Dientry oleh Rizda Hutagalung - 23 February, 2018 - 1009 klik
KLHK Tingkatkan Kapasitas Pengendalian Karhutla Masyarakat

Nomor: SP. 097/HUMAS/PP/HMS.3/02/2018
 
Jakarta, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kamis, 22 Februari 2018. KLHK kembali membentuk Masyarakat Peduli Api (MPA) di wilayah kerja Manggala Agni Daops Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat. Selaras dengan Arahan Presiden RI pada Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan di Istana Negara tanggal 6 Februari 2018 lalu, pembentukan MPA ini bertujuan untuk meningkatkan peran dan keterlibatan masyarakat dalam pengendalian karhutla.
 
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 21-22 Februari 2018 yang terbagi menjadi dua lokasi di Kecamatan Rasau Jaya. Lokasi pertama pembentukan dan pelatihan kelompok MPA dilakukan di Desa Rasau Jaya III dengan peserta berasal dari Desa Rasau Jaya III dan Rasau Jaya I. Sedangkan lokasi kedua di Desa Bintang Mas dengan peserta berasal dari Desa Pematang Tujuh dan Bintang Mas 2.
 
“Pembentukan kelompok MPA diawali dengan pembekalan teknis yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, dengan menitikberatkan pada penguatan kelembagaan MPA, komitmen dan pengenalan sarana prasarana dalkarhutla sederhana serta upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim,” ujar Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK, Raffles B. Panjaitan dalam sambutannya yang dibacakan oleh Kepala Seksi MPA, Dendy Wisnuhamidaharisakti.
 
Pelatihan dalkarhutla terhadap masyarakat melalui pembentukan MPA merupakan salah satu langkah antisipasi. Disamping itu, dengan pengetahuan upaya-upaya pencegahan dan pengendalian karhutla yang dimiliki MPA dapat membantu tugas Manggala Agni di lapangan. Mereka juga disiapkan untuk terlibat dalam melakukan patroli terpadu untuk mencegah adanya oknum yang melakukan pembakaran.
 
Kepala Daops Manggala Agni Pontianak, Sahat Irawan Manik, menambahkan bahwa MPA adalah sekelompok masyarakat yang dibentuk untuk melakukan upaya pencegahan serta peningkatan peran serta dalam penanggulangan kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di tingkat tapak atau wilayah kerja desa.
 
Acara pembentukan MPA ini juga dihadiri oleh perwakilan Camat Rasau Jaya, Nasution Usman. Usman menyampaikan bahwa pembentukan dan pelatihan MPA ini merupakan langkah lanjutan untuk mengatasi masalah asap dengan melibatkan masyarakat. Diharapkan masyarakat menjadi lebih peduli terhadap ancaman yang merusak ekosistem seperti kejadian kebakaran hutan dan lahan.
 
“Saya berharap masyarakat yang telah dilatih bisa menularkan ilmunya kepada masyarakat lainnya sehingga upaya pencegahan karhutla lebih optimal dan kejadian karhutla bisa diminimalisir,” pesan Usman.
 
Pada kesempatan terpisah, Kepala Balai PPIKHL Wilayah Kalimantan, Jhony Santoso menyampaikan apresiasi atas upaya yang sudah dilakukan oleh para pihak dalam mencegah dan menangani Karhutla. 
 
Keterlibatan dan kolaborasi semua pihak, baik pemerintah, swasta, dan masyarakat mutlak diperlukan agar upaya pencegahan dan deteksi dini karhutla dapat maksimal
 
Sementara itu, pantauan Posko Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK pada Rabu (21/02/2018) pukul 20.00 WIB, mencatat 10 hotspot yang terpantau satelit NOAA-19, yang tersebar di Provinsi Kalimantan Timur (1 titik), Riau (5 titik), Kepulauan Riau (2 titik), Sumatera Utara (1 titik), dan Sulawesi Selatan (1 titik). Sementara Satelit TERRA-AQUA (NASA mencatat delapan hotspot, yang tersebar di kepulauan Riau (1 titik), Riau (6 titik), dan Sumatera Utara (1 titik).
 
Penanggung jawab berita:
Kepala Biro Humas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,
Djati Witjaksono Hadi – 081375633330
 
 
Penulis : PPID