- Strategi Media Sosial BP2TSTH dalam Penyebaran Informasi Litbang – Baca Selanjutnya
- FORDA Survey – Baca Selanjutnya
- Laporan Kinerja BLI Tahun 2017 (informasi pelaksanaan kegiatan di BLI) – Baca Selanjutnya
- Berbagai Potensi dan Peluang Penelitian bagi Mahasiswa di BP2LHK Aek Nauli – Baca Selanjutnya
- Mengubah Limbah Kayu Hutan Rawa Gambut Bekas Kebakaran Menjadi Arang Kompos dan Cuka Kayu – Baca Selanjutnya
- PUI 2018, Balitek DAS akan Bersinergi dengan B2P2BPTH Yogyakarta – Baca Selanjutnya
Dientry oleh
Rizda Hutagalung -
26 February, 2018 -
1012 klik
Hotspot Menurun, Semua Pihak Harus Tetap Siaga
Nomor : SP. 099/HUMAS/PP/HMS.3/02/2018
Jakarta, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Jum'at, 23 Februari 2018. Jumlah hotspot semakin menurun di minggu ketiga Februari ini, dibanding sepekan yang lalu, berdasarkan pantauan Posko Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK, Rabu pukul 20.00 WIB (22/02/2018). Satelit NOAA-19 mencatat lima titik, yang tersebar di Provinsi Riau (3 titik), Kepulauan Riau (1 titik), dan Sumatera Barat (1 titik). Sementara Satelit TERRA-AQUA (NASA) mencatat tiga titik, yaitu di Provinsi Kepulauan Riau, Kalimantan Tengah, dan Sulawesi Selatan.
“Berkat kerja keras Manggala Agni bersama para pihak yang tergabung dalam satgas pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di daerah, beberapa titik api yang muncul di Riau, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah, mulai menunjukkan penurunan”, terang Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, KLHK, Raffles B. Panjaitan.
Menurut Raffles, hal ini juga tidak terlepas dari dukungan Pemerintah daerah dalam menetapkan status siaga darurat, untuk penanganan lebih cepat, tepat dan terpadu, seiring dengan peningkatan hotspot sebelumnya.
“Pasca 2015, penanganan karhutla sudah bergeser pada penanganan pasca krisis, dan lebih mengedepankan upaya-upaya pencegahan”, tutur Raffles dalam Seminar Nasional Penanggulangan Karhutla dan Bencana Asap di Palangkaraya, Kalimantan Tengah (22/02/2018).
“Selain itu, arah kebijakan, strategi dan rencana aksi pencegahan karhutla, perlu dilakukan oleh berbagai pihak secara terintegrasi sebagaimana dalam Grand Desain Pencegahan Karhutla 2017-2018, yang telah disusun bersama Bappenas, Kemenko Perekonomian dan KLHK”, tegasnya.
Sementara itu, KLHK juga terus memperkuat kapasitas pengendalian karhutla, sumber daya manusia, dan sarana prasarana di unit-unit pengelolaan kawasan hutan atau lahan, maupun yang berbasis masyarakat di tingkat tapak. Adapun Raffles mengharapkan, agar Manggala Agni tetap siaga di wilayah-wilayah rawan karhutla.
“Menurunnya hotspot di tiga provinsi pada fase rawan awal tahun ini, semoga dapat dilalui dan tidak membuat para pihak lengah dalam menghadapi bulan-bulan ke depan di tahun 2018”, pungkas Raffles. (*)
Penanggung jawab berita:
Kepala Biro Humas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,
Djati Witjaksono Hadi – 081375633330
Sumber: http://ppid.menlhk.go.id/siaran_pers/browse/1073