- Strategi Media Sosial BP2TSTH dalam Penyebaran Informasi Litbang – Baca Selanjutnya
- FORDA Survey – Baca Selanjutnya
- Laporan Kinerja BLI Tahun 2017 (informasi pelaksanaan kegiatan di BLI) – Baca Selanjutnya
- Berbagai Potensi dan Peluang Penelitian bagi Mahasiswa di BP2LHK Aek Nauli – Baca Selanjutnya
- Mengubah Limbah Kayu Hutan Rawa Gambut Bekas Kebakaran Menjadi Arang Kompos dan Cuka Kayu – Baca Selanjutnya
- PUI 2018, Balitek DAS akan Bersinergi dengan B2P2BPTH Yogyakarta – Baca Selanjutnya
Dientry oleh
lusi -
29 December, 2017 -
1341 klik
Menteri LHK Lantik Kepala Badan Litbang dan Inovasi
Jakarta, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rabu, 29 November 2017. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya kembali lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Madya, yaitu Kepala Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi (BLI), Dr. Agus Justianto, di Jakarta (29/11/2017). Pelantikan ini merupakan lanjutan dari pelantikan Jabatan Pimpinan Tinggi Madya beberapa waktu lalu (07/11/2017).
Dalam sambutannya, Siti Nurbaya menyampaikan pentingnya peran BLI dalam penyelesaian persoalan bidang lingkungan hidup dan kehutanan di masa lalu, serta menghadapi daya saing dan tantangan pelayanan publik. “Saya melihat pentingnya BLI untuk terus menerus mempersiapkan hasil-hasil penelitiannya, sebagai analisis kebijakan yang dapat digunakan, selain tentunya tipe-tipe pengembangan teknologi juga sangat dibutuhkan”, tuturnya.
Di samping pengelolaan secara teknis organisasi, Siti Nurbaya berharap agar Kepala BLI dapat mengelola sumber daya penelitinya, untuk seiring sejalan dengan struktur unit kerja Eselon I lainnya, sehingga penelitian yang dihasilkan dapat memperkaya konsep-konsep kebijakan yang sedang disusun.
“Harus dijaga harmonisasi tujuan dari pekerjaan-pekerjaan tertentu yang harus diselesaikan. Kebijakan tidak cukup dari sisi legal tetapi juga praktek, tradisi, dan kemauan politik seperti apa, serta secara ilmiah dukungannya seperti apa. Misalnya dalam suatu wacana kebijakan, pemerintah merupakan simpul negosiasi, sehingga perlu memiliki catatan-catatan sebagai bahan pertimbangan suatu kebijakan”, lanjutnya.
Siti Nurbaya juga berpesan, agar para peneliti muda sebagai generasi milenial dapat menangkap aspirasi generasi milenial saat ini, sehingga hasil kerja KLHK dapat dipahami dengan sebaik-baiknya oleh publik, dengan satu tujuan yaitu keberlanjutan, kesinambungan, dan pentingnya kesadaran bahwa sesungguhnya masyarakat saat ini sedang meminjam sumber daya alam dari generasi yang akan datang.
“Jadi cara-cara, pola-pola, penyampaian media komunikasi juga sangat penting, tolong dipikirkan bagaimana metoda-metoda yang baik, agar komunikasi dapat langsung cepat sampai ke publik. Pemerintah sedang membutuhkan kepercayaan publik dan masyarakat, bahwa kita dapat mengelola atau mengajak untuk menata lingkungan ini dengan sebaik-baiknya”, tukas Siti Nurbaya menutup sambutannya. (*)