Dientry oleh Rizda Hutagalung - 31 January, 2018 - 1103 klik
BP2LHK Aek Nauli Lakukan Ujicoba Penanaman Kurma Hasil Kultur Jaringan

BP2LHK Aek Nauli (Aek Nauli, 29/01/2018)_Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Aek Nauli melakukan ujicoba penanaman kurma hasil kultur jaringan di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Aek Nauli, Jumat (26/01). Pada penanaman ini, Kepala BP2LHK Aek Nauli, Pratiara, S.Hut, M.Si menyatakan bahwa tujuan dari ujicoba penanaman varietas ini adalah untuk kesesuaian lahan di Daerah Tangkapan Air (DTA) Danau Toba.

“Kita berharap tanaman kurma ini menjadi salah satu solusi rehabilitasi dan solusi ketahanan pangan nasional Indonesia,” kata Pratiara. “Kita harapkan dalam 6 sampai 7 tahun lagi, tanaman kurma ini bisa memberikan solusi yang positif terhadap dua permasalahan nasional Indonesia tersebut,” sambungnya.

Lebih lanjut Pratiara mengatakan bahwa kita perlu berkontribusi dalam mensupport ketahanan pangan nasional. Dari areal tutupan lahan hutan kita yang sangat luas masih banyak terdapat lahan kritis yang bisa dimanfaatkan, terutama seluas 23 ribu hektar di sekitar DTA Danau Toba yang sampai hari ini masih terbuka dan kritis.

“Oleh karena itu, BP2LHK Aek Nauli akan mencoba menanam jenis yang dapat menghasilkan ketahanan pangan untuk nasional,” ungkap Pratiara.

Pada kesempatan ini juga, Pratiara menjelaskan dasar pemilihan tanaman kurma ini adalah dengan pertimbangan bahwa secara fisiologi, kurma dapat tumbuh di daerah ekstrim seperti timur tengah, oleh karena itu diharapkan juga dengan kekritisan Danau Toba tanaman kurma ini bisa beradaptasi.

“Dengan adaptasi yang baik kita harapkan tanaman ini menjadi salah satu solusi rehabilitasi dan ketahanan pangan kita di masa depan. BP2LHK Aek Nauli untuk Danau Toba,” kata Pratiara menambahkan.

“Menanamlah selalu walaupun besok akan kiamat, tidak mesti kita yang menikmatinya tapi bisa dinikmati oleh generasi kita berikutnya dan makhluk hidup yang lain di sekitar kita. Ini merupakan salah satu pahala bagi kita semua. Mari kita menanam” tutup Pratiara.

Pada kesempatan yang sama, salah satu peneliti madya yang bertugas di BP2LHK Aek Nauli, Asep Sukmana, SP, M.Sc, mengatakan bahwa sebagai peneliti pada sebuah institusi penelitian, sudah seharusnya ikut ambil andil dalam mendukung ketahanan pangan di sekitar Danau Toba.

“Kurma dapat berhasil tumbuh di beberapa daerah sekitar BP2LHK Aek Nauli seperti Siantar dan di Hotel Patra Jasa Parapat, akan tetapi sumber bibit kurma tersebut masih belum diketahui atau jenis sembarang. Oleh karena itu, sebagai institusi penelitian, kami ingin mencoba menanam kurma dengan sumber bibit yang jelas dan teruji, yaitu dari hasil kultur jaringan,” kata Asep.

Asep menjelaskan, tantangan riset disini adalah dengan mencoba menanam jenis kurma ini di KHDTK Aek Nauli yang memiliki ketinggian sekitar 1200 mdpl. Jika berhasil, jenis ini dapat menjadi alternatif rehabilitasi lahan Danau Toba dan ketahanan pangan.

“Dengan adanya ketahanan pangan jenis ini, diharapkan dapat mengurangi jumlah impor buah kurma ke depannya. Disamping itu, kurma juga ditanam sebagai pelengkap koleksi tanaman pada Arboretum Aek Nauli,” tambah Asep.

Penanaman 8 batang kurma sebagai ujicoba kesesuaian jenis dan penambah koleksi arboretum Aek Nauli ini diikuti oleh beberapa orang perwakilan pejabat struktural, ketua kelti, peneliti dan teknisi lingkup BP2LHK Aek Nauli.***Hrs

Penulis : Alharis Muslim