Dientry oleh Rizda - 08 December, 2017 - 1677 klik
Bencana Banjir di Pacitan Akibat Meluapnya DAS Grindulu

Balitek DAS (Solo, 06/12/2017)­_Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyebutkan bahwa banjir di Pacitan yang terjadi pada Rabu (28/11) telah menelan korban jiwa, sebanyak 13 warga tewas dan 10 lainnya hilang. Selain itu, juga terjadi kerugian material yang tidak sedikit. Berdasarkan hasil kajian Peneliti Balai Litbang Teknologi Pengelolaan (Balitek) DAS Solo, Dr. Ir. Endang Savitri, M.Sc., terungkap bahwa penyebab utama terjadinya banjir adalah tingginya curah hujan sehingga Sungai Grindulu meluap. 

“Dengan curah hujan sebesar 191,5 mm/hari maka hujan akan menjadi limpasan permukaan, karena penutupan lahan yang ada tidak dapat menyimpan air hujan dengan intensitas sebesar itu,”kata Endang, di Kantor Balitek DAS Solo, Senin (04/12). 

Limpasan permukaan adalah aliran air yang mengalir di atas permukaan karena tanah sudah jenuh sehingga infiltrasi atau air tidak bisa masuk lagi ke dalam tanah. Limpasan ini akan terjadi karena intensitas hujan yang jatuh dalam suatu DAS melebihi kapasitas infiltrasi dan telah memenuhi cekungan pada permukaan tanah. 

Hasil kajian Dr.. Irfan B. Pramono, M.Sc., Peneliti Balitek DAS lainnya dalam publikasinya The ability of pine forests in reducing peak flow at Kedungbulus sub watershed, Central Java, Indonesia, menyatakan bahwa curah hujan 70 mm/jam akan menjadi banjir jika kelembaban tanah sebelumnya atau 5 hari sebelumnya terjadi hujan lebih 200 mm. 

“Bentuk DAS Grindalu yang agak bulat, juga cenderung menghasilkan laju aliran yang besar. Selain itu, 85% bentuk lahan di Pacitan adalah berbukit, maka banjir yang terjadi hanya berlangsung sebentar dan kembali surut,” kata Endang. 

Untuk mengetahui wilayah yang rentan terhadap banjir, Endang telah melakukan pembuatan peta daerah potensi banjir DAS Grindulu maupun peta daerah kebanjiran DAS Grindulu. Dalam proses tersebut, Endang menggunakan teknologi Sistem Informasi Geografi dengan menumpangsusunkan  beberapa parameter peta yang menjadi indikator banjir, yaitu kemiringan lereng, jenis tanah, kerapatan drainase, curah hujan dan penggunaan lahan. 

“Hasilnya menunjukkan bahwa ada 3 (tiga) daerah yang rentan kebanjiran yaitu Kecamatan Arjosari, Kebon Agung dan Pacitan. Ketiga daerah tersebut di daerah hilir dengan kelas kelerengan kurang dari 2%,” kata Endang. 

Hasil analisis ini sesuai dengan fakta di lapangan. Berdasarkan data BPBD Kabupaten Pacitan, banjir di Pacitan telah melanda 3 kecamatan yaitu Kecamatan Kebon Agung, Kecamatan Pacitan dan Kecamatan Arjosari. 

Berdasarkan hasil analisis tersebut (peta potensi banjir diDAS Grindalu), untuk mengurangi resiko banjir, Endang menyarankan dilakukan perbaikan di daerah hulu yang sangat rentan pasokan banjir dan daerah hilir yang sangat rentan kebanjiran seperti di  Kecamatan Pacitan, Arjosari dan Kebon agung.***

 

Informasi Lebih Lanjut:

Balai Litbang Teknologi Pengelolaan DAS (Balitek DAS)

Website : http://dassolo.litbang.menlhk.go.id

Jl. Jend. A. Yani Pabelan Kotak Pos 295, Surakarta 57012, Telp.  0271 - 716709, Fax.   0271 – 716959

Penulis : Tim website