Dientry oleh Author - 11 January, 2018 - 1628 klik
Balitek KSDA Dukung Rencana Pembangunan Suaka Orang Utan yang Tidak Dapat Dilepasliarkan di Alam Bebas

Balitek KSDA (Kenangan, 10/01/18)_Dalam semangat berkontribusi terhadap konservasi satwa liar, Yayasan Arsari Djojohadikusomo (YAD) berencana membangun suaka Orang Utan yang tidak dapat dilepasliarkan di alam bebas. Terdapat dua pilihan lokasi rencana pembangunan tersebut yaitu Pulau Benawa dan area konsesi PT. ITCI Kartika Utama KM 41. Hal ini disampaikan perwakilan YAD, Anton Lukman di acara Diskusi dan Tukar Pikiran untuk Masukan Program Konservasi Alam dan Satwa Liar pada 19-20 Desember 2017 di PT ITCI Kartika Utama.

“Perlu adanya Roadmap seperti Rencana Kerja Tahunan dalam mambangun suaka Orang Utan. Selain itu, Balitek (BP2TKSDA) dan YAD bisa saling mendukung dalam hal upaya konservasi satwa liar, khususnya suaka Orang Utan di Lokasi PT. ITCIKU mengingat lokasi tersebut sangat terjangkau dengan lokasi Balitek KSDA di Samboja,” kata Ahmad Gadang Pamungkas, Kepala BP2TKSDA, pada saat diskusi di hari kedua Lokakarya Rencana Pembangunan Suaka Orangutan, sebagai bentuk dukungannya.

Sebelumnya, pada hari pertama, peserta diberi pengarahan dan penjelasan singkat oleh Dr. Ishak Yassir, peneliti dari BP2TKSDA Samboja tentang dua lokasi rencana kegiatan pembangunan suaka orangutan di KM 41 area konsesi PT. ITCI-KU dan Pulau Benawa secara langsung di lapangan. Dari kunjungan ini diharapkan para peserta, terutama para pakar konservasi orang utan dapat memberi penilaian dan saran terhadap kedua lokasi tersebut.

Pada hari kedua, Drh. Amir  Ma’ruf M. Hum. memaparkan hasil kajian persepsi masyarakat terhadap rencana pembangunan suaka orang utan di Pulau Benawa. Dalam presentasinya, peneliti BP2TKSDA itu menyampaikan bahwa secara umum masyarakat 5 Kelurahan/Desa yaitu Kelurahan Maridan; Kelurahan Pemaluan; Desa Telemow; Desa Binuang dan Desa Pantai Lango, menyetujui rencana pembangunan suaka orangutan di Pulau Benawa Besar. Apalagi kegiatan tersebut juga dapat disinergikan dengan kegiatan ekowisata yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Acara diskusi ini dibuka oleh Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Timur, Bapak Ir. Sunandar. Acara diskusi  ini dihadiri oleh narasumber yang sudah lama bergelut dengan konservasi Orang Utan yaitu Dr. Sri Suci Utami Atmoko (UNAS), Dr. Aldrianto (BOS-F/FORINA), Dr. Rondang Siregar (UI), Dr. Yaya Riyadin (Univ. Mulawarman), Dr. Signe Preuschoft (Yayasan Jejak Pulang), Hardi Baktiantoro (COP), Mapasalle dan Hamsuri (Forum Peduli Teluk Balikpapan).

Selain para pakar, hadir juga narasumber dari pemerintah pusat yaitu perwakilan Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati (KKH) Ibu Desi Satya, Kepala Balai Penelitian Pengembangan Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam (BP2TKSDA), Dinas Lingkungan Hidup Kab. Penajam Paser Utara, Lurah Maridan, Kepala Desa Telemow, Kepala Desa Binuang, dan Kepala Adat Maridan.

 Selain itu, para pakar seperti Dr. Aldrianto dan Dr. Sri Suci Atmoko memberi apresiasi atas inisiatif YAD dan PT. ITCIKU untuk membangun suaka bagi orang utan yang tidak dapat dilepasliarkan kembali ke habitat alaminya dengan alasan tertentu. Kedua pakar tersebut juga memberi masukan bahwa perlu adanya kajian lebih lanjut terhadap kedua lokasi tersebut, baik dari vegetasi, pasang surut air laut di Pulau Benawa, dan kajian perilaku orang utan yang akan di tempatkan di suaka tersebut.***ULFA&IKE

Penulis : ULFA & IKE