SEKILAS INFO
- Strategi Media Sosial BP2TSTH dalam Penyebaran Informasi Litbang – Baca Selanjutnya
- FORDA Survey – Baca Selanjutnya
- Laporan Kinerja BLI Tahun 2017 (informasi pelaksanaan kegiatan di BLI) – Baca Selanjutnya
- Berbagai Potensi dan Peluang Penelitian bagi Mahasiswa di BP2LHK Aek Nauli – Baca Selanjutnya
- Mengubah Limbah Kayu Hutan Rawa Gambut Bekas Kebakaran Menjadi Arang Kompos dan Cuka Kayu – Baca Selanjutnya
- PUI 2018, Balitek DAS akan Bersinergi dengan B2P2BPTH Yogyakarta – Baca Selanjutnya
Dientry oleh
Rizda Hutagalung -
14 February, 2018 -
797 klik
Manggala Agni Cegah Meluasnya Karhutla di SM Rawa Singkil
Nomor: SP. 078/HUMAS/PP/HMS.3/02/2018
Jakarta, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rabu, 14 Februari 2017. Antisipasi dini terhadap meluasnya kebakaran hutan dan lahan (karhutla), juga dilaksanakan di kawasan konservasi. Hal ini disampaikan Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, KLHK, Raffles B. Panjaitan.
"Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK, Manggala Agni bersama para petugas Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) dibantu oleh personil TNI, POLRI dengan sigap melakukan upaya pemadaman pada wilayah-wilayah yang terjadi karhutla. Manggala Agni akan berjuang melakukan pemadaman agar api jangan sampai meluas", tegasnya.
Sebagaimana di Provinsi Aceh, pemadaman dilakukan petugas BKSDA Aceh, Seksi Wilayah II Subulussalam bersama Polsek Trumoni, pada lahan masyarakat yang merambat ke Suaka Margasatwa (SM) Rawa Singkil (13/02/2018).
Peristiwa ini diketahui berdasarkan hasil pengecekan lokasi kebakaran seluas luas ± 10 ha, di SM Rawa Singkil, pada Desa Sinebok Jaya, Kecamatan Trumon, Kabupaten Aceh Selatan. Sebanyak 15 personel BKSDA Aceh, satu unit mobil pemadam, satu unit mobil monilog/ angkut personil, pompa air portabel, dan didukung beberapa peralatan tangan, dikerahkan dalam pemadaman tersebut.
Sementara pantauan Posko Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK pada Selasa (13/02/2018) pukul 20.00 WIB, mencatat terdapat dua titik hotspot yang terpantau satelit NOAA19, satu titik di Provinsi Sulawesi Tengah, dan satu titik di Provinsi Sulawesi Selatan. Satelit TERRA-AQUA (NASA) menunjukan tujuh titik hotspot, satu titik di Provinsi Riau, dan enam titik di Provinsi Kalimantan Barat
Sampai dengan 13 Februari 2018, pantauan Satelit NOAA19 mencatat jumlah hotspot sebanyak 87 titik di seluruh wilayah Indonesia. Sedangkan pada periode yang sama tahun 2017 jumlah hotspot sebanyak 143 titik. Terdapat penurunan jumlah hotspot sebanyak 56 titik atau 39,16 %.(*)
Penanggung jawab berita:
Kepala Biro Humas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,
Djati Witjaksono Hadi – 081375633330
Sumber: http://ppid.menlhk.go.id/siaran_pers/browse/1052