Dientry oleh Rizda Hutagalung - 28 February, 2018 - 755 klik
Bahas Pengelolaan Hutan, BP2LHK Aek Nauli Diskusi dengan Pejabat Lintas Lembaga/Instansi

BP2LHK Aek Nauli (Aek Nauli, Februari 2018)_Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Aek Nauli mengadakan diskusi dan sharing mengenai pengelolaan hutan, Jumat (23/02). Diskusi yang dihadiri oleh pejabat struktural BP2LHK Aek Nauli dan para peneliti ini dilaksanakan bersama dengan para pejabat Eselon I dan Eselon II lintas lembaga/instansi.

Peserta diskusi yang hadir, antara lain Ir. Hery Abdul Azis, M.Eng (Staf Ahli Menteri Kominfo Bidang Teknologi), dr. Ria Nofida (Kepala Dinas PPKB Prov. Sumut), Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd (Ketua Umum PB PGRI), Ir Virgoyanti, M.Si (Kepala Bappeda Kab. Lebak, Banten), Dra. Sri Tantri A, M.Sc (Direktur Adaptasi Perubahan Iklim Ditjen PPI), Dr. Hary Supriadi, SH., MH (Kepala Bapelitda Kab Banjar), dan Dr. Ir. Dwi Sudharto, MSi (Kepala Pusat Litbang Hasil Hutan BLI).

Diskusi dan sharing pengelolaan hutan ini dibuka oleh Ir. Dwi Sudharto selaku pembina UPT BP2LHK Aek Nauli. Dwi memiliki harapan yang besar terhadap BP2LHK Aek Nauli untuk dapat memberikan solusi dalam penghijauan Danau Toba. Hasil penelitian dan pengembangan tanaman macadamia yang dilakukan BP2LHK Aek Nauli dapat membawa berkah terhadap Danau Toba. Tidak hanya sebagai tanaman RHL pada lahan kritis di DTA Danau Toba, kacang macadamia juga harus dapat dijadikan oleh-oleh khas danau toba.

Pemaparan potensi BP2LHK Aek Nauli dilakukan oleh Pratiara, S.Hut., M.Si, Kepala Balai BP2LHK Aek Nauli. Pemaparan yang dilakukan meliputi profil litbang BP2LHK Aek Nauli serta hasil-hasil penelitian seperti kemenyan dan produk turunannya, kapur barus, macadamia, dan lainnya. Tidak lupa juga mengenalkan tugas litbang, posisi strategis, pengenalan KHDTK yang ada, potensi flora dan fauna Aek Nauli, serta ditutup dengan penjelasan mengenai SBSN.

Peserta diskusi memberikan respon yang baik terhadap penjelasan yang dipaparkan Pratiara. Banyak pertanyaan yang muncul baik dari segi potensi yang terdapat di Aek Nauli, satwa, sampai kepada produk-produk turunan yang dihasilkan oleh BP2LHK Aek Nauli.

“Luar Biasa. Saya orang Sumatera Utara baru tahu di Aek Nauli terdapat banyak sekali jenis anggrek. Kita perlu melakukan kegiataan sosialisasi mengenai potensi Aek Nauli,” kata dr. Ria Nofida, dokter yang terkenal hobi mengoleksi anggrek dan kantong semar. Dia percaya bahwa terdapat kurang lebih 200 jenis anggrek di kawasan Aek Nauli.

Harapan Ria dapat membuat taman konservasi anggrek di Aek Nauli. Tidak hanya taman konservasi tumbuhan anggrek, dibarengi dengan taman konservasi kantong semar akan sangat baik untuk mendatangkan para peneliti berkunjung ke Aek Nauli. Harapannya bisa melakukan espedisi, pembuatan taman konservasi dan mengajarkan tentang angrek bahkan sampai kepada pohon-pohon yang menjadi wadahnya di kawasan Aek Nauli.

Selain itu Ketum PB PGRI, Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd juga menyampaikan pendapatnya tentang potensi yang terdapat di Aek Nauli. Dalam kesempatan yang sama beliau menyatakan perlu tim ahli yang betul-betul mengetahui produk-produk yang terdapat di Aek Nauli. Tetap menciptakan inovasi-inovasi yang ada dan dituntut adanya keterbukaan.

“Banyak sekali hal yang bisa kita sampaikan ke luar. Sebenarnya produk-produk ini bisa kita boomingkan dan bisa didisplay melalui produk digital. Pemboomingan produk ini pasti akan mengundang berbagai negara untuk berkunjung ke tempat ini,” kata Unifah.

Peserta diskusi lainnya, Ir. Virgoyanti, M.Si mengucapkan rasa terimakasihnya kepada Dwi yang telah membawa rombongan ke BP2LHK Aek Nauli. Virgo mendapatkan banyak sekali informasi mengenai KHDTK dan pengelolaan hutan yang telah menghasilkan produk-produk yang sangat bermanfaat bagi masyarakat. Hal ini dapat dijadikan contoh pengelolaan hutan, terlebih untuk pengelolaan hutan bagi masyarakat adat yang berada di Banten agar dapat terarah.

Selain diskusi dan sharing, Pratiara berserta tim BP2LHK Aek Nauli juga mengajak para peserta diskusi untuk melihat secara langsung potensi yang terdapat di Aek Nauli. Pengenalan pohon Kemenyan dan teknik pemanenan hingga pada penjelasan peneliti BP2LHK Aek Nauli tetang parfum kemenyan. Tak ketinggalan, pengenalan budidaya lebah madu dan teknik pemanenan yang dibarengi dengan pencicipan secara langsung madu sarang.

Selain itu, peserta juga meninjau kegiatan penanaman pohon macadamia di kawasan arboretum BP2LHK Aek Nauli dan wisata Aek Nauli Elephant Conservation Camp (ANECC). Kegiatan ditutup dengan pemberian cinderamata bagi para peserta diskusi yang hadir.***

Penulis : Tim website