Dientry oleh Rizda Hutagalung - 08 February, 2018 - 1156 klik
Menteri Siti Ajak Masyarakat Pantau Langsung Titik Api

Nomor: SP. 068/HUMAS/PP/HMS.3/02/2018
 
Jakarta, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rabu, 7 Februari 2018. Salah satu indikator deteksi dini kebakaran hutan dan lahan (karhutla) adalah hotspot (titik api). Data hotspot yang bersumber dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) ini menjadi acuan untuk publik. Data hotspot tersebut dapat diakses dengan mudah melalui website sistem monitoring KLHK yaitu http://sipongi.menlhk.go.id atau aplikasi “Sipongi – Laporan Titik Panas” yang dapat diunduh melalui gawai android.
 
Melalui media inilah, masyarakat dapat memantau langsung perkembangan hotspot di seluruh wilayah Indonesia, khususnya yang berada pada lokasi-lokasi rawan karhutla. Hal ini juga dilakukan oleh Menteri LHK, Siti Nurbaya yang secara rutin memantau perkembangan hotspot melalui teknologi aplikasi dari smartphone android yang dimilikinya.
 
“Berdasarkan data pantauan Posko Pengendalian Karhutla KLHK, selama Januari 2018, terdapat 33 hotspot. Meskipun jumlah ini lebih rendah dibandingkan tahun 2017 sebanyak 101 titik, dan tahun 2016 sebanyak 199 titik. Walaupun lebih kecil, tapi tetap harus diwaspadai," tegasnya.
 
Secara khusus, Siti Nurbaya memantau kondisi hotspot di Provinsi Riau, karena hampir setiap tahun pada periode Februari selalu terjadi Karhutla. Selain itu, ia meminta jajarannya agar memberi perhatian penuh terhadap perbedaan musim di setiap wilayah Indonesia.
 
"Kalau Riau pada Februari diwaspadai kemudian Kalbar juga termasuk cepat antara Maret atau April musim kemaraunya. Yang agak aneh dari dulu Riau dari Februari akhir sampai Maret tinggi hotspot-nya. Karena itu kami awasi terus," ungkapnya.
 
Langkah ini merupakan bagian dari deteksi dini yang dilakukan KLHK, antara lain di Provinsi Riau, Jambi, Sumatera Selatan dan Kalimantan.
 
"Kami terus mewaspadai, tidak boleh berhenti. Tanggal 2 Februari kemarin juga masih ada api di perbatasan Riau dan Sumut, kemudian perbatasan Riau dan Sumbar," tuturnya saat menghadiri Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Karhutla di Istana Negara, Jakarta (06/02/2018).
 
Rakornas Pengendalian Karhutla ini dibuka oleh Presiden Joko Widodo. Dalam kesempatan ini, Presiden mengapresiasi kinerja Satgas Karhutla yang terdiri dari berbagai elemen termasuk TNI, Polri, Manggala Agni KLHK dan Pemerintah Daerah untuk pencegahan dan pemadaman titik api di berbagai daerah. Sebagaimana diketahui pada tahun 2016 dan 2017, Indonesia telah berhasil mengatasi Karhutla, dan mencegah terjadinya bencana asap secara nasional seperti tahun 2015 dan tahun-tahun sebelumnya.
 
Presiden juga meminta agar para petugas di tingkat tapak dapat serius dalam melakukan pengendalian karhutla, sebagaimana disampaikan langsung kepada Panglima Kodam, Kapolda, Danrem, Dandim dan Kapolres. Hal ini juga disambut baik oleh Siti Nurbaya. 
 
“Saya senang sekali pada acara tadi Bapak Presiden juga langsung menyapa Dandim, Kapolres, jadi langsung ke tingkat lapangan. Itu saya kira disentuh dan dirasakan langsung oleh unit kerja yang terdepan. Kalau sudah Dandim dan Kapolres itu langsung ke Babinsa dan Babinkamtibmasnya. Tentu saja hal-hal teknis tetap menjadi tanggung jawab KLHK, BMKG, dan BNPB. Mudah-mudahan 2018 ini semakin baik," ujar Siti Nurbaya optimis. (*)
 
Penanggung jawab berita:
Kepala Biro Humas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,
Djati Witjaksono Hadi 081375633330
 
Sumber: http://ppid.menlhk.go.id/siaran_pers/browse/1042
Penulis : PPID