Dientry oleh Rizda Hutagalung - 23 January, 2018 - 1118 klik
Bersih Bisa Kok, Kampanye Bebas Sampah dari KLHK

Jakarta, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Minggu, 21 Januari 2018. Masih dalam rangkaian peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2018, KLHK mendeklarasikan gerakan 3 bulan bebas sampah pada Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di sekitar Bundaran Hotel Indonesia Minggu (21/1/2018). Tahun ini, HPSN diperingati dengan cara berbeda. Jika tahun-tahun sebelumnya hanya diperingati serentak selama satu hari saja pada tanggal 21 Februari, maka tahun ini KLHK menginisiasi gerakan 3 bulan bebas sampah.
 
Melalui gerakan 3 bulan bebas sampah ini, KLHK mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk membuat lingkungan di sekitarnya bersih dari sampah. Menteri LHK juga telah membuat surat edaran Nomor: SE.1/MenLHK/PSLB3/PLB.0/1/2018 tentang kerjasama untuk peningkatan penanganan sampah kepada seluruh Gubernur, Bupati dan Walikota agar berperan aktif bersama masyarakat menyukseskan gerakan 3 bulan bebas sampah ini.
 
Hadir dalam deklarasi ini, mewakili Menteri LHK, Direktur Jenderal Penegakan Hukum LHK, Rasio Ridho Sani. Pria yang akrab disapa Roy ini mengingatkan tentang tragedi longsornya tempat pembuangan akhir sampah di Leuwigajah, Jawa Barat tanggal 21 Februari 2005 silam. Saat itu lebih dari 150 orang meninggal dunia tertimbun longsor yang bermaterikan sampah. “Sangat penting bagi kita agar peristiwa tragedi Leuwigajah tidak terulang kembali. Mari kita mulai sayangi bumi kita, bersihkan dari sampah.”, ajak Roy.
 
Sekretaris Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah Limbah Bahan Beracun Berbahaya, Ade Palguna sedikit menyinggung tentang pelaksanaan HBKB di Jakarta. Menurutnya, Perda mengenai HBKB yang dikeluarkan oleh Pemprov DKI Jakarta agar dikembalikan kepada marwahnya. HBKB memiliki tujuan untuk memperbaiki kualitas udara di Jakarta. Namun saat ini, pada saat berlakunya HBKB, banyak pedagang kaki lima yang berjualan secara acak-acakan. Banyaknya pedagang kaki lima yang tidak teratur menimbulkan sampah yang berserakan dimana-mana. Oleh karena itu Ade mengharapkan agar para pedagang kaki lima ini ketika HBKB berlangsung, dapat ditempatkan pada satu titik.
 
KLHK juga sangat mendukung komunitas-komunitas yang bergerak dalam bidang pengelolaan sampah. Menurut hematnya, jika pemerintah yang berada di depan, tidak banyak dampak yang terasa. Berbeda jika komunitas-komunitas ini yang bergerak di depan, dampaknya sangat signifikan karena mereka bersentuhan langsung dengan masyarakat. “Pemerintah terus mendukung komunitas agar dapat bekerja lebih baik lagi dalam pengelolaan sampah.”, ujar Ade.
 
Hadir juga mewakili Gubernur DKI Jakarta, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Isnawa Adji yang mengajak seluruh warga DKI untuk memungut sampah di sekitarnya dan membuangnya ke tempat sampah. “Sehari saja, DKI Jakarta menghasilkan sekitar 7.000 ton sampah.”, papar Isnawa. Pihaknya pada tahun 2018 ini menargetkan setiap RW memiliki bank sampah. Adanya bank sampah ini diharapkan dapat menjadikan sampah sebagai salah satu sumber pendapatan masyarakat.
 
HPSN 2018 ini mengambil tema ‘Sayangi Bumi, Bersihkan dari Sampah’. Menggunakan tagar #BersihBisaKok, KLHK ingin gerakan 3 bulan bebas sampah ini juga diketahui oleh warganet di Indonesia. Menteri LHK telah mendeklarasikan gerakan ini pada Sabtu malam (20/1/2018), di Jakarta.
 
Selama waktu 3 bulan dari tanggal 21 Januari hingga 21 April 2018 tersebut akan diisi dengan kegiatan roadshow sosialisasi pengelolaan sampah di beberapa kota besar di Indonesia. Puncaknya pada tanggal 22 April 2018 yang bertepatan dengan Hari Bumi akan dilihat hasil gerakan ini. Permasalahan sampah bisa teratasi dengan perubahan perilaku individu. Mengubah kebiasan agar tidak membuang sampah sembarangan, mulai memilah sampah dimulai dari sampah rumah tangga, dan menegur siapa saja yang membuang sampah sembarangan. Dengan adanya gerakan ini, KLHK optimis bahwa bersih bisa kok.(*)
 
Sumber: http://ppid.menlhk.go.id/siaran_pers/browse/1008
Penulis : PPID