Dientry oleh Author - 17 January, 2018 - 1232 klik
Hadiri Festival Iklim, Menteri Terkait Apresiasi KLHK atas Capaian Pengendalian Perubahan Iklim

BLI (Jakarta, 16/01/2018)_Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Ditjen Pengendalian Perubahan Iklim menyelenggarakan Festival Iklim 2018 di Manggala Wanabakti, Jakarta 16 – 17 Januari 2018. Terasa spesial, acara bertema “Tiga Tahun Capaian Pengendalian Perubahan Iklim” ini dihadiri beberapa Menteri Kabinet Kerja. 

Pada kesempatan ini, empat menteri yang hadir ditambah tiga menteri lainnya melalui rekaman video menyampaikan apresiasi terhadap KLHK atas capaiannya dalam pengendalian perubahan iklim dengan berkoordinasi dengan berbagai sektor terkait. Tujuh menteri tersebut juga menyampaikan kemajuan implementasi Paris Agreement dari masing-masing sektor yang dipimpinnya. 

Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto menyampaikan kemajuan sektor industri hijau dalam tiga tahun terakhir yang mampu menyumbang penghematan energi setara 2,8 trilyun pertahun, dan penghematan air setara 96 milyar pertahun, dari 34 perusahaan di industri semen, pupuk, besi baja, keramik, pulp, kertas, gula dan tekstil. 

“Kemenperin juga sudah membuat pedoman teknis dalam penurunan emisi di pabrik semen dan sistem pelaporan GRK yang terintegrasi dengan Sinas. Ini dilakukan untuk penghematan energi,” kata Airlangga. Dengan demikian, industri berkembang mempunyai daya saing dalam hal sustainable lingkungan. 

Sementara dari sektor energi telah menyumbang penggunaan bauran energi yang berasal dari energi baru terbarukan (EBT), sebanyak lebih dari 12 persen, dari target 23% penggunaan energi EBT pada tahun 2025. Hal ini disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan. 

“Saat ini kami telah memfasilitasi penerangan empat lampu bagi 1.000 desa dan sambungan listrik untuk handphone, dengan tenaga solar (home solar system), secara gratis. Komitmen ini akan kami jaga dengan satu catatan, tarif listrik masih terjangkau masyarakat. Kami juga berkoordinasi dengan pihak terkait dalam mendukung kemampuan rakyat untuk membeli listrik,” kata Jonan. 

Sebagai bentuk pengurangan emisi, Ignasius juga menghimbau penggunaan pipa dalam pemanfatan gas, dan agar masyarakat dapat menggunakan BBM dengan standar emisi yang lebih baik yaitu euro 5, serta harapan pengurangan/pembebasan pajak bagi kendaraan listrik.  

Salah satu wujud nyata pengurangan emisi di Indonesia, yaitu dari pengurangan asap kebakaran hutan dan lahan selama tahun 2017. Terkait hal ini, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo menyampaikan, pihaknya bersama KLHK dan sektor swasta perkebunan, telah membentuk desa mandiri peduli api. “Berkat kerjasama ini, karhutla sudah mulai berkurang,” katanya. 

Sementara Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro, menghimbau agar masyarakat mendukung upaya Pemerintah dalam menangani perubahan iklim, seperti mengurangi penggunaan listrik, meningkatkan transportasi publik, dan meningkatkan penggunaan produk-produk ramah lingkungan, serta penerapan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle). 

Tiga menteri lainnya yang menyampaikan apresiasinya melalui rekaman video, yaitu Menteri Luar Negeri, Retno L. P. Marsudi; Menteri Keuangan, Sri Mulyani; dan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman. Ketiga menteri tersebut sepakat bahwa perubahan iklim merupakan tantangan dan tanggung jawab semua pihak.  

“Perubahan iklim juga merupakan peluang sebagai gaya hidup baru, industri baru, energi baru terbarukan, yang dapat menopang kehidupan masyarakat lebih baik, namun tetap menjaga iklim global agar tidak meningkat. Dan agar masyarakat tidak terpengaruh negatif dari perubahan iklim, kita perlu mengkampanyekan gaya hidup sustainability (keberlanjutan) dan ramah lingkungan,” pesan Menkeu Sri Mulyani. 

Dukungan terhadap KLHK juga disampaikan oleh Mentan Amran Sulaiman. “Kami juga menghimbau seluruh jajaran agar mendukung upaya kerja keras KLHK. Dalam rangka memitigasi dampak perubahan iklim, kami juga membangun embung, sumur dangkal, normalisasi sungai, agar air tersedia sepanjang tahun, untuk keperluan peternakan dan hortikultura, dan juga untuk mendukung upaya pemadaman karhutla di kawasan perkebunan,” jelas Mentan Amran. 

Sebagai upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan, kepada para petani, Mentan Amran menghimbau untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar lahan. “Mari kita bersama-sama dukung upaya penurunan emisi GRK ini, karena ini bukan tugas KLHK saja, melainkan tugas kita bersama,” pesan Mentan Amran. 

Sebelumnya, saat membuka acara, Menteri LHK, Siti Nurbaya mengatakan sudah banyak capaian Indonesia dalam menghadapi dampak perubahan iklim. Capaian-capaian ini juga berkat dukungan dari kepemimpinan eksekutif para Menteri sektor terkait. 

“Kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan berkontribusi terhadap target pencapaian penurunan emisi GRK, sebagai implementasi Paris Agreement,” kata Menteri Siti Nurbaya.***RH