan Bone.
 
“Kegiatan ini lebih menitikberatkan pada cinta lingkungan hidup dan kehutanan. Kita sadar  hutan merupakan paru-paru bumi yang harus ditanam, dirawat guna kelestarian hutan dari kepunahan, ” jelas Kepala Balai Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BDLHK) Makassar, Anhar.
 
Tidak hanya ASN, aksi tanam pohon ini diikuti oleh masyarakat sekitar Desa Tabo-Tabo Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan. Selain bentuk kepedulian melestarikan alam sekitar, kegiatan ini juga menjadi media penyadaran bagi masyarakat untuk ikut menjaga kelestarian Kawasan Hutan Desa Tabo-Tabo.
 
"Kami sediakan berbagai jenis bibit pohon khusus untuk dibagikan kepada masyarakat pada kegiatan ini. Tentu saja, selain menanam, mari bersama kita turut memelihara pohon-pohon ini," ajak Kepala Balai Perbenihan Tabaman Hutan (BPTH) Kepala Balai BPTH Wilayah II, Djoko Iriantono.
 
Hutan yang rindang ditumbuhi pohon-pohon hijau tinggi menjulang merupakan penyedia oksigen bagi makhluk hidup. Hasil hutannya pun dapat dimanfaatkan manusia secara bijak. Keberadaan hutan memilki fungsi untuk mencegah erosi, penyimpan air tanah, dan menjaga suhu udara dari polusi.
 
Penulis : PPID, KLHK