Dientry oleh Rizda - 30 November, 2017 - 1574 klik
Tingkatkan Nilai Tambah, Peneliti BP2LHK Aek Nauli Ciptakan Inovasi Parfum Kemenyan

BP2LHK Aek Nauli (Aek Nauli, 28/11/2017)_Di Sumatera Utara, potensi HHBK sangat menjanjikan untuk dikembangkan, mengingat keanekaragaman sumberdaya hayati yang ada, salah satunya adalah kemenyan. Untuk meningkatkan nilai tambah kemenyan, peneliti Balai Litbang LHK (BP2LHK) Aek Nauli berhasil menciptakan inovasi parfum yang terbuat dari getah kemenyan.

Cut Rizlani Kholibrina dan Aswandi, peneliti BP2LHK Aek Nauli menjelaskan bahwa parfum tersebut diolah dari hasil ekstraksi limbah pemanenan kemenyan yang selama ini tidak dimanfaatkan. "Parfum tersebut beraroma lembut, segar dan dapat bertahan hingga 6 jam," kata kedua inovator.

Ketika diuji aromanya pada pegawai BP2LHK Aek Nauli, hampir semuanya merasakan kesegaran dan harumnya aroma parfum tersebut. “Aromanya hampir sama dengan salah satu merk parfum luar negeri yang terkenal,” komentar salah seorang pegawai.

Pratiara, S.Hut, M.Si selaku Kepala BP2LHK Aek Nauli menegaskan posisi riset-riset bagi pengembangan ekonomi masyarakat pada wilayah kerjanya. "Melalui inovasi parfum ini diharapkan nilai tambah getah kemenyan dapat ditingkatkan, sehingga kita tidak perlu lagi hanya menjual dalam bentuk bahan mentah," kata Pratiara.

Dengan inovasi ini diharapkan komoditas HHBK yang menjadi hajat hidup orang Tapanuli diharapkan dapat mendukung Danau Toba sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional.

Indonesia dikenal sebagai negara dengan potensi sumber daya alam yang sangat melimpah. Potensi sumber daya alam Indonesia dapat dilihat dalam beragam bentuk, seperti air, tanah, udara, batuan, hutan, bahan tambang, dan lain-lain. Hutan Indonesia yang terbentang luas, menyimpan segudang potensi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

Dalam Pasal 33 ayat 3 UUD 1945 disebutkan bahwa Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Dalam pemanfaatannya, nilai ekonomi dari Hutan tidak hanya dilihat dari hasil hutan berupa kayu tapi juga non kayu atau disebut dengan HHBK (Hasil Hutan Bukan Kayu).

Namun inovasi untuk meningkatkan nijai ekonomi produk-produk tersebut sangat terbatas. BP2LHK Aek Nauli yang berperan sebagai satu-satunya lembaga penelitian di bidang lingkungan hidup dan kehutanan di Sumatera Utara sangat concern pada topik HHBK, salah satunya adalah Kemenyan (Styrax sumatrana) yang merupakan salah satu HHBK unggulan di Sumatera Utara.***PR

Penulis : PR