Dientry oleh lusi - 22 November, 2017 - 1086 klik
Jurus KLHK Cegah Karhutla Melalui Peningkatan Kapasitas SDM

Jakarta, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rabu, 22 November 2017. Upaya pencegahan dan deteksi dini menjadi fokus utama penyelesaian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi setiap tahun. Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui sosialisasi dan pelatihan juga menjadi jurus penting yang terus dilancarkan.

 
Terkait hal ini, KLHK menggelar pelatihan di Provinsi Sulawesi Barat, pada tanggal 21-23 November 2017 yang diikuti oleh personil Brigade Dalkarhutla pada empat Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) di Provinsi Sulawesi Barat yaitu KPH Mamasa Timur, KPH Mapili, KPH Sarudu, dan KPH Bonehau Kelumpang.
 
KLHK juga mendorong peningkatan kemampuan SDM dalkarhutla pada perusahaan pemegang izin usaha bidang kehutanan. Seperti yang dilakukan Manggala Agni Daops Malili, Sulawesi Selatan yang melatih personil perusahaan PT. Timur Jaya Indomakmur di Morowali Utara, Sulawesi Tengah (22/11/2017). Pelatihan ini dilakukan untuk meningkatan upaya pencegahan dan penanganan karhutla di wilayah kerjanya.
 
Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, KLHK, Raffles B. Panjaitan mengungkapkan bahwa sinergitas antar pihak dalam pengendalian karhutla di daerah harus terus diperkuat. Untuk memaksimalkan program pencegahan, edukasi juga dilakukan secara langsung pada masyarakat yang berada di kawasan rawan karhutla.
 
Dalam hal ini, Manggala Agni Daops Gowa Sulawesi Selatan dapat dijadikan contoh dengan menggelar penyuluhan dan sosialisasi pencegahan karhutla bersama dengan Kodim Kabupaten Gowa kepada masyarakat di Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Gowa (22/11/2017).
 
“Manajemen kebakaran berbasis masyarakat menjadi langkah efektif untuk kegiatan pencegahan dibandingkan usaha pemadaman kebakaran. Oleh karena itu, perlu upaya meningkatkan kualitas pengendalian kebakaran hutan dan lahan dengan peningkatan kapasitas sumber daya manusia dalkarhutla, baik dari unsur pemerintah, swasta, juga masyarakat", jelas Raffles.
 
Sementara itu, pantauan hotspot tanggal 21 November 2017 per tanggal 20.00 WIB, baik berdasarkan satelit NOAA maupun TERRA AQUA (NASA) ) confidence level ?80% tidak menunjukan adanya hotspot di seluruh wilayah Indonesia. 
 
Dengan demikian, berdasarkan satelit NOAA untuk periode 1 Januari – 21 November 2017, terdapat 2.550 hotspot di seluruh Indonesia. Sedangkan pada periode yang sama di tahun 2016, tercatat sebanyak 3.781 hotspot, sehingga terdapat penurunan sebanyak 1.231 hotspot atau sebesar 32,55%.
 
Penurunan sejumlah 1.435 titik (37,98%) juga ditunjukkan oleh satelit TERRA-AQUA (NASA) confidence level ?80%, yang mencatat 2.343 hotspot di tahun ini, setelah sebelumnya di tahun 2016, tercatat sebanyak 3.778 hotspot. 
Penulis : PPID, KLHK