Dientry oleh Rizda Hutagalung - 16 February, 2018 - 1190 klik
Pengembangan Ekowisata Sebagai Masa Depan Pembangunan LHK

Nomor : SP. 082/HUMAS/PP/HMS.3/02/2018
 
Jakarta, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Jum’at, 16 Februari 2018. Pengembangan pemanfaatan jasa lingkungan merupakan target pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan ke depan, khususnya di bidang wisata alam (ekowisata). Hal ini disampaikan oleh Kepala Biro Hubungan Masyarakat (Humas) KLHK, Djati Witjaksono Hadi, saat berdialog dengan para komunitas lingkungan di Bogor (14-15/02/2018).
 
Berbalutkan tema ‘Rainy Camp : Accoustic Music and Film Festival’, sejumlah perwakilan berbagai komunitas hadir dalam acara yang digelar di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Pancar, Provinsi Jawa Barat. Ditambahkan Djati, pengembangan wisata alam di kawasan konservasi tetap diiringi dengan upaya perlindungan dan rehabilitasi di kawasan yang sudah terdegradasi. “Kami (KLHK) juga terus berkoordinasi aktif dengan instansi terkait bidang pariwisata”, tuturnya.
 
Hal ini juga dibenarkan oleh Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat, Sustyo Iriyono. Ia menyampaikan, meskipun masih ditemukan beberapa kendala dalam pelaksanaannya, jasa lingkungan wisata alam masih menjadi potensi besar bagi kawasan konservasi di Jawa Barat, sehingga pihaknya akan terus melakukan pengembangan-pengembangan.
 
Dalam kegiatan yang berlangsung sejak 14 Februari hingga 15 Februari ini, para peserta mengikuti agenda Ngobrol Pintar (Ngopi) bersama para tokoh, dan Nonton Bareng (Nobar) film-film bertemakan lingkungan, selain merasakan keindahan kawasan TWA Gunung Pancar, dan bermalam di tenda (camping). 
 
Apipudin, perwakilan komunitas Raptor Indonesia, merasa senang dapat mengikuti kegiatan ini. Sebagai komunitas pemerhati satwa liar elang, ia menjelaskan bahwa programnya tidak hanya tentang mengurus elang, tetapi juga pemberdayaan masyarakat. 
 
“Kami juga bekerjasama dengan Taman Nasional (TN), dan setiap tahunnya itu ada pengkaderan atau kader konservasi. Jadi lebih kepada sosialisasi bagaimana cara menjaga alam, karena jika alamnya tidak dijaga maka alampun tidak akan terjaga”, ujarnya. 
 
Kepedulian terhadap kebersihan lingkungan juga disampaikan oleh Nusantari dari Trashbag Indonesia. Sebagai komunitas yang aktif melakukan kegiatan bersih sampah di gunung, Nusantari kerap mengajak publik untuk ikut serta melakukan aksi bersih sampah saaat berwisata di alam.
 
Bergerak dalam bidang yang sama, Andi Sudirman, perwakilan Komunitas Peduli Ciliwung, juga menuturkan, komunitasnya terus melakukan aksi bersih sampah di Sungai Ciliwung, serta monitoring terhadap tinggi muka air di Bendungan Katulampa Bogor, sebagai antisipasi potensi banjir. 
 
Sementara Sugeng dari komunitas Bike To Work Indonesia, menyampaikan harapannya agar KLHK dapat terus mendorong terwujudnya hutan kota, untuk mendukung penyediaan udara bersih dan pengurangan polusi. Tidak ketinggalan, ia juga mengajak para peserta untuk dapat mengurangi kemacetan di kota dengan menggunakan alat transportasi sepeda.
 
Selain Tim Komunikasi KLHK, turut hadir dalam acara ini, tokoh pemberdayaan masyarakat di TN Gunung Ciremai, Ufik Miftahurrohman, praktisi media Islaminur Pampesa, dan perwakilan Koalisi Pejalan Kaki, komunitas pendongeng.(*)
 
Penanggung jawab berita:
Kepala Biro Humas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,
Djati Witjaksono Hadi – 0813756333
 
Sumber: http://ppid.menlhk.go.id/siaran_pers/browse/1056
Penulis : PPID